Setelah lama berfikir Dayra pun mengambil pena yang ada disebelahnya. Ia menuliskan data dirinya sesuai perintah dari formulir.
"Ini pak, formulirnya. Setelah saya pikir-pikir apa salahnya mencoba lagi." Ucap Dayra menyerahkan formulir tersebut.
Pak Erick tersenyum lega. Akhirnya anak didiknya ini mau ikut. "Baguslah kalau begitu, silahkan kembali!"
Dayra mengangguk tak lupa ia mengucapkan izin sebelum pergi.🪻*~*🪻
"Kamu ngapain aja diruangan pak kepsek?" Tanya Rhea yang masih setia duduk ditempatnya.
"Gue disuruh ngisi formulir buat ikut pertandingan voli putri."
"Kamu ikut?"
Dayra mengangguk. "Lebih tepatnya di suruh,sama pak Erick. Awalnya gue ragu, karena trauma kejadian waktu itu belum sepenuhnya hilang dari pikiran gue. Tapi setelah dipikir-pikir ada keuntungan juga buat gue ikut."
Rhea mengusap pelan lengan Dayra. "Aku yakin sejuta persen kamu pasti bisa menang dan bawa berbagai penghargaan dari pertandingan itu. Memang melupakan trauma tak semudah membalikkan telapak tangan. Tapi percayalah, kamu bisa lupain trauma kamu walaupun penuh perjuangan."
"Thanks ya Re,"
"Santai, cepet dimakan tuh makanan nya udah mulai dingin. Kamu sih, kelamaan!"
"Salahin aja tuh, ruangannya siapa suruh jauh banget dilantai 3 untung ada lift. Kalo gak ada bisa lumpuh gue nyape kesana." Sewot Dayra kesal.
Baru saja 3 sendok Dayra memasukan makanannya. Bel masuk berbunyi menandakan jam istirahat kedua telah berakhir dan jam pelajaran akan kembali dimulai.
Dengan cepat Dayra menghabiskan makanan dihadapannya. Sampai-sampai ia tersedak karena terlalu tergesa-gesa. Ia pun langsung meneguk minuman disampingnya hingga habis tak bersisa.
Dayra menghela nafas pendek. Kenapa ia merasa hari ini begitu buruk untuknya. Tapi walau begitu masih ada yang memiliki hari yang lebih buruk dibandingkan dirinya. Dan ia harus bersyukur atas hal itu.
Dayra dan Rhea berlari melintasi koridor menuju kelas. Karena lima menit lagi guru mapel akan segera masuk. Jika sampai keduluan beliau, maka tamatlah sudah riwayat mereka.
Untungnya mereka telah sampai di kelas tepat waktu. Guru tersebut belum masuk juga. Mungkin ada sedikit masalah.
"Nape Lo berdua? dikejar setan?" Tanya fino selaku ketua kelas mereka, ia tengah berjaga di ambang pintu, layaknya seorang security.
"Kagak Lah es serut, mana ada setan siang-siang begini, kalo setan jadi-jadian mah ada." Dayra bergurau.
Fino menggeleng santai."sana masuk kelas!"
"Dih, ngatur. Lo aja gak masuk." Lagi-lagi mereka berucap bersamaan.
"Heh kembar beda rahim, gue lagi jagain anak-anak nih nanti gue juga masuk."
"Cie, anak-anak gak tuh..."
"Anak-anak siapa emang, anak-anak sama Fina ya?"
"Bisa gak sih, Lo berdua gak jodoh-jodohin gue sama Fina?"
Dua gadis itu saling melirik."gak bisa..."
"Nih ya es serut, Lo sama Fina itu cocok banget jadi best couple!"
"Udah namanya hampir mirip, jabatannya sebelas duabelas ketua dan wakil, sering ngurus kegiatan kelas bersama. Beh, gak ada lawan deh. Lo ingat gak dulu waktu Lo sama Fina jadi wakil kelas buat lomba fashion show?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear best friend
Fiksi Remaja"kita harus jadi besti selamanya, janji!" dua gadis kecil itu mengaitkan jari kelingking mereka membentuk sebuah ikatan janji sederhana. Namanya Addina Rhea Alifa dan Dayra Keanu Lyoza putri. mereka adalah dua sahabat yang selalu bersama sejak merek...