SEE U AGAIN GUYS!
AKU MAU NGEJAR TARGET CERITA INI TERBITNYA SEBELUM MEI, JADI YAA RAJIN UPDATE MESKIPUN NANTI TERBITNYA CUMA BUAT AKU PRIBADI, TAPI AKU TETAP MAU NAMATIN DI WP HEHE
HAPPY READING YAWW!!***
"semanis apapun caranya berpamitan. perpisahan tetap menyakitkan."***
Setelah kejadian pemberian pembalut di toilet waktu itu, Shilla tak lagi berkomunikasi dengan Farka. Dia rasa Faka benar-benar menjauhinya, dimulai dari cowok itu yang belakangan ini sering berinteraksi dengan Nayla, dan menjauhinya.
Ah, lagian untuk apa juga dirinya memikirkan itu. Toh, ujian akhir juga sebulan lagi akan dimulai. Gadis itu sudah bertekad dalam dirinya agar mendapatkan nilai yang memuaskan sebelum benar-benar legal menjadi alumni, meskipun dia tau kemungkinan nya sedikit, namun tak ada salahnya mencoba.
Gadis itu beranjak menuju kelasnya, namun tanpa sengaja netra hazel itu melihat pengumuman di mading sekolah, disitu sudah tertera mata ujian selama seminggu dan waktu pelaksanaan nya. Ujian akhir memang sebulan lagi, namun pihak sekolah lebih dulu menentukan mata ujiannya agar para siswa bisa mempelajari materi terlebih dahulu.
"Matematika?" Gumamnya. Memang selalu begitu, matematika akan menjadi mata ujian pertama yang ditetapkan sekolah.
"Gausah diliat intens begitu, lo juga gabakalan jadi juaranya," Ucapan itu cukup menohok, tanpa sadar kepalan tangannya sudah kuat di sisi baju.
"Gitu ya? gue rasa lo bukan tuhan," Ujarnya. Entah kenapa benih persahabatan yang dulunya erat terjalin kini berubah menjadi ancang permusuhan.
"Lo terlalu naif, Shilla!" Bentak Nayla tanpa sadar.
"Dan Lo terlalu munafik, Naera!" Shilla melenggangkan tubuhnya pergi dari sana, meninggalkan Nayla yang masih diam mematung.
Dalam lubuk hatinya yang terdalam, Nayla ingin kembali merasakan kehangatan persaudaraan yang telah mereka jalin selama 3 tahun ini. Namun, usahanya sia-sia hanya karna mata yang telah dibutakan oleh cinta, dan hati yang tak lagi suci hanya karena obsesi.
"Lo gaboleh luluh, nay! Inget, dia udah merebut kebahagiaan lo," Nayla tersentak, memandang gadis didepannya ini. Seseorang yang sudah berhasil membuat hati putih bersih itu menjadi hitam berkarat, kotor dan tak layak lagi dipakai.
****
"Aaa gue senang bangett, akhirnya kita bakalan lulus." Ujar Meeya, mereka bertiga kini duduk di rooftop sekolah.
"Hmm, setiap sudut sekolah ini akan menjadi kenangan terindah buat gue. Dan kalian, akan menjadi sejarah yang paling manis sepanjang hidup," Ujar Dena. Meeya dan Shilla kompak memeluknya, sekolah yang menjadi saksi perjuangan mereka selama 3 tahun ini akan segera ditinggalkan, mereka akan kembali merakit mimpi mengusung hari agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi kedepannya.
"Apapun nantinya, dimana pun kalian berada untuk pendidikan selanjutnya, jangan pernah lupain setiap kenangan kita, ya? Kalian cerita terindah dalam hidup gue, kalian rumah, saudara, dan orang yang paling gue sayang," Pelukan itu semakin mengerat, ketiga sahabat yang telah lama bersama harus dipisahkan lagi demi pendidikan.
"Kita ber empat lagi, mau ya?" Ujar Shilla. Matanya melirik sendu pada awan yang membiru diatas langit, biasanya tempat ini diisi celotehan mereka ber empat, namun kini yang satunya bagai hilang ditelan bumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Forever
Teen Fiction⚠️jangan lupa vote & follow⚠️ Ini tentang keluarga, persahabatan dan kisah percintaan yang nantinya akan berakhir sempurna. Semoga saja semesta merestuinya. Arshilla Veriska Byantara, gadis yang selalu saja menanggung sesuatu yang sangat diluar bata...