“Wahh Gilak haus bangettt!!” Ujar Sena setelah meletakkan helm yang digunakannya ke atas meja. Ibu yang melihat tingkah Sena langsung bertanya kepadanya nampaknya sikap kepo merupakan sikap alami setiap ibu. “Kenapa sen apa sama mbak mu kamu gak dibeliin minum ?” Ibu menatap ke arah Sandra. “Hah aku?” Ucap Sandra. “Gak Bu di itu asik keliling aja lupa deh sama adiknya dikira robot kali ya , nggak perlu asupan gizi” “Oalah kejam sekali mbak mu itu” Sena mengangguk wajah nya dibuat semelas mungkin. “enak aja !!” Sandra menimpali. “Loh kan nyata !!” Kini Sandra dan Sena beradu mata. Sandra yang memang sudah sangat sebal dengan tingkah Sena ingin sekali menempeleng kepala nya.
Sandra sampai lupa dulu dia sempat kegirangan waktu Sena baru lahir dia berfikir Sena bayi merupakan anak yang imut dan penurut. Bahkan Sandra sangat menyayangi dan anti mengangkat tangan kepada Sena. Namun ternyata itu hanya mimpi, Sena ternyata tak seindah yang Sandra bayangkan dia nakal , jahil dan sangat menyebalkan. Parahnya lagi sikap seperti itu hanya Sena tunjukkan pada Sandra. Sedangkan pada ibu dan kakaknya Sena berlagak anak baik , manis dan penurut. Sejak itulah menempeleng Sena merupakan kegiatan wajib Sandra.
************
Malam hari angin berhembus kencang tidak seperti biasanya. Suasana diluar sana sedikit mencengkram hujan deras dengan petir yang menyambar tak tentu arah. Keadaan ini membuat Sandra tambah kalut saja. Bagaimana tidak , teman angkatan nya sudah banyak yang lulus namun Sandra masih berjuang di Skripsi. Terlebih omongan tetangga tak tau adab yang selalu menanyakan kata keramat “kapan lulus” “kapan kerja” bahkan “kapan nikah”. Sejujurnya jika tidak ada hukum di dunia ini , Sandra sangat ini rasanya membakar mulut tetangga itu.
Ditengah pikirannya yang kalut, Sena masuk secara tiba tiba ke kamar Sandra. “Mbak Sandra…..” Sandra yang kaget sontak saja langsung meninggikan nada suara nya pada adiknya tersebut “woiii ketok pintu dulu dek kebiasaan !!!” Ucap Sandra. Dilihatnya adik nya itu membawa mangkuk berisi mie kuah didalamnya Sandra jadi berpikir apakah mie itu untuknya. Kalau memang iya perhatian betul Sena pada kakaknya. “Sen, itu makanan buat mbak ya ?” Tanya Sandra “oh ini jelas bukan dong!” Sandra langsung malu , sudah fikirannya kalut ditambah dengan kehadiran Sena yang menambah beban. Ingin sekali Sandra mendepak adik laki-laki nya itu ke jurang.
“Gini Lo mbak aku mau pamer aja aku sudah bisa bikin makan sendiri” “Yee tukang pamer!!” “Ah paan sih kan gue mampu ya gue pamer lah” ujar Sena sambil menyeringai. “Boleh mbak ngicip ?” “No , nanti makanan ku jadi tercemar!” . Dada Sandra sudah hampir meletus rasanya untuk meladeni anak nakal di depannya. “Sen , pergi nggak atau milih mbak sunat dua kali !!!” “Pergi dong Wee, dada!!” Ucap Sena sambil mengejek.
Mood Sandra tambah tidak stabil lagi dia memutuskan untuk mengirim pesan pada Yudha. Untuk bertanya beberapa hal. Namun ketika ditanya Yudha malah membalas menyuruh Sandra untuk menelepon saja , nantinya penjelasan nya akan disampaikan lewat telepon. Sandra pun menurut dan mulai menelepon Yudha.
“Halo, Yudha mau tanya soal mitos Garudeya itu” ujar Sandra “boleh kok tapi kenapa gak sekalian aja pas di candi tadi ?” “Gak kepikiran” ucap Sandra. “Baiklah mbak saya ceritakan mengenai cerita Garudeya , jadi Berawal dari kisah seorang manusia setengah dewa yang memiliki 14 istri. Kedua belas istrinya mempunyai anak dengan cara bertelur dan menetas lalu menghasilkan berbagai macam isi dunia. Sedangkan istri ke-13 bernama Winata dan istri ke-14 bernama Kadru belum dikaruniai anak. Karena malu dengan istri-istri lain yang berhasil mempunyai anak, akhirnya mereka berhadapan dengan Resi Kasyapa atau suaminya yang berwujud manusia kura-kura. Mereka meminta telur yang menetas untuk memenuhi dunia” “Waw epik banget ya” sela Sandra.
Yudha pun melanjutkan ceritanya
“Kadru meminta 1000 butir telur dan tak lama kemudian telur Kadru menetas menjadi seekor naga. Sedangkan Winata hanya meminta tiga butir telur saja. Namun, ia berharap ketiga telur tersebut setelah menetas bisa menjadi penguasa di dunia. Itulah janji dari Winata. Sayangnya telur Winata tidak menetas padahal telur Kadru berhasil menetas semuanya dan berkeliaran hingga Kadru merasa kewalahan.Winata yang sudah tidak sabar akhirnya memecahkan telur pertama yang hanya berupa semburat kemerahan tak berbentuk, tanpa kepala dan tanpa tubuh. Itulah anak pertama Winata yang kami temui pagi harinya bersama Fajar. Anak Kadru terus bertambah besar sedangkan telur pertama Winata hanya semburat merah dan dua telur lainnya juga tidak menetas. Hal ini membuat Winata tidak sabar dan memecahkan kedua telur tersebut. Kedua telur tersebut hanyalah sinar tak berbentuk. Kedua telur tersebut marah karena ibu mereka tidak sabar. Winata langsung meminta maaf namun anak keduanya sudah merasa sakit hati dan marah.”

KAMU SEDANG MEMBACA
Magische reis
AdventureSandra seorang mahasiswa akhir yang berusaha mengumpulkan data data sejarah dari salah satu kerajaan di Nusantara. takdir membawa Sandra menuju sebuah petualangan ajaib yang membuat Sandra mendapatkan segala data data yang ia cari. Namun dalam petua...