Prolog

421 36 6
                                    

'Akhirnya sampai juga, masih sama seperti dulu ternyata'

Seorang perempuan berhijab hitam, berjalan menuju sebuah rumah berlantai 2 dan membuka pagar rumah yg tidak terkunci. Ia berjalan menuju pintu masuk sambil menggeret koper putih besar nya.

Sesampainya di depan pintu ia mengetuk pintu sebanyak tiga kali-sunah Nabi Muhammad Saw.

"Assalamualaikum"

Tak berapa lama setelah ia mengucap kan salam, pintu di buka oleh seorang pemuda bertopi coklat dan beriris gold.

"Wa'alaikumsalam, siapa ya?" ucap pemuda itu saat ia membuka pintu dan melihat orang yg mengetuk pintu rumahnya.

"Siapa Gem?" Tanya seorang pemuda bertopi biru dan beriris Sapphire mendekati sang adik bersama sang sulung-pemuda bertopi hitam dengan corak petir merah dan beriris ruby.

"Hai adik², apa kabar?" Ucap perempuan itu sambil tersenyum.

Namun tidak ada jawaban dari 3 pemuda itu.

Blaze, Ice, Duri, dan Solar datang menghampiri mereka.

"Hai, apa kabar?" Tanya perempuan itu sekali lagi. "Hey?, apa kalian tidak mengingat ku?, ini aku, kakak kalian, (Name)".

"Kakak?" Ucap Duri tak percaya.

"Tidak mungkin, seingat ku aku tidak mempunyai kakak" ucap Ice yg di angguki oleh Duri.

"Hey ayolah, apa Karna aku meninggalkan kalian saat aku masih SMP dan kalian masih SD tidak mengingat ku?" Ucap (Name).

"Maaf, tapi kami tidak mengenal kakak" ucap Gempa sopan.

(Name) mendesah tidak enak, "haish.., yang benar saja". "Kalian tidak ingat sama sekali tentangku?".

"Tidak"

"Hali?, kau tidak mengingat ku?"

Halilintar menggelengkan kepala nya pelan.

'yang benar saja'

Muka (Name) yang semula agak tenang kini menjadi pucat dan panik, ia terus mengetuk kepalanya menggunakan jari telunjuknya agar bisa mencari cara untuk adiknya mengingat nya. Sampai ada suara-

"Pfftt-"

(Name) Yang sebelumnya menundukkan kepalanya kini menaikan kepala nya dan melihat Taufan yg menahan tawanya.

"Hahahaha, coba liat wajah kakak yg panik dan pucet itu" tawa Taufan.

"Kami hanya bercanda kak, kami mengingat kakak kok" ucap Gempa.

"Bohong"

"Bener"

"Yakin?"

"Y-yakin ... Walau ga semuanya sih.." ucap Gempa sambil menggaruk lehernya yg tidak gatal.

"Kakak tebak Blaze, Ice, Duri, dan Solar tidak mengingat kakak" ucap (Name) sambil melihat keempat adiknya itu.

Blaze dan Ice dengan ragu menggeleng pelan, sedangkan Duri dan Solar mengangguk.

"Kami berdua ingat tentang kakak, tapi ...
Sedikit" ucap Blaze.

"Kak gem, dia siapa?" Tanya Duri kepada Gempa.

"Kakak kita, kak (Name)"

"Tapi kok ga pernah liat?"

"Soalnya dari SMP kak (Name) belajar di jepang, trus lanjut kuliah di sana juga" terang Gempa.

Duri hanya ber'oh'ria saja saat mendengar penjelasan kakak ketiganya itu.

"Kalau gitu ayo masuk kak, kamar kakak udh gem siapin, untung kakak ngabari dulu" ucap Gempa.

--

"Banyak yg berubah ya?" Ucap (Name) yang saat ini sedang berada di ruang tengah bersama Taufan dan Halilintar.

Yang lain?, entah, cari aja sendiri.

"Kakak perginya kelamaan" ucap Taufan yg sedang bermain game di ponselnya.

"Yeuuu, kakak nya pulang bukannya di sambut atau apa, ini malah main game, adik durhaka" cibir (Name).

"Tau tuh, makannya otaknya ga pinter" sambung Halilintar yg sedang membaca novel.

"Iya deh si paling pinter" ucap malas Taufan.

(Name) Hanya bisa geleng² kepala melihatnya.

-

Dikit dulu ya!, capek tangan ku dan otak ku ni.
Susah mikir alur ehe.

Kakak Perempuan?||Onee-san?|| Boboiboy Elemental's x Reader(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang