Di ruangan tersebut, tak satupun dari mereka yang menyadari bahwa ada sepasang mata melihat ke arah Daisy dengan lamat dan dalam. Tak bisa dibohongi bahwa lelaki itu menyukai gadis ikal berambut merah.
🌼🌼🌼
Malam ini bulan purnama, malam yang berat bagi remus. The marauders sudah menuju hutan terlarang sedari sebelum makan malam dimulai, sedangkan Daisy berada di ruang rekreasi menunggu mereka berempat dengan cemas.
Daisy tahu bahwa remus itu warewolf, sirius memberitahunya saat di tahun kedua, tentunya dengan izin remus, mengingat gadis baik itu tidak akan membocorkannya. Dan benar saja, sampai saat ini murid yang mengetahui itu hanya The marauders dan Daisy seorang, bahkan kakaknya dan marlene tidak mengetahui itu.
Jam sudah menunjukan pukul 23.30, sudah hampir tengah malam, sejujurnya gadis itu sedang menahan beban berat di matanya. Sebisa mungkin daisy menahan matanya, tangannya saat ini memegang kasa dan ramuan penyembuh dengan niat untuk membantu keempat lelaki itu saat mereka sampai asrama, mustahil bila tak ada yang terluka.
Waktu demi waktu, jam sudah menunjukan pukul 00.17, keempat lelaki itu tak kunjung datang membuat daisy menutup matanya perlahan dan menuju ke alam mimpi, sedangkan tangannya masih setia memegang kasa dan ramuan penyembuh.
KRIETT. . .
Tak lama ia menuju alam mimpi, terdengar pintu berdenyit terbuka, tampaknya itu The marauders. Sirius dan James memapah tubuh remus yang lemah dan banyak luka, sedangkan peter membawa jubah gaib milik james serta bungkus berisi kue kering rasa red velvet kesukaan daisy, namun rupanya gadis itu sudah tertidur pulas dengan posisi duduk di ruang rekreasi.
"Daisy tertidur," gumam remus, dimukanya terlihat ekspresi merasa bersalah. "Baik sekali dia menunggu kita, sudah jangan dibangunkan," lanjut james sembari menaruh remus ke kursi di sebelah daisy. Mereka bertiga setuju dengan james, tak akan membangunkan gadis itu, toh menurutnya daisy sudah menyiapkan obat-obatan, itu sangat membantu.
Peter dengan hati-hati mengambil kain kasa dan ramuan dari tangan daisy, sirius dengan telaten membenarkan posisi daisy di sofa menjadi telentang, tidur dengan posisi duduk bisa membuat badan pegal.
Mereka berempat saling mengobati, daisy pun sudah menyiapkan lumayan perlengkapan disitu, ada ramuan, kain kasa, plester, obat salep pereda nyeri, dan ramuan khusus untuk remus, semua ia siapkan secara diam-diam agar tak diketahui teman sekamarnya, ia menyembunyikannya di kamar the marauders dengan bantuan the marauders sendiri.
Mereka tak lupa untuk membersihkan obat-obatan itu tanpa jejak, bahaya kalau banyak yang melihat. Keempatnya membawa obat-obat itu menuju kamarnya dan kembali lagi ke ruang rekreasi.
Sudah selesai mereka mengobati, remus juga tampak baikan setelah menenggak habis ramuan khusus untuknya, ketiga temannya pun merasa demikian. Kini mereka berempat duduk depan perapian menghangatkan tubuh, hutan terlarang sangatlah dingin.
Mereka menatap perapian dengan pandangan kosong, masih sibuk menghangatkan diri. "Aku mengantuk," celetuk peter. Kini mereka bertiga saling pandang, tak tega meninggalkan daisy sendiri di ruang rekreasi.
"Kita tidur disini saja menemani daisy," final james yang sangat sangat disetujui teman-temannya. Remus tidur di kursi sebelah daisy, mengingat ia lebih butuh banyak istirahat. James, sirius, dan peter tidur di karpet dengan membawa bantal mereka dari kamar, tak lupa sirius memberi selimutnya untuk daisy.
"Tidur nyenyak semuanya, selamat malam."
🌼🌼🌼
"BANGUN! SUDAH JAM SETENGAH TUJUH! Godric bagaimana kalian bisa tertidur disini!" Teriakan Lily Evans membangunkan mereka berlima. Daisy bangun dengan agak bingung, sedangkan keempat lelaki disekitarnya membuka mata dengan enggan.
"Lily. . " gumam daisy mengucek matanya, suaranya parau khas orang bangun tidur, ia memandang sekitar, the marauders menolak untuk bangun membuat lily melempar bantal sofa ke mereka satu persatu, mau tak mau mereka semua terbangun bengong di ruang rekreasi.
"Cepatlah mandi lalu sarapan," Lily menyeret daisy untuk segera ke kamar, daisy mengikuti ogah-ogahan, dirinya masih ingin bertemu dengan empuknya kasur dan nyamannya selimut, apalagi pagi ini terlihat dingin dan agak mendung, waktu yang pas untuk tertidur.
"Ayolah lils, beri aku waktu 10 menit saja," daisy memohon, tentunya ditarik dan dilempari handuk oleh saudarinya. "Cepat atau poin asrama kita dikurangi jika telat," wanita itu sangat sangat ambis.
Daisy mengalah, dan ke kamar mandi, bahkan marlene terlihat keluar kamar mandi dengan lesu, matanya tak bisa bohong bahwa ia masih ingin tertidur. Lily kemudian kembali lagi ke ruang rekreasi untuk memaksa para bujang itu segera mandi.
Hanya 15 menit, daisy keluar kamar mandi, ia terlihat segar sekarang dan sudah memakai seragam walaupun belum 100 persen rapi. Sembari merapikan seragam dan berhias, lily membantu daisy menghias rambutnya, lily mengikat sebagian rambut merah ikal daisy dan menambah jepit di sisi kanannya, sedangkan dirinya mengikat seluruh rambutnya tinggi.
Marlene juga sudah mengikat seluruh rambutnya tinggi sama seperti lily. Lily sedari tadi menyuruh marlene merapihkan seragamnya tak digubris oleh wanita blonde itu, yasudahlah marlene memang selalu menggunakan seragam seinginnya.
Mereka bertiga lalu turun ke ruang rekreasi dan terlihat the marauders sudah disana menunggu mereka, lebih tepatnya daisy. "Kalian cepat sekali," kata daisy membuat mereka semua menoleh.
"Tentu daisy, kami sudah ahli dalam hal itu, hogsmeade next week lily?" oh james being james. "Panggil aku evans, potter," balas lily membuat mereka terkikik, james hanya tersenyum kecut. Sejujurnya daisy agak kasian dengan james, namun apa daya, toh perasaan tak bisa dipaksa.
Mereka jalan ke aula besar beriringan, daisy menggandeng lengan sirius. Itu sudah biasa, mereka memang sangat dekat, tak sedikit orang yang mengira bahwa mereka berkencan, padahal mereka hanya sahabat dekat, malah hampir seperti saudara kandung.
Seperti biasa, mereka makan di aula besar dan bercengkrama dengan murid lain. Daisy tentu memakan pudding karamel kesukaannya, ia tak merasa begitu lapar, the marauders memberinya kue kering red velvet tadi.
"Daisy Marine, mengapa kau tidur di ruang rekreasi dengan mereka?" ah itu suara dingin milik kakaknya, kini ia menatap adiknya dengan tajam sembari memegang gelas di tangan kanannya, sangat dingin auranya, bahkan bibirnya sudah membentuk garis lurus sekarang.
Orang normal tahu bahwa daisy sedang gelagapan sekarang, pasalnya gadis itu tak pandai berbohong. "Kami bermain kartu sampai lupa waktu, evans," suara sirius black terdengar di telinga lily evans. Daisy senyum mengiyakan begitupula dengan ketiga bujangan lain disebelahnya.
Menghela nafas berat, "Daisy, kau ini sudah 15 tahun! Bisakah untuk membagi waktu dengan benar?" lily terlihat agak marah, dahinya mengerinyit. Daisy hanya mengangguk, ia merasa agak bersalah. "Sudahlah evans, mumpung masih muda," balas sirius black jenaka membuat lily melempar apel ke arahnya, marlene tertawa terbahak melihatnya.
Tak mau kalah, sirius kini melempar anggur ke marlene dan marlene melempar sandwich yang sialnya terkena james, james jelas membalas dengan melempar kue labu, jadilah mereka berperang melempar-lempar makanan sampai suara mengerikan terdengar.
"DETENSI!"
🌼🌼🌼
Maaf awal-awal masih garing, soalnya gue bingung ini mau dibikin sad end apa happy ye. . . .
KAMU SEDANG MEMBACA
нєу, ∂αιѕу! I Sirius Orion Black
Fanfic𝖯𝗂𝗇𝗄𝗒 𝗉𝗋𝗈𝗆𝗂𝗌𝖾 🌼 Sirius Black x OC 🐕🦺 Marauders Era 💢🔆 Seluruh karakter dari J.K.R kecuali tambahan dari Saya. Cover book ofc dari Canva 📚 Cerita ini dimulai dari tahun keempat! Typo bertebaran 🙏 Selamat membaca! Hope you guys l...