Cefer(cewek Cafer)🤢

26 13 2
                                    

Ucapan gadis itu hanya dibalas eye contact dan senyuman oleh Dayra.

"Kenapa cuma senyum doang?"

"Buat apa gue ngeladenin ucapan Lo yang gak ada manfaatnya?"

"Kurang ajar banget mulut Lo, ngomong kek gitu ke gue!"

"Kok marah sih, ngerasa ya?"
Gadis itu mendengus kesal lalu pergi dari hadapannya. Dayra tak ambil pusing ia juga bergegas pergi menuju lapangan. Semuanya pasti sudah menunggunya.

Saat di lapangan Dayra melihat Lucas dan teman-temannya bermain bola basket. Ia baru ingat jadwal ekskul basket dan voli selalu sama dan lapangannya juga sama hanya dibatasi sebuah garis saja.

"Dari dulu pilihan gue gak pernah berubah, tapi tadi kenapa dia nembak gue...apa yang istimewa dari gue?" Monolog Dayra pelan. Matanya masih setia melihat sang crush yang sedang bermain basket.

"Kapten Putri..." Caca menepuk bahu Dayra hingga menyadarkan sang empu dari lamunannya. Caca mengarah wajahnya keobjek yang dilihat Dayra. Ia tau Dayra pasti sedang menyukai salah satu anggota basket itu.

"Lagi suka sama siapa, kapten?

"Cowok,"

"Ya iyalah suka sama cowok ya kali suka sama cewek, tapi cowok siapa?"

"Jomblo gak ada yang punya,"

"Namanya kapten putri! Gue Nanya nama nya bukan status nya!"

"Ada deh."

"Bilang dong, gue jadi kepo nih!"

"Privasi, gak boleh ada yang tau selain gue sama tuhan."

"Ah gak asik. Main rahasia-rahasiaan,"

"Ayo, main yang lain udah pada nungguin!"

✨🌱✨

Waktu istirahat dimulai setelah 30 menit bermain voli. Sebagian dari mereka ada yang kantin ataupun duduk-duduk santai sambil bercanda tawa. Seorang gadis berambut coklat tadi, berpura-pura tidak sengaja menumpahkan air yang ada di botolnya pada Dayra. Seolah menjadikan itu kecelakaan yang tidak disengaja.

"Eh, sorry banget ya putri aku gak sengaja, ak-aku kepeleset tadi jadinya tumpah kena kamu deh..."gadis itu menutaran alasannya palsunya.

"Heh, mulut ular. Jelas-jelas Lo sengaja numpahin minuman Lo itu ke putri, pake alasan kepeleset segala!" Geram Caca ingin mencengkram wajah gadis itu.

"Udah, Ca gue gak papa kok."

"Gak papa gimana...dia udah sengaja nyiram Lo, bikin baju Lo basah begini..." Bukan Caca yang kali ini membantah tapi Jihan dan Nela.

"Ta-tapikan aku gak sengaja. Kenapa kalian jadi bentak-bentak aku..." Lirih gadis itu ingin menangis. Air matanya sudah menumpuk diujung kelopak matanya mungkin sebentar lagi akan jatuh.

Pak Rizwan dan beberapa anak basket datang menghampiri mereka. Karena mereka terdengar ribut-ribut dari tadi. Pak Rizwan pun menanyakan ada masalah apa yang menyebabkan keributan terjadi.

Gadis itu mulai menceritakan semua hal yang terjadi. Tapi yang ia ceritakan malah berbalik dengan keadaan yang terjadi. Sehingga membuat sebagian dari mereka merasa kesal. Seolah ia yang menjadi korban dalam kejadian ini.Dan pak Rizwan malah percaya pada gadis itu.

"Baiklah Desy, sekarang kamu ketoilet cuci noda yang terkena dibaju kamu biar mereka saya urus!" Titah beliau mengelus pelan bahu gadis itu, gadis playing victim tadi ia bernama Desy.

Desy mengangguk patuh lalu pergi, ia mengukir senyum miring andalannya.

"Heh...selama masih ada gue ditim voli ini, hidup Lo gak akan tenang Dayra Keanu Lyoza putri. gue bakal lakukan cara apapun biar lo angkat kaki dari tim ini sekalian angkat kakak dari sekolah ini!" Gumamnya terkekeh licik.

Dear best friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang