04.

147 23 1
                                    

“ Kau masih butuh teman cerita, Eren ?”

Berbeda. Semuanya berbeda untuk beberapa tahun kedepan ini. Kalian sudah bukan melawan titan lagi tapi kalian melawan manusia. Marley, musuh yang ada diluar sana.

Beberapa tahun ke depan ini kalian sudah mendapatkan banyak fakta. Bagaimana hadirnya titan, dendam Marley, dan masih banyak lagi.

Sebenarnya kau tidak terlalu peduli tentang itu. Sekarang ini kau hanya mengkhawatirkan Eren yang sedang menyusup di Marley. Kau sudah mencegahnya tapi lelaki itu keras kepala. Eren sudah banyak berubah, kata orang lain. Namun, bagi dirimu ia masih Eren yang sama.

Eren hanya butuh teman cerita.

"Bersiaplah, (Name). Sebentar lagi kita akan menjemput kekasih mu itu," ujar Levi padamu.

"Jangan berlebihan Kapten." Kau membalas perkataan tersebut dengan rasa malas. Kekasih? Bahkan status mu dengan Eren belum jelas sampai sekarang.

Di dalam kapal yang akan membawa para pasukan Paradise, kau senantiasa berdoa agar Eren baik-baik saja. Kau penasaran bagaimana lelaki itu sekarang. Apakah Eren akan menceritakan bagaimana kehidupannya di Marley setelah kau menjemputnya?

"(Name)." Mikasa, gadis itu memanggilmu.

Kau menoleh pada Mikasa. Tumben sekali gadis itu mengajakmu berbicara. "Tolong ajak Eren untuk pulang, ia mulai berubah (Name)," ujarnya.

Kau terdiam. Sebenarnya kenapa mereka bilang Eren itu berubah? Padahal dia sama saja bagimu. Tidak ada yang berubah sedikitpun. Eren tetaplah Eren. "Eren tidak berubah, Mikasa. Jangan khawatir, ia akan pulang bersama kita." Kau menepuk pelan pundak Mikasa dan pergi menjauh darinya.

[]

"Eren..."

Kau bertemu lagi dengannya. Tatapannya, parasnya, suaranya, semuanya masih tetap sama. Hanya rambutnya yang memanjang. Rasanya kau ingin segera memotong rambut itu. Rambut panjangnya itu pasti menghalangi pergerakannya.

"Lama tidak berjumpa, (Name)." Eren—lelaki itu tersenyum manis padamu.

Sungguh, padahal Eren anak yang baik. Mengapa hidupnya harus selalu tertekan? Tidak bisakah Eren hidup dengan tenang? Kau ingin membawa Eren pergi jauh dari manusia-manusia bajingan ini baik Marley maupun Paradise.

Bukankah akan lebih indah jika kalian berdua memilih kabur dari semua masalah, mengasingkan diri, dan menghabiskan waktu berdua sampai menjelang akhir khayat?

"Aku merindukanmu," ujarmu pelan. Kau menunduk, tidak berani menatap mata Eren.

"Aku juga, selalu." Lelaki itu mengusap pelan suraimu seakan memberi semangat padamu. Eren ingin memperlihatkan padamu bahwa ia baik-baik saja.

Eren kembali fokus pada penyerangan. Ia hendak kembali berubah menjadi attack titan. Namun, kau lebih dulu menahan tangannya. "Kau masih butuh teman cerita, Eren?"

"Setelah aku memberi pelajaran pada mereka, aku akan menceritakan semuanya padamu."

"Semuanya?"

"Ya, tidak ada yang dikecualikan."

[]

 DIE FOR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang