SENJA YANG MELAKSANAKAN TUGASNYA

41 13 7
                                    

HALO SEMUANYA ☺️☺️👋👋👋
*
GIMANA KABAR KALIAN HARI INI???
*
SEMOGA KALIAN TETAP DIBERI KEKUATAN UNTUK MENJALANI KEGIATAN SEHARI-HARI YA🤗🤗🤗
*
JANGAN LUPA JUGA VOTE AND COMMENT YA💜💜💜
*
*
*
LOVE YOU ALL🤍🤍🤍
*
*
*

“Jangan pergi!!”

Mesha membuka matanya seketika. Ia terdiam. Menoleh ke kanan dan ke kiri, setelah itu ia menghembuskan napas panjang. Ia masih berada di tengah hamparan ilalang.

Mesha duduk. Ternyata ia hanya mimpi. Tapi, mengapa mimpi itu seperti nyata?

Mesha merasakan matanya basah. Ya, dia menangis. Benar-benar menangis. Mimpi yang baru saja terjadi, membuatnya mengeluarkan air mata dan membasahi pipinya.

Mesha terdiam. Biasanya setiap kali tertidur, mimpi buruk baginya adalah ketika melihat sang ibu kembali. Namun, kali ini berbeda. Mesha bermimpi bahwa Aydan pergi meninggalkannya, dan itu bagaikan mimpi buruk bagi Mesha.

Mesha mengusap matanya. Berusaha menenangkan dirinya kembali. Pikirannya kini kembali terisi oleh seorang Aydan. Perasaannya tidak lagi bimbang, namun kekhawatiran. Kekhawatiran akan benar-bnar perginya sang ‘Balin’ dari hidupnya.
Mesha menundukkan kepalanya. Ia benar-benar tidak mengerti mengapa Aydan tiba-tiba datang dalam mimpinya.

Kenapa kamu datang dalam mimpiku? Apa yang akan kamu lakukan? Apa kamu benar-benar akan pergi setelah mendengar semua perkataannku tadi? Kenapa rasanya berbeda? Apakah aku benar-benar mencintaimu hingga tak mau kehilangan dirimu?

Mesha menatap ilalang di sekelilingnya dengan tatapan kosong. Seperti tidak ada sesuatu yang bisa dipikirkan, semua musnah begitu saja. Tidak ada yang ingin dipikirkan, tidak ada yang membuat berpikir, atau hanya sekedar lewat dan membuat pikirannya kembali hadir.

Aydan seperti membawa semua pikiran Mesha dalam langkah dan perasaanya. Membawa perasaan Mesha yang kini telah bertaut dengannya. Membawa sebuah ciuman yang menjawab segala pertanyaan.

Perlahan, Mesha menghembuskan napas pelan. Ia berdiri dan melangkah pergi. Sang ratu telah usai menikmati penampilan ilalang yang tidak memberikan kesan apapun padanya.

Langkah Mesha berhenti. Ia membalikkan badannya. Matanya menatap sesuatu yang berada di tengah keramaian ilalang. Sesuatu berwarna putih dan terselip di sana. Mesha mendekat. Mesha berpikir bahwa itu hanyalah sampah kertas yang seseorang buang, namun entah mengapa ia sangat penasaran dengan benda yang dilihatnya itu.

Mesha melihat sebuah amplop berwarna putih disana. Ia menatap lekat ke arah amplop yang terlihat berdebu itu.
Tanpa pikir panjang, Mesha langsung mengambil amplop itu dan membukanya.
Dilihatnya sebuah kertas yang berisi tulisan di sana.
Mesha membaca bagian atas tulisan yang tertera di kertas itu.

“Balin?” lirih Mesha membaca judul dari tulisan itu. Entah mengapa otaknya tertuju pada Aydan, laki-laki yang sangat menyukai senja.

Mesha menggelengkan kepalanya. Ia menjauhkan segala pikiran-pikiran yang membuatnya semakin khawatir jika surat itu adalah dari Aydan.
Mesha mulai membaca tulisan di kertas itu dengan seksama.

Dari: Balin

Hmm, hai Sha. Gimana kabarmu? Apa kamu baik-baik saja? Aku harap kamu baik dan bahagia.
Ya... seperti yang kamu baca sekarang. Ahh, aku terlalu percaya diri bahwa kamu akan membaca surat ini. Aku juga tidak terlalu berekspetasi bahwa kamu akan kesini dan menemukan surat yang mungkin sudah terbawa angin.

Sebelumnya aku hanya ingin meminta maaf padamu. Aku sering membuatmu kesal. Seharusnya seorang prajurit tidak begitu, bukan? Hahaha... Tapi, kamu tetap sabar dan tetap menjadikanku prajuritmu. Apa kamu tahu? Aku sangat bangga akan hal itu.

Bila HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang