Felix memasuki rumah kecilnya dia langsung menuju ke kamarnya, ia memandangi isi kamarnya hingga matanya berhenti pada foto-foto poraloid yang dijepit pada tali yang dibentangkan di dinding meja belajarnya, dia juga melihat beberapa aksesoris dan boneka-boneka yang diberikan kekasihnya selama ini tersusun rapi di rak, terlalu banyak barang pemberian dari mereka dalam kamar Felix.
Felix mendekat ke foto-foto itu dia memandangi satu persatu, foto itu adalah foto-foto saat mereka berkencan, semuanya lengkap disana, mereka terlihat bahagia dalam foto itu dan memang benar mereka bahagia saat mengambil gambar itu.
Felix mengambil kardus yang cukup besar dari atas lemarinya, dia merakitnya lalu mencopot foto-foto itu lalu memasukkannya ke dalam box, dia juga memasukkan semua boneka kecil-kecil juga aksesoris yang ada di rak sampingnya, juga mengambil kantong plastik besar dan memasukkan sepatu, dan pakaian yang diberikan mantan-mantan kekasihnya, dia akan mendonasikan itu daripada dibuang di tempat sampah.
Felix sudah tidak bisa lagi menyimpan semua barang itu, sekarang mereka bukan lagi miliknya.
"Terima kasih untuk kenangan indah yang kalian berikan selama ini, dan inilah akhir kita, aku tidak membenci kalian tapi aku sangat kecewa dan sakit, semoga kita tidak pernah bertemu lagi, meskipun itu tidak mungkin" Felix mengucapkan itu sambil menghapus air matanya yang keluar.
Felix membuang kardus besar itu di samping tempat sampah dan dia juga sudah menghubungi orang yang menjemput pakaian yang akan dia sumbangkan, tidak lama menunggu mereka datang dan sedikit terkejut saat membuka barang-barang yang Felix donasikan karena rata-rata adalah barang-barang dengan harga yang cukup tinggi.
Felix masuk kembali ke rumahnya, dia duduk di ruang tengah ia mencoba menenangkan hatinya yang masih terasa sakit, ia akan mencoba mengatur hidupnya kembali.
Beberapa saat kemudian Felix mendengar pintunya di ketuk dari luar, Felix berdiri dari duduknya dan menuju ke pintu untuk membukakan sang tamu pintu.
Saat membuka pintu disana ada kakak sepupu dari Hiyyih dan Wooyoung yang saat itu mereka berbicara dengan di restoran.
Memandang orang di depannya, entah kenapa mata Felix kembali berkaca-kaca hingga meneteskan airnya.
"Kau tidak mempersilahkan Hyung masuk?" Suaranya begitu lembut dan terdengar penuh kasih sayang.
"Silahkan masuk Hyung, maaf rumahnya sedikit berantakan" ujar Felix.
"Tidak apa-apa, ini bahkan sangat rapi menurut Hyung"
"Apa Hyung mau minum?"
"Tidak perlu" tolaknya dengan lembut.
"Ada apa Hyung datang ke sini?" Tanya Felix.
"Menjemputmu sayang, Papa dan Daddy menunggumu, mereka sebenarnya sudah lama ingin menemuimu tapi Hyung melarangnya karena Hyung tahu kau belum siap, Hyung juga sudah melakukan tes DNA dan hasilnya positif"
"K-kau adik Hyung yang diculik, adik kecil Hyung yang sangat cantik" akhirnya Jooheon tidak bisa menahan tangisannya, dia merentangkan tangannya supaya Felix memeluknya dan benar saja adik kecilnya yang sudah lama terpisah dari mereka itu segera masuk dalam dekapannya.
Park Jooheon anak sulung dari Park Chanyeol dan Park Seokjin, ia memiliki dua adik Park Yongbok dan Park Jaeyun, namun suatu ketika kejadian besar menimpa keluarga mereka, di kediaman mereka mengalami penyerang oleh orang yang yang tida menyukai keluarga mereka, memang mereka memilikinya karena keluarga mereka juga memiliki keterkaitan dengan dunia bawah, atas kejadian itu Chanyeol tertembak dan harus di rawat beberapa bulan di rumah sakit sedangkan Park Yongbok anak kedua keluarga mereka dibawa pergi karena saat itu Yongbok sedang di ruang tengah saat orang-orang itu memasuki rumah mereka, untungnya Jaeyun berada di rumah bibinya hari itu.