اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ•
•
•فِيۡهِنَّ قٰصِرٰتُ الطَّرۡفِۙ لَمۡ يَطۡمِثۡهُنَّ اِنۡسٌ قَبۡلَهُمۡ وَلَا جَآنٌّۚ
"Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang membatasi pandangan, yang tidak pernah disentuh oleh manusia maupun jin sebelumnya".
(Q.S. Ar-Rahman ayat 56)Happy reading 🦕✨❤️
Sedangkan Ning Sania melihat kepergian Ziya dari halaman ndalem. Arah matanya tertuju memandang Ziya yang semakin jauh jaraknya.
"Akan ku ambil apa yang sudah menjadi hak ku,Gus Rezi milikku!kamu adalah musuhku," gumamnya dengan pelan.
(...)
Sesampainya Ziya dan ketiga sahabatnya dikamar,Ziya kembali diam, pandangannya kosong,dan duduk dengan bersandar pada sudut kamarnya.
"Zi,kita gak tahu harus bantu kamu dengan apa selain doa dan mengatakan sabar!kami tahu apa yang kamu alami ini berat.tetapi zi kamu harus tahu, Allah bersama mu dan ada di hatimu, sedangkan kami? kami juga akan selalu berada di dekatmu," tutur Fatimah dengan lembut.
"Terima kasih ya udah mengingatkan, dan terima kasih banyak selalu ada untukku," balas Ziya sembari mengusap uraian air matanya.
Setelah itu,mereka berpelukan dengan erat,menangis bersama dan saling menguatkan.
Persahabatan hangat adalah harapan dari mereka, sebanyak apa pun kekurangan yang dimiliki,salah satunya akan menjadi pelengkap.
Selama Dua Minggu lebih mereka menjalani kehidupan dengan baik, dan mempersiapkan kegiatan 40 day, 30 juz yang akan dimulai besok hari.
Dan selama itu,Ziya berusaha untuk tidak bertemu dengan Gus Rezi maupun keluarga ndalem,setiap kali kelas Gus Rezi ada saja alasan yang membuatnya izin,agar tidak ikut dalam mata pelajarannya.
Malam ini adalah pembukaan kompetisi 40 days dan 30 juz,di mana para santriwati Annisa dan al-fatah dijadikan satu di pondok pesantren An-Nisa sedangkan santriwan Annisa dan al-fatah berada di pondok pesantren al-fatah.
"Menurut kalian kita pakek apa nih, biar kompak begitu?" tanya Fatimah, yang selalu menjadi penggagas ide. Matanya berbinar penuh harapan agar mereka bisa tampil menonjol.
"Pakek abaya hitam saja, biar kelihatan lebih elegan," usul Syifa, sambil membayangkan betapa anggunnya mereka dalam balutan kain yang mengalir.
"Jilbab?" sahut Laila, yang lebih suka tampil sederhana namun anggun.
"Peach, punya semua kan?" ucap Ziya, menyadari bahwa warna itu sangat cocok untuk mereka semua dan bisa memberikan kesan ceria.
"Nah, bagus itu! Lagian kita punya semua," sambung Laila, bersemangat.
Fatimah menatap mereka dengan senyuman. "Nanti kan ada pendaftaran, terus nama kelompok/grup kita apa dong?" tanyanya lagi.
"Bagaimana dengan nama 'Muslimah'?" usul Fatimah, berharap bisa menyatukan nilai-nilai yang mereka anut.
"Ah, kuno sangat," tolak Laila dengan nada menggoda. "Kita butuh sesuatu yang lebih fresh!"
"Ihhhh, apa terus?" dengusan kesal Fatimah. Ia merasa ide-idenya selalu ditolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
GIRLS
Teen FictionDISINILAH PERTEMUAN DARI ZIYA QUROTUL A'YUN. Ziya Qurotul A'yun, seorang perempuan cantik yang mendalami ilmu agama dan juga ketua geng motor, menemukan sahabat sejatinya. Ziya bertemu dengan tiga sosok wanita yang kelak akan menjadi sahabatnya dala...