“bersyukurlah untuk segala apapun yang telah Allah beri untukmu.“
Setelah mendengar Adzan subuh yang berkumandang, Gus Fachrul bergegas menuju masjid. sebelum itu, ia memakai wangi-wangian nya terlebih dahulu barulah pergi menuju masjid.
matanya memicing. melihat dua orang yang tengah berbincang-bincang didalam masjid. disaat yang lainnya memilih untuk Murojaah sebelum iqamah, dua orang itu malah asyik berbincang-bincang. Gus Fachrul menggeleng-gelengkan kepalanya. ia pun mendekati kedua pemuda itu. "menggibahi seseorang itu, perbuatan yang tidak baik. apalagi meng-gibahinya ditempat suci yang seperti ini."
"shut.. Gus diem dulu. ini ana lagi ngasih tau info yang paling-paling penting ke Zaki." tungkas Ustadz Reza. ia lalu membisikkan sesuatu ke telinganya Ustadz Zaki.
Ustadz Zaki manggut-manggut ketika ketika mendengar ucapannya Ustadz Reza di telinganya. "bukannya emang sifatnya kayak gitu ya?"
"iya, ana baru tau loh sama sifatnya." ucap Ustadz Reza. setelah itu ia memilih untuk tak membicarakan nya lagi. karna disini, ada Gus Fachrul. kasihan jika Gus-nya itu merasa terabaikan olehnya, dan juga Zaki. ia mengadah. menatap Gus-nya yang menjulang. "woww!"
"rambut Gus basah." Ustadz Reza menarik lengannya Gus Fachrul untuk duduk. "pasti ada sesuatu yang terjadi setelah selesai acara kita tadi malam. ya, kan, Gus?"
"Apa?"
"ah, tidak usah malu-malu Gus untuk menjawabnya. ana sudah tau kok jawabannya apa."
baru saja Gus Fachrul ingin menjawab ucapan songong dari Ustadz Reza, tiba-tiba saja seseorang datang kepada mereka, dan ikut duduk bersamanya. "apa yang sedang kalian obrolkan?"
Gus Fachrul bernafas lega kala yang datang adalah Ustadz Khalid. Ustadz yang sudah 15 tahun mengabdi di pondok. walaupun sekarang Ustadz Khalid sudah mempunyai istri, dan 3 anak, tapi Ustadz Khalid tetap menjalankan tugasnya menjadi seorang pengajar di pondok pesantren. walaupun harus bolak-balik ke pondok pesantren dan rumah. meski Ummi nya Gus Fachrul sudah bilang padanya untuk tidak perlu mengajar lagi, tapi Ustadz Khalid tetep keukeuh untuk tetap ingin mengajar santri.
"ah, ini Ustadz. Gus Fachrul malu-malu untuk mengakui kalau dirinya semalam habis skidipapap sama istrinya." ucap Ustadz Reza tanpa malu nya.
"skidipapap apaan heh?" bisik Ustadz Zaki
"ah, itu istilah baru untuk mengucapkan kata bercinta." jawab Ustadz Reza dengan nada yang tak kalah berbisik
"dapat istilah darimana heh? ngarang pasti ente!"
"memang"
"kalaupun Gus Fachrul semalam benar-benar melakukannya, apa masalahnya? toh, dia melakukannya sama istri sendiri. bukan istri orang lain." Gus Fachrul yang aslinya mengangguk-anggukan wajahnya setuju kala mendengar ucapannya Ustadz Khalid tiba-tiba melotot. ketika mendengar kata terakhir dari laki-laki itu. "bukannya perbuatan mengumbar aib tentang hubungan suami istri itu, hukumnya haram? jadi, lebih baik Gus Fachrul sembunyikan dari kita-kita kan?" ucapannya Ustadz Khalid membuat Ustadz Reza terdiam.
selang beberapa detik dari itu, mulai terdengar iqamah. jadilah ke-empat laki-laki itupun berdiri untuk melaksanakan ibadah sholat shubuh. dan merapatkan shaf sholat.
••••••
Gus Fachrul baru saja selesai mengajar ngaji santri. ia langsung bergegas untuk pulang ke ndalem.
Gus Fachrul pergi ke dapur. ia akan memasak makanan saat ini. "masak apa ya?" gumam Gus Fachrul
"hmm.. masak yang simple aja kali ya? seperti.. nasi goreng, perkedel kentang, bakwan, sama tumis kangkung? iya ah, masak itu saja!" ucap Gus Fachrul. lalu ia pun menyiapkan bahan-bahan yang akan ia perlukan untuk memasak makanan yang akan ia bikin.
KAMU SEDANG MEMBACA
GADIS GENDUT MILIK GUS MUDA
RomanceCerita ini, menceritakan seorang perempuan yang bernama Chamelia Zhafira Az-Zahra. yang dimana, perempuan ini slalu dihina hanya karna bentuk tubuhnya yang gendut. namun, tak disangka-sangka Gus muda yang bernama Muhammad Fachrul Hidayatullah ini, k...