19.arti perjuangan

62 2 0
                                    

Bentar lagi end







Di Eropa, vano sudah bangun, pagi ini matahari mendukung moodnya untuk beraktivitas. Selama sebulan ini ia tidak bekerja terlebih dahulu,ia di suruh Jovan untuk belajar bahasa Eropa walaupun di sana kebanyakan menggunakan bahasa Inggris,tetapi tetap saja vano juga membutuhkan bahasa eropa agar bisa berinteraksi dengan warga Eropa lokal.dan itu ditemani Erland.

Vano memasuki kamar mandi melakukan ritual paginya.
Tidak berselang lama, ia keluar dengan pakaian rumahan tetapi terlihat mewah dan elegan.

Vano mengambil handphonenya di nakas lalu melihat jam "pasti kak sela udah tidur" iya di Eropa dan Indonesia berbeda sembilan jam, misalnya di Eropa jam enam pagi, maka di Indonesia jam sembilan malam.

Vano memasukkan hp nya ke dalam saku celana lalu keluar dari kamarnya. Saat baru menginjak lantai luar yang berada di depan pintu, tatapan vano melihat seenggok makhluk yang juga sedang menatapnya.

Erland menutup pintunya terlebih dahulu lalu menghampiri vano yang menatapnya "udah sarapan lo?"

Vano menggeleng"belum, Lo sendiri?"

Erland juga menggeleng "belum juga, bareng aja udah"

"Tunggu" vano menghentikan langkahnya diikuti dengan Erland yang melemparkan pandangan heran ke arahnya.

"Paan sih bangsat!"

"Sejak kapan kita akrab"

Erland mendengus kesal "nggak guna banget pertanyaan lo, kalo nggak mau sarapan Sono balik ke kamar" ucapnya lalu menuruni tangga.

Vano hanya mengedikan bahu acuh lalu menyusul Erland untuk sarapan.
Di meja makan sudah ada Jovan yang menatap kedua makhluk yang baru datang itu dengan datar.

"Kelamaan"

"Lah, kenapa Daddy nungguin kita?"

"Tadi papah kamu telfon, katanya kalo makan harus bareng bareng"

Erland menganggukkan kepala sambil membentuk mulut serupa huruf 'o'.

Mereka makan dengan khidmat tanpa mengeluarkan sepatah katapun, tau sendiri lah Jovan.



-£(£&£6£+£(£

Berbeda dengan vano, sela di Indonesia sedang terbaring di kasur sambil menatap langit-langit kamarnya yang bernuansa terang. Tidak ada rasa kantuk sama sekali pada dirinya.

"Vano kok nggak nelfon ya" sela tidak tahu bahwa hp vano sedang di pegang oleh daddy-nya yang membuat vano tertekan setengah mati.

Arta masuk tanpa salam, ke dalam kamar sela. Dia menghela nafas panjang lalu menghampiri putrinya yang sedang terduduk melamun di atas ranjang.

"Sayang, kamu kenapa?" Pertanyaan Arta hanya di jawab gelengan kecil dari sela.

"Mmm, kangen vano?" Sela mengangguk.

"Yang sabar ya. Ngelihat kisah kamu sekarang papah jadi inget sama perjuangan Daddy kamu dulu"

"Emang Daddy kenapa pah?"

"Daddy perjuangin hubungannya sama papah. Mau papah ceritain?" Sela mengangguk semangat.

"Mungkin kamu berpikir kalo tantangan yang Daddy kasi buat vano adalah tantangan berat yang misahin dia sama kamu. Di mata Daddy papah itu hal kecil, Daddy kamu ngalamin hal yang jauh lebih berat dari pada ini. Dulu kakek punya bisnis dan itu bukan sembarang bisnis, kakek adalah seorang mafia, pengelola pasar gelap"

MINE [On Going] GIRLS LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang