Nama tempat itu adalah Light House. Sebuah panti asuhan yang sejak sepuluh tahun lalu dikelola oleh Rillo.
Bisnis Domani mencakup banyak hal termasuk yang paling ilegal adalah perdagangan manusia. Dulu orang orang dari keluarga yang ekonominya sangat tertinggal di bawah mendatangi Om Aldrin mengatakan bahwa apa saja akan mereka lakukan demi anak mereka. Kemudian om Aldrin membantu mereka mencarikan majikan yang telah dipercaya untuk membeli mereka karena itu harga yang ditawarkan untuk seumur hidup. Sebagai gantinya Om Aldrin menampung anak anak yang ditinggalkan di panti asuhan dan merawat mereka dengan sangat baik. Om Aldrin ternyata tidak benar benar serius saat dulu mengatakan ia membuang anak anak yang ditinggalkan orang tuanya. Sepuluh tahun yang lalu saat Rillo akhirnya mengetahui keberadaan panti asuhan itu Rillo merasa hancur untuk kesekian kalinya.
Dulu semasa hidupnya Om Aldrin mendanai tempat itu menggunakan uang pribadinya namun ia tidak sendiri kelima anggota keluarga Domani juga turut memberikan dana yang sama besarnya. Namun setelah mereka meninggal, Ayah Rillo mengurus semua aset yang dimiliki masing-masing. Dalam surat wasiatnya om Aldrin telah menyerahkan seluruh asetnya untuk Light House sementara aset anggota Domani yang lain diberikan pada keluarga yang ditinggalkan.
Sekarang saat Rillo mengambil alih Domani, ia memutuskan untuk tidak lagi menjalankan bisnis ilegal satu itu namun ia tetap menjaga Light House. Di tangan Rillo tempat itu berubah menjadi panti asuhan paling mewah yang pernah ada. Bisa di bilang harta kekayaan Rillo sudah jauh melampaui Om Aldrin dulu karenanya ia sendiri sebenarnya sudah cukup untuk mendanai tempat itu namun sama seperti anggota keluarga Domani yang dimiliki Om Aldrin, anggota keluarga Domani yang kini dimiliki Rillo juga tidak mau ketinggalan. Selain Irgi, ada Zia, Arwan, dan Skylar yang turut memberikan dana ke tempat itu bahkan Zia, Arwan dan Skylar menjadi anggota yang paling rajin mengunjungi Light House ketimbang Rillo dan Irgi sendiri.
Tidak berhenti sampai di situ. Raymond Joe Volga, sang miliuner pendiri Schneider, perusahaan otomotif terbesar kedua di Indonesia sekaligus ayah Rillo sendiri saat mengetahui anak laki-laki nya mengelola sebuah panti asuhan juga tidak ingin ketinggalan. Raymond yang merasa tersaingi oleh Rillo langsung mendeklarasikan dirinya untuk ikut menjadi donatur Light House. Berita Raymond yang menjadi donatur sebuah panti asuhan menyebar luas ke banyak media hingga pada akhirnya sampai ke telinga Viviane, ibu kandung Rillo. Merasa ditinggalkan oleh anak dan mantan suaminya, Viviane memutuskan terbang ke Indonesia menemui Rillo untuk turut menjadikan dirinya sebagai donatur Light House.
Apakah kemudian sudah selesai? Tentu saja tidak. Dengan bergabungnya Raymond Joe Volga dan Viviane, dua sosok yang selalu menjadi sorotan media utama menjadi gerbang pembuka yang pada akhirnya menghadirkan bangsawan lainnya untuk turut menjadi donatur Light House.
Kini Light House tidak hanya menampung anak-anak yang terbuang dari keluarga yang dulu mendatangi Om Aldrin. Light House terbuka lebar untuk siapa saja, anak-anak gelandangan, bayi yang baru lahir, bahkan orang tua yang merasa tidak mampu menghidupi anak-anaknya boleh meninggalkan mereka di sana. Di tempat itu mereka diberikan kehidupan seperti yang diimpikan semua anak-anak.
Bangunan Light House sendiri banyak mengambil inspirasi dari katedral Notre Dame yang ada di Perancis. Sebuah contoh yang sangat cantik untuk bangunan bergaya arsitektur Gothik. Atau jika kurang familiar, bisa dibayangkan bentuk bangunan sekolah sihir Hogwarts yang ada di Harry Potter. Ciri khas dari bangunan yang bergaya arsitektur Gothik adalah bangunannya yang megah dengan atap tinggi dan pilar pilar besar. Arsitektur Gotik menekankan kepada pencahayaan, jendela-jendela yang besar, dan interior yang luas, mengubah Light House terlihat lebih lapang dan menyenangkan untuk ditempati banyak orang karenanya juga terdapat banyak lorong-lorong panjang tempat anak-anak biasa berlarian.
Di bagian depannya terdapat taman dengan kolam air mancur besar. Di sekelilingnya banyak pohon cemara dan berbagai jenis tanaman yang membuat udara di sekitar Light House jadi sangat asri dan segar. Light house akan selalu menjadi tempat ternyaman untuk pulang. Bahkan orang-orang yang menghuninya turut andil membuat Rillo selalu rindu mendatangi tempat itu. Bu Mila salah satunya. Kepala pengurus Light House yang sangat menyayangi Rillo dan selalu menyuguhkan banyak makanan untuk Rillo setiap kali Rillo datang. Tidak hanya menyuguhkan bahkan Bu Mila benar-benar ingin memastikan Rillo memakan masakannya, beliau akan menyuapi Rillo sampai nasi di piringnya bersih. Dan jika beliau merasa Rillo masih sangat kurus beliau juga akan memaksa Rillo melahap kue kue manis nan menggemaskan. Jika Rillo menolak Bu Mila akan menggunakan wajah memelas andalannya dan mengatakan. "Kamu tau kan anak anak belum bisa masak makanan yang berat mereka bisanya bikin ini mereka senengggg banget Rillo pas saya bilang mau bikinin kue buat kamu mereka pasti langsung pada semangat bantuin bikin soalnya mereka tuh semua sayang banget sama kamu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
505
Tiểu Thuyết ChungRillo akhirnya memutuskan untuk mengubah nama belakangnya menjadi 'Domani'. Bukan sembarangan Domani karena yang satu ini adalah pemilik bisnis keluarga yang sudah terkenal di kalangan broker gelap di dunia bawah. Namun tidak seperti pemimpin yang s...