KHILAF

10.1K 112 0
                                    

"Lucinda, hentikan!" tegur Hendra Ketika Lucinda membalikkan tubuhnya membelakangi Hendra untuk menggesekkan bokongnya ke area kejantanan Hendra. Perempuan yang masih berumur 22 itu membimbing tangan Hendra untuk meremas payudara miliknya.

Beberapa menit yang lalu, Hendra baru saja selesai mengosongkan kantung kemihnya. Ketika membuka pintu, didapatinya Lucinda sudah menunggu di luar toilet pria itu dan mendorongnya Kembali ke dalam.

Hendra bukan tipe pria hidung belang, ia setia dan sangat mencintai istrinya. Ia tidak seperti rekan-rekan kerjanya yang lain yang walaupun sudah menikah, masih saja gemar menggoda para rekan kerja Wanita lain. Namun jika ada Wanita agresif yang mendobrak pertahanannya seperti ini, naluri kelelakiannya seperti ditarik paksa untuk keluar. Bagaikan magnet dengan kedua kutub berbeda yang saling Tarik-menarik.

Sejak pertama kali Lucinda masuk ke perusahaan itu, ia memang selalu terang-terangan menggoda Hendra. Hendra tak pernah sekali pun menanggapinya. Tapi hari ini sepertinya Wanita itu jadi semakin gila.

Hendra seolah tak bisa bergerak Ketika semerbak wangi dari rambut Lucinda semakin membangkitkan sesuatu dari dalam dirinya. Torpedonya kini telah menegang sempurna.

"Lucinda, kau tak tahu apa akibat dari perbuatanmu ini!" katanya berbisik, tangannya tak bergerak namun masih menempel pada payudara yang cukup besar itu.

"Luci ingin tahu apa akibatnya pak" kata Lucinda dengan suara yang manja, menghilangkan akal sehat Hendra serta menghipnotisnya. Untungnya semua rekan kerja mereka telah pulang dan tinggal mereka berdua saja yang ada di tempat ini.

Lalu, tak butuh waktu yang lama, pakaian yang mereka kenakan telah berserakan di atas lantai toilet yang sempit itu.

Hendra duduk di atas toilet duduk dan Lucinda berada di pangkuannya. Kontolnya amblas masuk ke dalam vagina Lucinda. Seketika ia heran melihat vagina Lucinda tak mengeluarkan darah. Wanita muda itu ternyata sudah tak perawan lagi.

Lucinda mulai bergerak naik turun sehingga payudaranya yang menggantung bebas berayun-ayun di hadapan wajah Hendra.

Hendra tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Kapan lagi ia bisa menikmati payudara yang ukurannya jauh lebih besar dari payudara milik istrinya itu.

Setelah ini aku akan langsung bertaubat dan aku berjanji tidak akan melakukannya lagi, tekad Hendra dalam hati. Lalu ia mulai menjulurkan lidahnya pada payudara Lucinda dan menjelajahinya. Lidahnya menggelitik puting susu Lucinda.

Lucinda pun mendesah.

"sshhh... ahhh pak, memutar! Memutar! Yaahh benar..seperti ituhh oohh" katanya dan malah semakin liar saja menaik turunkan tubuhnya di atas pangkuan Hendra

"ohhh..Lucihh, bapak..tidak bawahh..pengaman" kata Hendra yang terengah di Tengah gempuran vagina Lucinda yang terus-menerus menggenjot kontolnya.

"keluarkan di luar saja pak..atau..kalau tidak..jangan sampai keluar..ahhh" Lucinda meraih kepala Hendra dan mulai mencium bibirnya.

Bagaimana mungkin? Batin Hendra dalam hati.

Makin lama genjotan Lucinda makin cepat. Toilet yang sepi itu pun kini dipenuhi suara kedua kemaluan mereka yang saling beradu. Dan justru suara-suara seperti itulah yang semakin membangkitkan gairah keduanya.

Hendra semakin tak karuan dibuatnya. Di satu sisi ia menikmati, namun di sisi lain ia juga harus berhenti. Bahaya kalau sampai ia ejakulasi di dalam Rahim Wanita yang sedang ada di pangkuannya itu.

Aku harus berhenti sekarang juga, batin Hendra.

Tapi..ini nikmat sekali! Batinnya lagi.

Tapi aku harus berhenti..

Tapi ini nikmat sekali..

Terjadi perang batin dalam dirinya.

Setelah agak lama, Hendra mulai merasakan perasaan ingin kencing yang khas.

"ahh..wuci..stoffhh! Bapwak wauu..keyuay!" kata Hendra tak jelas karena bibirnya Tengah dilumati Wanita itu.

Hendra mengangkat tubuh Lucinda berusaha mengeluarkan kontolnya namun Lucinda tampaknya enggan untuk bangkit.

Gawat! Batinnya lagi Ketika dirasa kontolnya seperti sedang berejakulasi.

Dengan kedua tangan berototnya, Hendra mengangkat tubuh Lucinda mengeluarkan kontolnya yang ternyata memang sudah setengahnya memuntahkan cairan kejantanannya itu.

Crot crot crooot!

Setengah sisanya lagi mengalir melumuri kontolnya yang berdenyut-denyut.

Menjebak Pak Hendra 🔞 [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang