Prolog

26 10 3
                                    

Bermula pada saat seorang wanita bernama Zhafaya Naraya Almeizha atau yang akrab disapa zhafa tengah mabuk berat akibat terlalu banyak meminum alkohol. Dia di ajak oleh teman laki-lakinya yang bernama Devan Alfariel atau biasa dipanggil Devan.

Hingga Zhafa yang mabuk berat hampir dilecehkan oleh para lelaki yang ada di sana yang tak lain adalah teman devan sendiri. Devan sengaja mengajak Zhafa untuk memperkenalkan pada teman-temannya.

Tetapi untung saja ada seorang pria baik hati menolong Zhafa yang berontak karena ingin dilecehkan pada malam itu.

~~~

Zhafa terbangun dari tidurnya,
dia mengerjapkan matanya mencoba mengenali ruangan yang terasa asing baginya. Zhafa beranjak dari kasur tempatnya tidur, kemudian masuk ke dalam kamar mandi.

Zhafa melihat pantulan dirinya di cermin, Zhafa meneteskan air matanya, ia menangis tapi tak bersuara. Betapa malangnya dirinya, ia merasa sudah tak berharga lagi, harga dirinya sudah tak ada lagi.

Apakah akan ada pria yang menginginkan dirinya.

Kepalanya terasa sangat pusing, Zhafa menyalakan keran dan membilas mukanya. Zhafa keluar dari kamar mandi dan duduk di tepi kasur. Ia tak tahu dimana dirinya berada. Ia hanya mengingat semalam ia mabuk berat dan hampir dilecehkan oleh lelaki yang ada di klub semalam. Dan akhirnya ada seorang pria yang menolongnya dan pria itu menggendongnya dan setelah itu ia tak tahu apa yang terjadi setelahnya.

Zhafa tak bisa melihat wajah pria itu karena kesadarannya mulai hilang dan dia pingsan.

Zhafa menghela napas berat, air matanya mulai turun membasahi kedua pipinya. Ia merasa sudah tak berharga lagi di dunia ini, ia tak bisa menjaga dirinya sendiri.

Di dalam hatinya ia bertanya-tanya siapakah pria yang menolongnya semalam.

Tok tok

Zhafa yang mendengar suara ketukan pintu segera menghapus air matanya dan berjalan mendekati pintu.

Ceklek

Zhafa mengerutkan keningnya setelah melihat seorang wanita yang tampak tersenyum ramah kepadanya. Wanita itu terlihat menggunakan baju khusus untuk pelayan.

"Eh non udah sadar,"ucap wanita itu.

"Non?, Saya Zhafa, panggil Zhafa aja nggak usah non,"ujar Zhafa sambil tersenyum.

"Oh namanya Zhafa yah,tapi nggak enak kalo panggilnya nama langsung, saya panggilannya non aja yah."

"Hm, ya udah deh terserah,"kata Zhafa ramah.

"Non, saya adalah pelayan disini, nama saya Lastri, jadi non panggilnya bibi aja,"ujar wanita yang bernama Lastri itu dan Zhafa mengangguk pelan.

"Non boleh saya masuk, saya bawa makanan buat non sama air juga, pasti non lapar kan,"ucap Lastri kemudian masuk karena Zhafa mempersilahkannya masuk.

"Bi, yang bawa saya kesini semalam siapa?"tanya Zhafa yang tengah duduk di sofa.

"Yang bawa non kesini itu Aden Arkan, dia pemilik rumah ini, tapi non tenang aja den Arkan itu orangnya baik dia nggak ngapa-ngapain non kok, karena waktu non di bawa keluar dari mobil, aden Arkan langsung panggil saya buat ngurus non,"kata Lastri panjang lebar.

Setelah Zhafa mendengar penuturan dari Lastri, ia langsung merasa lega karena ternyata dia tidak di apa-apain oleh pria yang menolongnya.

"Non dimakan yah makannya,"ucap Lastri sembari meletakkan makanan di atas meja.

"Iya Bi pasti saya makan kok, makasih Bi udah bawain saya makanan,"kata Zhafa.

"Ya sudah kalau gitu makanannya di habisin yah Non, saya mau keluar dulu, sama itu ada baju dimeja tolong di pake yah Non nanti kalau sudah makan piring nya di taro dimeja aja biar nanti saya yang kesini"ucap Bi Lastri kemudian keluar meninggalkan Zhafa yang tengah makan.

Kisah Asmara KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang