Jantung Harry sendari tadi terus berdetak kencang, ia terus saja merapalkan doa untuk kekasihnya yang tengah berjuang di ruang operasi, harry menolehkan pandangannya saat mendengar beberapa langkah kaki mulai mendekatinya ia lantas berdiri untuk menyambut teman temannya.
"Harry... bagaimana, kondisi Draco?" Pansy menanyakan kondisi temannya kepada Harry walau sedikit terbata bata karena ia tadi berlari membuat detak jantungnya berdetak cepat.
"Dokter belum keluar sama sekali, aku takut, aku khawatir padanya" Hermione mengelus punggung Harry ia tahu sahabatnya ini pasti sangat menghawatirkan kekasihnya.
"Kita doakan saja, semoga dia baik baik saja" Harry menganggukkan kepalanya menanggapi perkataan Hermione.
Tak berselang lama kemudian dokter keluar namun dari raut wajahnya membuat perasaan Harry tidak enak.
"Keluarga dari tuan Draco?"
"Saya" Harry dengan sigap menghampiri sang dokter.
"Saya mohon maaf sebelumnya, tuan Draco tidak bisa saya selamatkan" perkataan sang dokter membuat Harry mundur beberapa langkah.
"Tidak... Itu tidak mungkin, dokter pasti bercanda kan!!" Harry berusaha menyangkalnya, namun keterdiaman sang dokter membuat tangisan Harry pecah begitu saja.
"Saya turut berdukacita, kami akan membersihkan tubuhnya dan meletakkannya di peti"
Harry menangis di pelukan Hermione ia tak menyangka bahwa harus kehilangan kekasihnya, padahal 1 minggu lagi ia akan mengadakan pernikahan.
"Harry, sudah ya... Ikhlaskan Draco, ia tak suka jika melihatmu menangis"
"Benar kata Hermione, kau harus ikhlas.. kami juga merasa kehilangan" Theodore mendekat dan mengelus punggung Harry, ia tak sanggup jika melihat Harry menangis seperti ini.
"Bagaimana aku harus ikhlas Theo.. kejadiannya saja tepat di depan mataku.." Theodore memeluk Harry dan menenggelamkan wajah Harry pada ceruk lehernya.
"Kalian pergi dan urus pemakaman Draco, aku akan memenangkan Harry terlebih dahulu" mendengar perkataan Theodore, semuanya bergegas pergi mengurus pemakaman temannya.
Disisi lain
Diruang operasi tubuh Draco terbaring dengan kain putih tipis menutupi seluruh tubuhnya, sedangkan arwahnya sedang melihat tubuhnya sendiri.
'apa aku sudah mati?' tanya Draco pada dirinya sendiri, namun tiba tiba ada seseorang yang menjawab pertanyaannya.
'ya kau sudah mati'
'siapa kau, tunjukkan wujudmu?!' Draco mengedarkan pandangannya kesegala arah.
'kau tidak perlu tau, apa kau menginginkan Harry di sisimu?'
'ya aku mau!' dengan cepat ia menjawab pertanyaan suara asing tersebut.
'kau bisa memilikinya, namun kau harus membawa jiwanya pergi bersamamu' mendengar hal tersebut Draco tentu saja ingin, lagian ia juga tak mau jika Harry harus di miliki orang lain.
'ya aku mau'
'kau bisa memperlihatkan tubuhmu padanya kau juga bisa menyentuhnya selayaknya kau saat masih hidup, cepat pergi temui dia dan bawa jiwanya kau hanya punya waktu 3 hari untuk melakukannya'
'baik' dengan begitu Draco pergi dari ruang operasi.
Disisi lain
"Theo.. ayo ikut mereka ke pemakaman"
"Baiklah" Theodore menggandeng tangan Harry dan mereka pergi menuju ke pemakaman, sedangkan Draco yang melihat Theodore menggandeng tangan Harry tentu saja merasa kesal dan marah, namun ia tahan dan mulai mengikuti mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pergi Bersama? ||drarry||
Random"Dray, sepertinya aku mau pulang dulu" Harry takut, ia sekarang ingat bahwa Draco sudah tiada kemarin. "Kenapa.. sudah tau ya, padahal bukan begini rencanaku" "Berhubung kau sudah tau maka aku memberimu waktu 30 detik untuk bersembunyi, jika kau ke...