Bab 3

16 4 5
                                    

   Pada saat dikelas pun mereka ramai dibicarakan orang orang, karena untuk pertama kalinya Olivia berbicara dengan anak lain, bahkan mereka duduk satu bangku.

"Ih, kok Olivia mau ya ngobrol sama Hanan, aku sih mau ngobrol sama Oliv tapi takut sumpah!" kata nia,

   Nia adalah salah satu orang yang juga mengidolakan Olivia, dapat satu kelas dengan Olivia sangat membuatnya kegirangan, walaupun tidak ada interaksi sama sekali, tapi Nia sangat menghargai perjuangan Olivia agar mencapai titik ini.

"Iya sama, kamu pikir aku ga. Tapi syukur deh, akhirnya Oliv bisa punya teman. Bukannya aku gak mau berteman lagi sama dia, tapi kan kamu tau Oliv yang menjauh," ucap seorang gadis menjawab.

"Iya aku tau kok Vio, bukannya kamu yang menjauh tapi dia, yang sabar ya. Aku yakin kok dia ada alasannya ngejauhin kamu," kata Nia dengan penuh yakin

   Alea Violetta, seorang gadis cantik keturunan Indonesia - Belanda, yang mempunyai tinggi 168 cm dan berat badan 50kg membuat tubuhnya sangat ideal untuk sebutan wanita cantik. Tingginya yang tidak terlalu membuat Vio terlihat sangat lucu, dengan sedikit warna pink dirambutnya membuat kesan lebih lucu. Rambutnya yang pendek membuat semua orang histeris dengan melihatnya.

**Flashback **

   Vio adalah sahabat Olivia dari SMP, mereka sengaja masuk ke SMA yang sama agar selalu bersama namun, karena suatu hal yang Vio juga tidak tau Olivia pergi menjauh dari Vio.

   Dulu Olivia adalah seorang gadis cantik yang sangat periang, namun ada suatu hal yang merubahnya menjadi seperti sekarang. Sialnya, perubahan itu terjadi saat dia dikelas sepuluh, membuat dirinya dilihat sebagai anak introvert. Vio menjadi saksi bisu perjuangan Olivia untuk bangkit, bangkit dari masa terburuknya. Dan memutuskan untuk masuk di SMA favorit, yaitu SMA Tunas Bangsa.

"Vio, aku mau ikut OSIS aja deh, siapa tau dengan aku ketemu banyak orang aku jadi bisa lebih cepet bangkitnya,"ucap Olivia

"Aku dukung apapun yang kamu mau, tapi inget kondisi kamu yaa, kamu udah ga kayak dulu lagi. Jadi, jangan cape cape ya," ucap Vio mengingatkan

"Iya makasih ya Vio," ucap Olivia

   Olivia memutuskan untuk mengikuti tes wawancara OSIS berharap bisa bangkit mungkin dengan berkumpul bersama orang lain. Olivia sangat pintar, dia selalu dapat pujian,  "Air sungai yang tenang, menghanyutkan" mungkin adalah pepatah paling cocok untuk Olivia, dia mampu menjadi wakil ketua OSIS dalam waktu 3 bulan bergabung dengan OSIS.

   Kepintaran, kecantikan, prestasi, semua orang terus memujinya. Tapi Olivia terus merasa hampa. Karena , tidak ada satu pun yang bertanya padanya "apakah kau baik baik saja Oliv?" Melainkan terus memaksa "kamu harus jadi ini Oliv, kamu harus ikut ini Oliv" tanpa ada satupun orang yang peduli, atau paling tidak sekedar menanyakan keadaannya.

   Tanpa ada yang tau tentang keadaannya dibalik keberhasilannya, dia terus memasang topeng didepan keluarganya. Tapi, hanya didepan seseorang dia benar-benar bisa menceritakan keluh kesahnya, melupakan semua emosinya.

** Flashback end **

   Saat pulang sekolah, Olivia segera keluar area sekolah dengan naik taxi, dia sudah tidak kuat menahannya sendiri, dia ingin bercerita dengan seseorang, dengan lelaki yang disayanginya. Segala tekanan dan beban yang menimpa pundaknya, sudah begitu berat.

   Olivia sampai di pemakaman umum dan segera menuju ke makam yang akan dia tuju.

"Assalamualaikum, galih. Kamu apa kabar? Kamu pasti udah bahagia ya disana? Maaf ya aku dari dulu cuma bisa jadi beban untuk kamu. Tapi aku hari ini udah gak kuat galih, entah kenapa aku selalu merasakan sesak yang sangat dalam, hingga rasanya aku tidak bisa bernafas,"kata Olivia, matanya sudah digenangi air.

"Aku sendiri Galih , meskipun banyak yang selalu membantuku, menyukai aku, tapi aku tetap rasa hampa Galih . Mereka hanya kagum sesaat, tidak ada yang benar-benar menyayangi aku tulus, tanpa memandang apapun dari aku. Aku tau mama sama papah sayangnya tulus. Tapi, mereka gaada saat aku benar-benar terpuruk Galih , aku rindu kamu Galih . Aku tau perkataanku mungkin akan membuat kamu sedih, atau membebani kamu. Gapapa Galih, Kamu yang tenang ya disana, kamu harus bahagia. Aku akan coba bangkit lagi biar kamu ga sedih dan khawatirin aku. Aku, cuma lagi muak aja sama hidup ini,"lanjut Olivia, satu air mata berhasil jatuh ke tanah

"Yaudah aku pamit ya, udah kelamaan. Bye Galih, Assalamu'alaikum," pamit Olivia

"Ammar?, lu ngapain disini?" tanya Olivia

"Lu juga ngapain? Kalo gua mau jenguk temen gua disini," kata Zacky

"Gua juga jenguk temen gua, Galih namanya," terang Olivia

"Galih? Lu kenal sama Galih?" tanya Zacky

"Iya dia mantan pacar gua, dia pasti meninggal karena gua kan Mar? Maaf waktu itu gua ga bisa datang kepemakamannya karena gua harus keluar negeri," jelas Olivia

"Tunggu sebentar, gua sapa Galih dulu abis itu lu ikut gua. Galih titipin sesuatu buat lu," jelas Zacky

   Setelah Zacky menyapa galih dan berdoa bersama, dia lekas membawa Olivia ke mobilnya dan mereka pun berangkat ke sebuah kediaman yang sangat megah, bahkan mungkin lebih pantas dibilang istana. Ya, itu adalah kediaman Zacky. Zacky membawa Olivia ke rumahnya karena ada sesuatu yang mau ditunjukkan Zacky ke Olivia.

****

   Sesampainya di kediaman Zacky, Zacky memberikan sebuah kotak dengan gembok melingkar, tapi Zacky segera memberikan kuncinya

"Sekarang lu buka, gua penasaran. Tapi, Galih bilang gaada yang boleh buka selain pacarnya, Olivia. Trus Galih juga bilang lu harus tenang dulu," kata Zacky menenangkan

"Iya gua udah tenang kok, yaudah gua buka ya?"kata Olivia

   Air mata Olivia pecah, pertahanannya hancur saat melihat apa yang ada di kotak itu. Dia melihat sebuah kotak cincin dan secarik kertas.

 "Hai cantik, ini hadiah yang mau aku kasih ke kamu Liv, sebelum kamu pergi ke Australia, tapi kamu pergi mendadak banget. Tapi aku bersyukur Liv kalau kamu ambil ini kamu pasti jadi bahan omongan orang kalau kamu tuh ditinggal mati sama tunangannya. Kamu heran ya kenapa aku bisa nulis ini, ya karena aku tau Liv badan aku udah gak kuat. Maaf ya Liv aku udah gabisa bertahan lagi. Kamu harus kuat ya. Dan lu cukurukuk, gua titip cewek gua ya Zac. Dia emang sedikit rese, apalagi dia ga pernah jaga pula makan. Pokoknya gua titip dia ya Zac, gua mohon, ini  permintaan terakhir gua Zac. Thanks ya untuk semuanya Oliv, Zac. Bye Assalamu'alaikum!" kata kata dalam kertas itu bagai belati yang menusuk Olivia

   Olivia menangis? Jelas Olivia menangis. Dia menangis sejadi jadinya, dia histeris dia sedih dia hanya ingin melampiaskan sesak di dadanya. Dia memukul dadanya yang terasa sangat sesak. Dengan cekatan Zacky menepikan tang Olivia dari dadanya.

"Oliv, hey. Kamu ga baca Galih mau kamu bahagia, dia ga mau lihat orang yang dia sayangi menderita atas kepergiannya Liv," tenang Zacky

"Aku cape Mar, jujur aku bener-bener cape nahan semua sesak yang ada. Aku cuma mau balik kayak dulu Mar, " kata Olivia tanpa memberhentikan tangisnyaa

"Aku tau, kita semua tau kita juga terpukul Liv, tapi yakin deh kalo kamu mau ikhlas pasti dimudahin sama yang kuasa Liv," kata Zacky menenangkan Oliv

"Kamu baca kan Liv tadi, Galih titipin kamu sama aku, bisa abis aku Liv kalo dia liat kamu lagi kayak gini. Aku mohon ya bangkit lagi, kalo bukan karena kamu aku mohon bangkit karena Galih ya," lanjut Zacky

"Sekarang kita pulang ya, aku anterin kamu pulang, oke?, Kamu udah makan blom?. Kita makan yu!" ajak Zacky

MINGGUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang