CHAP 16

95 2 0
                                    

Happy Reading.




Bell berbunyi menandakan jam istirahat telah tiba, seluruh kelas diisi suara sorakan siswa siswi yang girang karna pelajaran telah berakhir.

Kalandra memasukan buku dan pena nya kedalam tas, bersiap untuk keluar kelas.

"Kita mau ke rooftop apa kantin?" Tanya Alviano memulai pembicaraan.

"Ke kantin dulu, takutnya cewe gue belum makan tadi pagi" Jawab Kalandra yang membuat Sagara dan Alviano manatap jengah kearahnya.

"Lo bedua  jadian baru satu hari aja udah bikin gue muak anjing!" Gerutu Sagara.

"Makanya cari pacar bego" Sahut Javas.

"Idih, emang lo punya?" Tanya Sagara membalas ejekan Javas.

"Soon" Jawab Javas santai.

"Kok lo ga kabar-kabar sih kalo suka sama cewe" Alviano berkecak pinggang.

"Apa perlu bikin pengumuman sekalian? Kepoan amat lu" Cetus Sagara.

"Sensi amat lo dari tadi? Pms dek?" Tanya Kalandra asal.

"Gila lo!" Sungut Sagara. Lalu ketiga nya pun tertawa puas melihat Sagara kesal.

Keempat cowok tersebut keluar dari kelas dan menyusuri koridor, yang membuat cewe cewe gatal nan manjah berteriak girang.

"Kalandraa! Nikahin aku dong!!"

"Kalandraa!! I love you Baby!!"

"Aduhh hati ku cenat cenut liat mas Kalandra"

Begitulah pekikan pekikan cewek cewek pecinta Kalandra.

"Heran dah gue, cewe cewe fans amat sama lo" Cicit Alviano.

"Secara gue kan ganteng, kaya, setia-"

"PRETTTT!!!" Potong Sagara saat mendengar kata setia dari mulut Kalandra.

Javas terkekeh. "Iri banget lo bedua kayanya?"

"Sorry ye!! Visual gue jauh dibanding Kalandra" Seru Sagara menyombongkan diri.

"Pede abis ya wak!" Kalandra terkekeh.

"Jauh lebih apa?" Tanya Javas lagi.

"LEBIH JELEK!!" HUAHAHA!!" Sahut Alviano berteriak lalu berlari kencang saat Sagara berancang ancang akan memukul  nya.

Kalandra dan Javas geleng-geleng kepala melihat tingkah absurd kedua teman nya.

Kalandra berhenti di depan kelas Azzura. "Lo duluan gih, ntar gue nyusul" Perintah Kalandra. Javas pun mengangguk lalu pergi.

Kalandra masuk ke kelas tersebut lalu mengedarkan pandangan nya. Ia menemukan Azzura dan kedua teman nya yang masih setia duduk di bangku.

Setelah mendekat Kalandra mendengar samar samar percakapan mereka.

"Udah, Zur. Dia cuma pindah sekolah, bukan pindah alam" Cicit Arlafia berusaha menenangkan Azzura yang terisak.

KALANDRA & AZZURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang