Chapter 6

9 1 0
                                    

"selamat pagi, anak-anak." Ucap Bu Irish yang melangkah masuk ke dalam kelas.

"Pagi Bu." Jawab serentak seluruh kelas.

"Baik kita absen dulu ya." Ucap Bu Irish santai.

"Aryu Jyubei"

"Hadir"

"Barou Shouei"

"Hadir"

"Bachira Meguru"

"Hadir"

"Devan Fajriana"

"Hadir"

"Denis Febriana"

"Hadir"

"Ethaniel Barksvelle"

"Hadir"

"Fatir"

"Hadir" jawab Fatir bingung "Ini kenapa cuman gue dong yang gak di sebutin nama lengkapnya?" Batin Fatir yang bingung.

"Gagamaru Gin"

"Hadir"

"Itoshi Sae"

"Hadir"

"Itoshi Rin"

"Hadir"

"Michael Kaiser"

"Hadir"

"Nazar Riki Mahendra"

"Hadir"

"Oliver Aiku"

"Hadir"

"Otoya Eita"

"Hadir"

"Reo Mikage"

"Hadir"

"Rofiq Maulana Hafidz" sebut Bu Irish "Ini namanya kok panjang banget ya"

"Hadir"

"Shidou Ryusei"

"Hadir"

"Seishirou Nagi"

"Hadir"

"Sera Kusniawan Putri"

"Hadir"

"Siti Nurlela"

"Hadir"

"Siti Nurleli"

"Hadir"

"Yukimiya Kenyu"

"Hadir"

"Zayne"

"Hadir"

"Baik, apa ada yang belum di sebut?"

"Gak ada"

"Baik kalau begitu, silahkan di buka buku geografi nya" Ujar Bu Irish.

"Ibu! Ada tugas!" Teriak Eita dengan wajah tanpa dosa yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari seluruh kelas, padahal mereka sudah sepakat untuk tidak memberitahu Bu Irish kalau ada tugas.

"Oh iya, baik silahkan di kumpulkan tugasnya." Perintah Bu Irish.

Para murid yang sebagian belum menyelesaikan tugasnya langsung memasang wajah lesu sedangkan yang sudah hanya biasa-biasa saja.

"Awas Lo Eita, gue ancurin kepala Lo."  Batin Ryusei

"Dahlah pasrah aja gue." Pasrah Sei

"Tolongin diriku wahai teman-teman sebangsa dan setanah air ku" Batin Devan dengan tatapan memohon kepada Fatir dan Lela, sedangkan mereka berdua hanya berpura-pura tidak melihatnya.

"Gue mah udah dong, ahay." Gumam Sera yang tantrum di bangkunya, bahkan Oliver yang duduk di sampingnya sampai terheran-heran. "Kok bisa ya gue duduk sebangku sama dia?" Batin Oliver.

"Mau nyontek gak?" Tawar Sera pada Leli. "Tapi perkata 50 ribu."

"Pemalakan itumah namanya, tapi okelah." Ucap Leli yang pasrah, tidak apa-apa uang habis yang penting nilai tetap aman, begitulah pikirnya.

Wild ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang