Oniel menunggu didepan rumah Shani, sudah janji Oniel untuk berangkat bareng menuju sekolah.
Shani melihat Oniel yang sedang berkaca lewat kaca spion, tersenyum tipis. Oniel menggunakan jaket kulit warna hitam, sedikit menambah kesan yang cantik dan.. sangat keren sekali. Salting.
Shani menghampiri Oniel, aroma parfum Shani yang sangat Oniel kenal, tercium bau vanilla, dan Oniel suka itu.
"Halo kak"
Sapaan Oniel dibalas dengan senyuman manis Shani. Shani sedikit menyingkirkan rambut yang menghalangi wajah Oniel.
"Halo Oniel.."
Oniel buru buru membuang muka, tangannya sibuk mencari helm yang Oniel bawa untuk Shani, Oniel menyodorkan helm nya kepada Shani.
"Hm..?"
"Eh.. Pake helm nya kak"
"Kamu gamau pasangin helmnya ke aku?"
Oniel menepuk jidatnya pelan, Oniel harus romantis kepada Shani. Oniel beranjak dari motornya, berdiri berhadap hadapan dengan Shani. Lalu memasangkan helmnya ke kepala Shani, sekalian memasang pengunci helm. Keduanya sempat bertatap tatapan, dan sama sama mengalihkan pandangan. Kalo ini sama sama salting.
"Naik kak.."
Shani menaiki motor vespa milik Oniel. Dirasa sudah nyaman Oniel pun melajukan motornya. Shani dengan perlahan tapi pasti, tangannya melingkar kearah pinggang Oniel. Ya Shani sedang memeluk Oniel!
Oniel sempat terdiam, bayang bayangan imajinasi itu mulai muncul, apa yang di khayalkan Oniel benar! SHANI BENAR BENAR MEMELUKNYA
Oniel memberhentikan motor, di lampu merah.
"Kak.."
Shani mendekatkan kepalanya pada helm Oniel, supaya bisa mendengar lebih jelas
"Kenapa??"
"Kak jangan dipeluk.."
"Shani tertawa pelan, " Kenapa sayangg?"
"Ngga aman buat jantungku kak, duh kak aku gabisa kak" Histeris Oniel sendiri
Shani kembali tertawa mendengar jawaban dari Oniel, sedikit mencubit pinggang Oniel
"Aku bakal peluk kamu terus kalo diatas motor, jadi kamu harus biasa aku peluk peluk gini"
Tidak ada jawaban dari Oniel, Shani mendekatkan sedikit badannya guna melihat wajah Oniel. Setelah itu Shani kembali memeluk pinggang Oniel. Shani menggeleng geleng kan kepalanya, pipi Oniel merah.. kaya tomat.
Shani memberikan helmnya kepada Oniel.
"Inget apa kata aku ya sayang"
Oniel menatap Shani, kemudian mengangguk angguk saja
"Jangan gitu, dijawab dong.."
"Iya kak"
"Iya apa?" Shani mengangkat sebelah alisnya
"Iya aku ngga bakal peduli sama omongan mereka semua"
Shani tersenyum, mengacak acak rambut Oniel gemas
"Yaudah aku ke ruang OSIS ya"
"Mau aku anter kak?" Tawar Oniel
Shani menggeleng, "Aku sendiri aja, kamu langsung ke kelas ya"
"Oke.."
"Sayangnya mana?"
"Iya sayang.."
-
"Shani tumben berangkat pagi banget"
Shani melihat temannya, Feni.
Feni adalah temannya dari SMP, mereka berdua selalu dipertemukan dan mungkin ngga bakal ada yang misahin mereka.
Feni mendekati Shani, menarik tangan Shani untuk duduk. Feni menatap lekat Shani. Shani yang melihat Feni yang menatapnya pun bingung
"Kamu belum cerita sama aku"
"Cerita apa, Fen?"
"Kamu sama Oniel"
Shani mengangguk angguk
"Kenapa bisa?"
"Bisa apa?"
"Pacaran sama Oniel"
"Aku sebenernya juga ngga tau Fen, aku waktu itu aja tiba tiba nembak dia.. ya aku akui salah soalnya tiba tiba banget kan. Kamu tau Anin ngga? anak PMR itu. Aku waktu itu pernah ngobrol ngobrol sama dia, terus tiba tiba obrolannya pindah ke Oniel, aku sebenernya gatau Oniel itu siapa tapi kata Anin Oniel suka sama aku. Aku gatau Anin tau Oniel suka aku dari siapa. Tapi waktu aku tau dia.. anaknya emang lucu, aku pernah liat dia di ruang band."
Shani menjeda omongannya, menghela nafas pelan.
"Terus besoknya aku ajak dia ketemuan di depan ruang perpustakaan, aku gatau kenapa tiba tiba pikiran aku tuh malah nembak dia.."
Feni menutup mulutnya, kaget? tentu saja. Feni heran dengan tingkah laku Shani.
"Ngga mungkin kamu asal nembak Oniel, emang kamu juga suka sama dia?"
Shani terdiam, entahlah pertanyaan Feni tidak bisa Shani jawab.
"Shan.. Jangan bilang kamu cuma penasaran sama Oniel?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Katanya Cinta Sedalam Samudra
RomanceAkankah kisah mereka happy ending? atau bahkan sad ending?