ALEXIO [ 12 ]

175 5 4
                                    

"Dad tak menyuruhmu untuk senekat ini Son!"

Alessio–ayah Lex itu baru mendengar kabar bahwa anak laki-lakinya pergi ke Indonesia. Anak itu bahkan tak mengatakan apapun padanya. Membuat dirinya kini marah dan hanya bisa memarahi Lex lewat telfon.

"Sudah ayah katakan berkali-kali.
Kau tidak perlu mencari tau tentang kematian ibumu! Kejadian itu sudah lama–"

Lex mendecakkan lidahnya sebelum ia memotong perkataan sang ayah. Memang, ayahnya sudah mengetahui segalanya. Namun laki-laki itu tak pernah mau memberi tau Lex sedikitpun tentang itu. Entah apa alasanya.

"Ini urusanku Dad," Jawab Lex.

Di sebrang sana Alessio menggeram marah. Ia tak pernah menyangka Lex akan senekat ini.

"Percaya padaku. Jangan pernah mencari tau kebenaran itu semua atau kau–"

Alessio menggantungkan ucapannya. Ia memejamkan matanya sejenak sebelum mendengar pertanyaan dari Lex.

"Atau apa?" Tanya Lex

"Atau kau akan kehilangan segalanya." Jawab Alessio membuat Lex kini terdiam membeku.

Apa maksudnya? Kenapa dirinya? Kenapa dirinya yang akan kehilangan segalanya?

"Kembali ke Italia sebelum semuanya menjadi runyam Son." Titah Alessio.

Ayahnya itu sungguh sangat berharap laki-laki itu menurutinya, karna jika tidak. Ia yakin laki-laki itu akan hancur karna keingintahuanya itu sendiri.

"Kenapa?" Tanya Lex membuat Alessio mendecakkan lidahnya kesal.

"Menurutmu Dad menyembunyikan itu selama ini hanya karna Dad ingin? Kau pasti tau ada sesuatu yang membuat Dad menyembunyikannya Son. Berhentilah untuk mencoba balas dendam." Jawab Alessio.

"Aku tidak mau." Kekeh Lex.

Alessio terdiam dengan pikirannya. Ia mengetukkan jari-jarinya di meja. Anaknya itu memang sangat mirip dengannya. Sangat sangat keras kepala.

"Jika itu pilihanmu, maka Dad tidak akan membiarkanmu." Jawab Alessio mantap.

"Dad, uruslah urusanmu sendiri!" Tegas Lex yang mulai kesal pada Alessio.

"Apa kau benar-benar ingin mengetahui segalanya Son?!" Tanya Alessio menaikan nada bicaranya.

"Ya. Aku ingin mengetahui siapa pembunuh mom. Dan aku juga ingin mengetahui latar belakang istriku Dad. Ku mohon jangan halangi aku."

"Maka Dad ingin kau menuruti satu syarat dari Dad,"

Lex kembali terdiam. Ia menghela nafasnya panjang lalu menganggukan kepalanya seolah Alessio melihatnya dari sebrang sana.

"Apa?" Tanya Lex pada Alessio.

Menunggu beberapa detik akhirnya Alessio mengucapkan sebuah syarat yang sontak membuat Lex mengerutkan dahinya.

"Berikan Dad cucu."

"For what?" tanya Lex cepat.

"Jika kau tak mau–"

"Baiklah! Tapi ingat, setelah itu jangan pernah ganggu urusanku Tuan Alessio." Kecam Lex membuat Alessio terkekeh.

"Baiklah, jika dalam satu bulan kedepan aku mendapat kabar baik, akan aku beri sebuah hadiah untukmu Son." Jawab Alessio.

Lex mendecakkan lidahnya kesal, ia memutuskan sambungan telfon itu sepihak lalu menoleh menatap istri kecilnya yang tengah tertidur pulas.

Jika di simpulkan dari apa yang selama ini ia dapatkan, sudah cukup lumayan data data informasi yang ia dapatkan.

ALEXIO || THE MAFIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang