Musim gugur yang ke-17 bagi Orter Madl,
diperpustaan kota yang barusaja dibuka..ia mencari gadis pujaan hatinya
__________
"Apa? Pertunangan?", Orter mengerutkan sebelah alisnya. Kebingungan dan keterkejutan kentara pada wajah rupawan miliknya.
Ia adalah remaja 17 tahun yang bahkan belum lulus sekolah, apakah secepat ini ia akan menikah.
Orter meletakkan cangkir teh diatas meja. Ia membetulkan posisi duduknya pertanda ia serius.
"Berikan aku alasan mengapa aku harus melakukannya?", sambil membenarkan posisi kacamatanya yang melonggar, Orter menatap lurus kedua orang tuanya.
"Tanah pelabuhan, mereka menjanjikan akan memberikan tanah pelabuhan atas untuk kira. Kau taukan banyak yang bisa dilakukan dengan menguasai jalur distribusi. Kebetulan keluarga Crown sedang dalam masa kritis, mereka bangkrut dan reputasi mereka sebagai keluarga bangsawan memburuk", tuan Madl menjelaskan dengan terperinci.
Orter sekali lagi membenarkan posisi kacamatanya, namun kali ini ia hanya menatap sang ayah.
"Karna itu aku harus menikahi anak perempuan mereka, selain memberi bantuan keuangan, dengan menikahiku..reputasi mereka akan kembali membaik"
Tuan Madl tersenyum penuh bangga atas putranya yang cepat tanggap itu.
"Itu benar. Karna itu kau akan ditunangkan dengan putri pertamanya. Kau tidak perlu khawatir tentang itu, ayah sudah bertemu dengan tuan Crown dan ia bilang putrinya adalah seorang yang penurut"
Orter meneguk cangkir tehnya hingga habis. Ia telah menetapkan satu jawaban sendari awal,
"Tidak. Aku menolaknya. Kalian bisa menggunakan Wirth yang kalian anggap tidak berguna itu untuk hal ini, setidaknya ia akan berguna.."
Mata tuan Madl berkedut sebelah, ia tampak kesal dan tidak ekspek pada penolakan Orter. Ia pikir putranya akan menurut, karna memang sendari dulu Orter selalu mengiyakan ucapan ayahnya.
__________
Orter mendaratkan bokongnya pada salah satu bangku kosong yang berada disuatu taman sejuk. Ia meletakkan beberapa buku yang telah pinjaman dari perpus disisi kanannya.
Entah apa yang tengah ia lakukan sekarang. Bukannya membaca, visioner muda itu terus menatap lama pada sebuah jendela didepannya, jendela ruangan membaca milik perpustakaan kota yang tengah ia kunjungi saat ini.
Orter bukanlah tipe orang yang suka membaca diluar ruangan. Namun ketika ia berada disini, kebiasaan barunya yaitu suka membaca diluar ruangan, contohnya seperti taman ini.
Atau..
Hanya bangku panjang ditaman menghadap langsung pada jendela itulah yang selalu ia duduki.
Karna apa..?
-
"Permisi, apa bangku itu kosong sejak tadi?"
Karna seseorang yang tengah dicarinya tak kunjung menampakkan diri hari ini. Seorang yang selalu duduk didekat jendela itu..
"Oh..? Sejak pagi hari ini bangku itu selalu kosong, anda bisa duduk disana karna tidak ada orang yang menempatinya"
Orter terdiam. Ia menatap bangku yang berada tepat disamping jendela itu. Entah kenapa kini ia terlihat murung.
"Maaf menanyakan hal ini. Apakah anda bisa mengecek arsip pelanggan untuk saya?"
...
Orter tengah membuka buku arsip pelanggan, disebelahnya ada seorang pustakawan yang tengah membuka salah satu buku arsip lagi.
"Anda yakin tidak mengetahui nama nona itu?", si pustakawan tampak kewalahan mencari suatu nama yang bahkan Orter tidak mengetahuinya.
Ini adalah permintaan aneh Orter pada orang asing untuk pertama kalinya.
"Tidak..tapi ia selalu datang dihari minggu, tolong cek kolom untuk hari minggu saja"
"Baiklah, tapi ini akan sangat sulit"
-
Berjam-jam Orter membantu sang pustakawan untuk mencari sebuah nama yang bahkan tidak ia ketahui, hasilnya nihil.
Ia tidak bisa menemukan nama gadis itu. Gadis yang selalu diperhatikannya, si cinta pertama seorang Orter Madl.
Dihari itu, setelah berjam jam mencari nama dari arsip pelanggan. Orter pulang dengan rasa kecewa dan penyesalan.
Ia menyesal telah menjadi seorang pengecut, seorang yang takut berbicara pada gadis pujaan hati. Ia begitu pengecut karna hanya berani memperhatikan dari kejauhan hingga pada akhirnya gadis itu menghilang.
Berhari-hari Orter memendam rasa penyesalannya itu.
Jika ia dipertemukan kembali dengan gadis itu, Orter berjanji akan langsung menjadikannya sebagai kepunyaannya.
____________________
"Halo..salam kenal, saya (Y/n) Crown. Senang bisa bertemu dengan anda, tuan Orter Madl.."
Mungkin ini hari keberuntungan Orter. Tanpa dicari, sang gadis pujaan hati muncul dihadapannya sebagai tunangannya.
"Ya.."
Jawabannya sangat singkat dan dingin, begitupun dengan suara serta ekspresinya. Namun percayalah hati Orter kini senang bersukacita sebab dipertemukan kembali dengan gadis dihadapannya.
"Maaf menemui anda tiba tiba ditengah kesibukan anda..", (Y/n) merasa bersalah.
"Tidak masalah..",
Oh lihatlah Orter sangat pandai berakting. Bagaimana bisa disaat hatinya menjerit kesenangan, namun ia masih bisa menjaga image cool dan misterius?
"Benarkah? Saya dengar anda menolak pertunangan ini..karna itu tuan Madl mengatur pertemuan saya dengan anda agar kita berdua bisa saling mengenal dahulu. Beliau berharap anda berubah pikiran"
Orter tidak menjawab apapun. Ia hanya mengangguk angguk, karna ia sudah mendengar ini dari ayahnya. Jikalau jawaban Orter tetap sama, maka (Y/n) akan ditunangkan dengan adiknya Wirth.
(Y/n) jadi tidak enakan. Namun ia akan berusaha mungkin membuat Orter menyukainya, dengan itu ia akan menyelamatkan reputasi keluarganya. Tapi..tapi gadis itu tidak bisa memaksa Orter untuk kepentingan pribadinya.
Akhirnya sepanjang hari itu mereka memgobrol, walau yang aktif hanya (Y/n). Tapi Orter menyukainya, ketika (Y/n) bicara dan tersenyum padanya, pemandangan ini terasa mimpi indah bagi Orter.
Akhirnya Orter bisa mendengar suara gadis itu yang ternyata begitu lembut.
Memandang wajah cantik itu dengan lama. Orter tidak akan melakukan kesalahan yang sama..,
"Aku berubah pikiran.."
"Hng..?"
"Aku yang akan bertunangan denganmu, (Y/n).."
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE'S CHAPTERS || ORTER MADL
FanficOrter Madl, pemuda dingin yang kejam itu ditunangkan oleh putri sulung dari keluarga Crown. Apakah pernikahan karna hubungan diplomatik keluarga akan menjadi kehidupan pernikahan yang bahagia? !!WARN!! -mungkin ooc -up tidak teratur ▪︎Mashle hanya...