11. Galileo Galilei 1610

15 0 0
                                    

HAPPY READING!

-TANDAI BILA ADA TYPO!

>>>

Sebuah motor berhenti di depan sebuah gerbang rumah mewah. Dari motor dan bentuk helmnya sudah terlihat jika itu adalah Jupiter, laki-laki yang memakai jaket bertuliskan Jo-via di punggungnya. Dia melihat kearah gerbang itu, tak berniat turun laki-laki itu menghela nafasnya pelan.

"Mas?"

Jupiter tersenyum di dalam helmnya.

"Gak masuk?"

"Saya gak nganterin makanan pak." Ucapnya Jupiter pada satpam rumah Aurora yang kini menghampirinya.

"Hahaha saya minta maaf mas Jupi, kemarin ibu udah kasih tau saya. Mas Jupi mau ketemu mba Rora kan?" Satpam itu kini tersenyum ramah.

Jupiter melepaskan helmnya dan mematikan mesin motornya.

"Enggak pak, tadinya sih iya tapi kayaknya Rora udah tidur deh kalo jam segini, saya takut ganggu." Ucap Jupiter menggaruk rambutnya merasa bingung.

Satpam itupun mengganggu mengerti.

"Saya pergi aja pak, makasih ya, ouh iya ini buat bapak aja." Jupiter memberikan sebuah kantung kresek berisi kotak donat.

"Oalah makasih ya mas."

Setelah itu Jupiter kembali memakai helm. Dia mengurungkan niatnya untuk bertemu Aurora, entah kenapa dia ragu. Lain kali mungkin, toh di sekolah pun mereka bertemu

>>>

Hari berikutnya, seperti yang Jupiter duga hari ini adalah hari penuh dengan masalah. Setelah dia kehilangan semangat hampir setengah dari biasanya karena kejadian kemarin sekarang dia harus di hadapi oleh laki-laki menyebalkan ini.

"Sengaja kan lo gak dateng?"

"Gue bilang apa anjing, gak dengerin gue kan lo." Bisik Langit di sampingnya. Tanpa rasa takut sedikit pun Jupiter tersenyum tipis lalu mendekat kearah Cakra.

"Gue kalah gue akan minta maaf." Ucap Jupiter berdiri seorang diri sedangkan Langit dan Bumi berada di belakangnya. Dia melirik dengan senyuman yang tak henti kearah Cika yang berada tak jauh di belakang Cakra.

Langit dan Bumi saling melirik, sedangkan Jupiter kini mulai mendekat kearah Cika. "Gue minta maaf." Ucapnya. Benar, kemarin ketika Langit menyuruhnya untuk kembali laki-laki itu malah tak mendengarkan dan mengingkari perjanjian.

Cakra mengeratkan kepalan tangannya tak terima dengan Jupiter yang begitu saja menganggap semua selesai dengan minta maaf, sedangkan dia tahu semalam kakaknya itu menangis tak henti menangis laki-laki bejat seperti Jupiter. Melihat Jupiter yang meminta maaf pada Cika membuat Cakra semakin emosi dan menahan diri.

Setelah Jupiter mengatakan itu dia pun kembali berjalan kearah teman-temannya, namun di sana Cika meneteskan air matanya. Lalu tiba-tiba dia berhenti dan melihat kearah Cakra. "Kakak lo udah gak perawatan." Ucap Jupiter.

Cika menutup mulutnya tak percaya sambil menangis gadis itu mengejar langkah Jupiter.

"Kamu udah janji gak pernah bahas itu lagi Jupiter!"

Dari arah sana Cakra berjalan cepat lalu menarik bahu Jupiter dan menghantam pelipis Jupiter keras. Hal itu membuat Cika berhenti dan memundurkan langkahnya.

Bush!

"Bajingan!"

"Cakra!" Pekik Cika.

Langit dan Bumi saling melirik.

Jupiter Aurora | TAMAT✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang