ANCAMAN

7.1K 106 0
                                    

Pikirannya sedang menerawang jauh ketika tiba-tiba sepasang tangan memijat-mijat kedua pundaknya. Mata Hendra langsung terbuka dan beberapa lembar laporan sudah menunggu di atas meja kerjanya untuk ia tandatangani.

"ughh Bayu.. kamu memang paling jago kalau memijat" kata Hendra menikmati pijatan Bayu, bawahannya.

"sambil ditandatangan pak, saya lagi ditunggu bu Asti nih" kata Bayu dengan suara kemayunya.

Bayu menghentikan pijatannya hendak membantu atasannya itu mengambilkan pulpen. Namun belum sampai tangan Bayu pada pulpen yang ada di sisi meja yang cukup jauh itu, tangan Hendra sudah menangkapnya dan meletakkannya kembali ke atas pundaknya.

"sebentar saja Bayu, bapak yang akan tanggung jawab kalau bu Asti sampai marah-marah" kata Hendra lalu menutup wajahnya dengan kedua belah telapak tangannya yang menangkup.

Di belakangnya, Bayu berdebar lantaran tangannya digenggam oleh Hendra barang sebentar tadi. Gejolak dalam dirinya Kembali membangkitkan Hasrat gilanya akan pria pujaan yang kini ada di hadapannya itu. Ia menggigit bibir bawahnya sambil memandang Pundak Hendra yang lebar.

Lambat laun pijatannya mulai melemah dan berganti menjadi usapan-usapan menggelikan yang menjalar pada punggung dan leher Hendra. Hendra jadi geli dibuatnya.

Merasa heran, ia berbalik sebentar pada Bayu dan melihat Bayu sedang menatapnya dengan tatapan yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Hal itu menimbulkan suatu perasaan yang membuat Hendra merinding.

Dengan perlahan ia menjauhkan tubuhnya dari tangan Bayu yang hampir menyentuh bagian depan tubuhnya. Terburu-buru ia menandatangani laporan yang dibawa Bayu tadi dan langsung menyerahkannya pada Bayu.

"nah sudah" kata Hendra sambil berdiri menghadap Bayu, menghindar dari tangan-tangan penuh nafsu Bayu. Disodorkannya kertas laporan itu padanya.

Bayu meraih bukan pada kertas laporannya, tapi pada tangan Hendra dan menggenggamnya. Matanya jelalatan melihat ke arah dada Hendra yang dibalut kemeja putih.

Hendra berusaha melepaskan tangannya namun genggangam tangan Bayu semakin kuat.

"Pak, pak Hendra suka push-up ya?" kata Bayu sambil meletakkan tangannya ke dada Hendra hampir seperti menepuk. Puk! Terasa otot dada Hendra yang keras namun empuk itu di tangan Bayu.

Dengan refleks, Hendra menepis tangan Bayu dari dadanya dengan satu tangannya yang bebas.

"bapak tidak punya banyak waktu untuk mengobrol. Cepat serahkan laporan ini ke bu Asti" kata Hendra sambil melepaskan tangannya dan berhasil. Ia berbalik dan Kembali duduk menghadap meja kerjanya.

"lho? Tadi kan bapak mau Bayu pijatkan?" kata Bayu sambil mulai memijit Kembali Pundak Hendra.

"tidak. Bapak sudah tidak capek lagi" kata Hendra lalu menepis lagi kedua tangan Bayu.

Bayu terdiam untuk beberapa saat.

"pak, Bayu ingin bicara" katanya kemudian.

"bicara apa? Bukannya kamu sedang ditunggu bu Asti?" kata Hendra, enggan melihat ke arah Bayu.

"bapak...mau aku service?" kata Bayu setengah berbisik ke telinga kiri Hendra.

"apa maksudmu?" tanya Hendra keheranan, kini ia mulai takut pada Bayu yang biasanya selalu ia jadikan bahan candaan itu.

"pak Hendra..." kata Bayu seperti ragu akan apa yang hendak diucapkannya itu. "aku...aku suka pak Hendra"

Hendra bergidik. Ia terenyak oleh perkataan Bayu barusan. Namun kemudian ia memutuskan untuk berpura-pura naif.

"Bayu. Aduh..bapak sedang banyak kerjaan. Nanti lagi bercandanya"

"Bayu gak bercanda pak. Bayu serius. Bayu suka pak Hendra sudah dari dulu sekali." kata Bayu sambil memegang lengan Hendra.

"Kamu ini laki-laki. Kok bisa kamu suka sama saya?" kata Hendra keheranan sambil melepaskan lengannya dari sentuhan Bayu.

"siapa yang gak suka pak Hendra? Pak Hendra ganteng. Pak Hendra gagah. Badan bapak bagus. Aku suka bapak" kata Bayu memuji-muji yang justru membuat Hendra merasa risih dan jijik.

"bapak juga suka kan sama Bayu?" lanjut Bayu lagi.

"Bayu, omonganmu semakin ngelantur, jangan sampai ada orang lain yang dengar, bapak bisa malu!"

"jangan munafik!" teriak Bayu.

Hendra antara kaget dan khawatir teriakan Bayu barusan terdengar sampai keluar ruangan.

"bapak kan suka peluk-peluk aku!" kata Bayu mulai memelankan lagi suaranya. "Di ruangan istirahat waktu Bayu lagi cuci piring! Bapak meluk aku dari belakang! Di parkiran juga waktu itu!"

Hendra mencoba mencerna perkataan Bayu barusan. Lalu ia menepuk jidatnya sendiri.

"astaga Bayu...kamu tahu sendiri kan bapak orangnya suka bercanda?"

"Terus kalau cuma bercanda kenapa cara bicara bapak ke aku lemah lembut tidak seperti kepada teman-teman lelaki yang lain?"

Hendra tidak tahu harus berkata apa.

"Cukup Bayu. Jangan pernah bahas-bahas ini lagi. Bapak pusing" katanya sembari berjalan menuju pintu meninggalkan Bayu yang terdiam.

"saya tahu apa yang bapak lakukan dengan Lucinda" kata Bayu tiba-tiba.

Seketika Langkah Hendra tertahan. Dadanya berdegup kencang.

"apa kamu bilang?" katanya sambil berbalik.

Lalu Bayu mengeluarkan HP nya, mencari-cari sesuatu di dalam perangkatnya lalu menekan tombol play. Dihadapkannya layar HP itu ke hadapan wajah Hendra.

Di dalam layar seukuran telapak tangan itu, ada video dirinya dan Lucinda yang sedang berhubungan badan di dalam toilet tempo hari.

Seketika mata Hendra membulat seakan mau lepas dari tempatnya. Bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana bisa Bayu memasang kamera disana? Batin Hendra.

"Bayu! Yang kamu lakukan ini termasuk perbuatan kriminal! Bapak bisa laporkan kamu ke polisi!"

"yah, silahkan saja bapak mau laporkan. Tapi sebelum itu terjadi, Bayu akan sebarkan video ini ke semua teman kantor, semua orang yang bapak kenal, dan yang paling utama tentu saja istri bapak" kata Bayu balik menantang.

Hendra merebut HP itu dari tangan Bayu.

"Bayu sudah punya salinan videonya dimana-mana" kata Bayu dengan tenang dan mengambil Kembali HP nya dan memasukkannya ke dalam sakunya Kembali.

"kalau bapak mau jaga rumah tangga dan nama baik bapak, malam ini bapak harus datang ke kostan Bayu. Bayu mau kasih bapak kenikmatan" kata Bayu dengan berbisik ke telinga Hendra lalu pergi meninggalkan ruangan itu.

Menjebak Pak Hendra 🔞 [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang