☆゚.*・。゚
"Satu tahun telah berlalu, (Y/n)-chan."
"Aku tahu.. hanya saja ini bukan perkara yang mudah buatku."
Yoshio-san menghela napas setelah mendengar ucapanku. Ia terlihat kecewa dari sudut pandangku.
"Maaf.. aku belum bisa menentukan pernapasan seperti apa yang harus aku gunakan." Ucapku tertunduk lesu.
Sebuah tangan mendarat tepat di puncuk kepalaku, membelai lembut seakan mencoba menyemangatiku yang sedang gusar.
"Sebagai wali dan gurumu, aku hanya berharap yang terbaik untukmu. Aku mengerti bahwa hidupmu telah mengalami penderitaan yang pelik, tapi jangan terus bersandar pada itu. Di sini.. aku selalu ada untukmu bergantung, (Y/n)-chan."
"Aku..." Mulutku terasa pelu untuk mengatakan lebih banyak hal setelah mendengar ucapan Yoshio-san. Sungguh.. aku tidak ingin mengecewakan dan membuatnya menunggu selama ini, tapi ini juga membuatku dilema.
Perasaan takut jika aku salah memilih adalah faktor utama aku belum bisa memutuskan apapun. Itu membuatku skeptis pada hal-hal yang seharusnya aku raih.
"Sekarang tidurlah, (Y/n)-chan. Masih ada waktu untuk membahas hal ini, jadi pikirkan kembali dengan perlahan. Aku tidak ingin memaksamu memilih seperti apa pernapasan yang akan kau gunakan karena pada akhirnya semua itu harus kau lah yang memutuskan."
Sehabis mengatakan itu Yoshio-san berdiri dan masuk ke dalam kamarnya. Netraku menatap sendu punggungnya yang pergi meninggalkanku sendirian di ruang tengah.
Aku pun beranjak berdiri menuju kamarku yang tepat di seberang kamar Yoshio-san. Walau perasaan kalut menggerogoti, aku akan mencoba istirahat dan akan kembali memikirkan persoalan ini.
'Jangan ragu dan percayalah pada dirimu, (Y/n). Kamu harus membuat keputusan.'
*
*Angin malam yang dingin menerpa lembut menusuk kulit dikala aku terdiam di teras depan kediaman Yoshio-san. Manik hitamku memandang langit berhiaskan bintang dan bulan di saat keheningan malam semakin larut.
Pikiranku begitu kacau sehingga untuk tidur pun serasa sulit untuk aku kerjakan malam ini. Pembicaraan yang aku lakukan bersama Yoshio-san adalah alasannya.
"Sudah setahun dan kenapa aku belum bisa memutuskan apapun dengan benar?" Tanyaku lesu pada diri sendiri.
"Kamu pasti bisa, (Y/n)." Ucap Noah.
"Jangan menyemangatiku. Bukan itu yang aku butuhkan sekarang." Balasku ketus.
"Aku bukan menyemangati, tapi menyakinkanmu."
Aku terbungkam setelah mendengar ucapan Noah, menyadari sesuatu akan perkataannya yang terasa deja-vu.
*
*
————————————"Ini sudah larut dan kenapa kamu belum tidur, (Y/n)." Mendengar ucapan seseorang yang sangat aku kenal, kepalaku menoleh ke belakang.
"Nggak bisa tidur jadi aku ke sini aja." Balasku sembari tersenyum kepadanya.
"Di luar sini dingin. Memangnya kamu tidak kedinginan?" Tanyanya.
"Bohong kalo aku bilang di sini nggak dingin, malahan aku lagi menggigil sekarang." Ujarku seraya kembali mendongak menatap langit malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑪𝒉𝒂𝒏𝒈𝒆 𝒊𝒕 - 𝑲𝒊𝒎𝒆𝒕𝒔𝒖 𝒏𝒐 𝒀𝒂𝒊𝒃𝒂
DiversosMemiliki sekitar 5 pekerjaan paruh waktu di saat umurnya yang ke 23 tahun adalah hal biasa bagi seorang wanita bernama (Fullname) atau biasa di panggil dengan (Y/n). Hidupnya hanya tentang bekerja dan menghasilkan uang untuk dirinya dan juga... kelu...