part 18

165 20 0
                                    

Felix dan Jooheon memasuki restoran saat mereka sampai mereka asik mengobrol dan tertawa kecil lalu berhenti saat mereka akan berpisah karena Felix yang akan ke dapur dan Jooheon yang akan ke ruangannya.

Namun sebelum mereka berpisah, mereka berdua kembali melihat semua karyawan karena merasa aneh tidak mendengar suara Wooyoung.

Jooheon melihat semua karyawannya satu-satu namun dia tak melihat Wooyoung, padahal sang sepupu berangkat awal tadi.

"Apa Wooyoungi belum datang?" Tanya Felix pada karyawan yang menjaga di depan kasir.

"Belum Lix"

"Hyung, bukannya tadi Uyong berangkat lebih awal?" Bingung Felix entah kenapa dia merasa khawatir dengan sang sepupu.

"Tunggu Hyung akan menghubunginya" ujar Jooheon lalu menghubungi kontak Wooyoung.

Tiga kali Jooheon mencoba namun tidak diangkat membuat Felix semakin khawatir.

"Apa dia tidak jadi datang" ujar Jooheon.

"Tapi Hyung, tadi Uyong terlihat sangat excited untuk bekerja, dan dia bukan orang yang tiba-tiba moodnya bisa berubah dalam sekejap" jawab Felix.

"Aku akan mencoba menghubunginya lagi, mungkin tadi dia tak mendengar atau mendengar panggilan Hyung" ujar Felix mengambil ponselnya namun dia bingung karena nomor Wooyoung sudah tidak aktif padahal baru beberapa saat yang lalu Jooheon menelpon dan masih tersambung.

"Hyung nomornya tidak aktif, dan entah mengapa aku merasa khawatir padanya" ujar Felix gusar.

"Kita tunggu saja, siapa tahu dia memiliki urusan mendadak dan bisa saja ponselnya habis daya" ujar Jooheon.

Setelah itu mereka menuju ke tempat masing-masing dan tentunya Felix menuju ke dapur untuk mengambil pesanan, walau masih lumayan pagi tapi sudah ada pengunjung .

Felix yang hendak mengantar minuman menghela napas saat melihat ketujuh pengganggu masuk ke dalam restoran, Felix hanya bertanya-tanya apakah mereka tidak bekerja atau melakukan hal lain untuk apa mereka ke restoran.

Seperti biasa mereka duduk di meja yang selalu mereka tempati dan memesan menu dan tentunya mereka meminta agar Felix yang mengantarkan seperti biasanya.

Beberapa saat mereka menunggu sambil berbincang akhirnya pesanan mereka datang dan tentu saja mereka langsung menghentikan pembicaraan mereka dan lebih memilih melihat Felix yang datang dengan pesanan mereka, Felix sendiri hanya diam melayani seperti melayani pengunjung lain.

"Apa kamu tidak lelah harus bekerja seperti ini?" Tanya Chan namun diabaikan oleh Felix.

"Mulai hari ini jika kau pulang harus dengan salah satu dengan kami." Ujar Seungmin yang menghentikan pergerakan Felix untuk sesaat.

"Untuk apa, aku bisa pulang dengan hyungku atau dengan transportasi umum, bermimpi saja aku akan dengan kalian" ujar Felix tidak setuju.

Mereka hanya tersenyum dengan ucapan judes Felix lalu Jeongin menggeser kursinya sedikit dekat dengan Felix dan meraih pinggang si manis.

"Baiklah kalau kau menolak maka kami akan menciummu sampai pingsan sekarang juga" ujar Jeongin.

Dia sebenarnya sadar kalau cara ini seperti bajing tapi tidak ada cara lain untuk menjinakkannya kucing liar yang sangat keras kepala mereka selain cara ini, jadi biarlah dia jadi bajingan sekalian.

Felix sangat kesal dengan ucapan Jeongin, dia bisa saja menolak namun dia juga takut mereka nekat dan benar-benar menciumnya di tempat ini. Apalagi saat melihat mereka bertujuh Felix melihat tidak ada keraguan di mata mereka jadi pasti ancaman itu nyata.

Changed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang