25.

812 77 14
                                    

Rayyan dan Alex pun keluar dari ruangan itu untuk membicarakan hal tadi kepada Biru dan Rendra.

Ceklek....

Pintu ruangan terbuka, menampilkan Alex dan Rayyan dengan wajah yang menunduk.

Rendra dan Biru yang melihat mereka keluar langsung beranjak dari duduknya.

"Udah bicara nya bang?"tanya Biru ketika melihat mereka keluar.

"Lo kenapa?,kok mata Lo sembab gitu, kaya habis nangis?"heran Rendra yang melihat mata sembab abangnya, sedang kan Rayyan yang ditatap oleh Rendra hanya mengalihkan pandangannya.

"Kalian duduk dulu,ayah juga mau bicara sama kalian"ucap Alex kepada Biru dan Rendra.

Mereka berdua hanya mengangguk kemudian kembali duduk.

"Ayah mau kasih tau kalian hasil lab kemarin"ucap Alex to the poin.

"Apa hasilnya?"penasaran Rendra, sedangkan Biru dia hanya diam,ntah kenapa perasaannya dari tadi mengatakan kalau hasilnya tidak sesuai dengan ekspektasi nya.

Alex menarik nafas nya dalam-dalam dan memegang kedua bahu Biru dengan tatapan mata yang sendu, Rayyan dari tadi terus menundukkan kepalanya tidak berani menatap Biru, sedangkan Rendra yang melihat tingkah Rayyan, menjadi bingung dengan perubahan sikap Rayyan.

"Kamu harus tabah yah sama hasilnya"lirih Alex menatap Biru,Rendra yang mendengar ucapan Alex seperti itu bingung dan bertanya-tanya.

"Tabah? maksud ayah dari tabah itu apa?"bingung Rendra merasakan perasaannya yang mulai tidak enak.

Alex hanya menatap Rendra sekilas, kemudian memberikan secarik kertas kepada Biru dan Rendra.

"Biru kamu di diagnosa sakit leukimia stadium 3"ungkap Alex dengan suara yang bergetar.

Biru dan Rendra yang mendengar ucapan Alex langsung mematung.

Rendra yang mendengar itu langsung saja mengambil kertas itu, kemudian membacanya.

Rendra meneteskan air mata nya,dadanya sesak seakan-akan dia tidak bisa menghirup udara disekitar nya, sedangkan Biru hanya tersenyum getir setelah membaca isi kertas yang diberikan oleh Alex.

"Ternyata feeling gue gak salah,"batin Biru.

"I-ni beneran?"ucap Rendra tidak percaya.

"Leukimia stadium 3 yah?, bukannya itu sakit yang sama kayak mamah"lanjut Rendra dengan menatap Alex dengan deraian air mata.

Alex menganggukan kepalanya membalas ucapan dari Rendra.

"Penyakit itu menurun dari ibu kamu,tapi Biru kamu harus kuat yah!,ayah yakin kamu pasti bisa sembuh "ucap Alex menyemangati Biru.

"T-tapi waktu itu mamah ninggalin Biru di stadium 2, sedangkan aku sekarang udah stadium 3,apa aku bakalan sama kayak mamah ninggalin papah dan saudara-saudara aku?"lirih Biru dengan menundukkan kepalanya.

"Enggak!,Lo gak bakalan ninggalin kita"balas Rendra menatap Biru dengan yakin.

"Tapi kalo takdir nya gue harus pergi gimana bang?"tangis Biru pecah ketika menatap wajah kacau kedua abangnya.

"Kita berusaha dulu,kamu jangan langsung nyerah kayak gini,kamu pasti sembuh Abang yakinn"ucap Rayyan yang sedari tadi diam kemudian memeluk Biru.

"G-gue t-akut bang, gue takut kalo gue gak bisa bertahan"ucap Biru disela tangisnya.

"Bisaa!!,Lo pasti bisa bertahan "balas Rayyan dengan yakin.

"G-gue bingung.."

"gimana nanti gue kasih tau papah?"lanjut Biru menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

Biru Al Ghifari (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang