l

798 84 11
                                    

First view...

"(M/n)!"

Mataku menatap kearah seseorang yang memanggilku, seorang gadis cantik dengan surai coklat yang indah.

Gadis cantik yang menjadi pujaan hatiku selama bertahun tahun, kedua sudut bibirku pun tertarik keatas. Yang membuatnya seperti tersenyum, secara perlahan mulutku bergerak dan memanggilnya.

"Anna"

*gasp

Secara cepat aku membuka mataku, dadaku terasa sesak yang membuat nafasku tersenggal senggal(?).

Setitik air mata jatuh menuruni pipi ku, aku menatap langit langit kamar ku dengan tatapan kosong.

Memikirkan kembali perjalanan hidupku yang begitu konyol, sudah 10 tahun aku bereinkarnasi ke sebuah novel historical romance.

Mengingat dimana dulu aku hanyalah pemuda biasa yang tidak memiliki ketertarikan pada sesuatu, aku hanya bersekolah, bekerja, makan, dan beristirahat.

Hanya kegiatan monoton itu saja yang selalu kulakukan, hingga seseorang yang sama sekali tidak kuingat. Memberikan novel itu.

Hanya novel clichés seperti pada umumnya, saat itu novelnya sangat digemari oleh orang orang terlebih lagi pada gadis gadis muda.

Aku terpaksa membacanya dan menurutku itu adalah sampah, membuatku sangat jijik dengan alur ceritanya. Terlebih dengan pemeran utama perempuannya yang terlalu lemah.

Tapi aku mendapatkan karma, aku mati karena mengalami asam lambung parah. Hingga akhirnya aku mati di rumahku sendiri.

Ketika aku membuka mataku, aku sudah terlahir kembali menjadi seorang bayi dari wanita simpanan ayahku.

Takdir benar benar menertawakanku, aku harus terlahir kembali menjadi seorang wanita lemah. Dan dari rahim seorang budak yang merusak hubungan orang lain.

Tok.. tok.. tok..
Kriett..

"Lady (name), ini sudah pagi dan sudah saatnya anda untuk bangun" suara dari pelayan pribadiku pun menyadarkanku dari lamunan.

Secara perlahan aku membangunkan tubuhku dan duduk diatas kasurku, cahaya pagi menyinari kamarku ketika pelayan pribadiku membukakan gorden kamarku.

"Anda harus tampil dengan cantik hari ini! Duke dan Duchess akan ada di ruang makan!" Semangat pelayanku.

Aku pun hanya menganggukkan kepalaku, dan mengikuti alur yang akan datang saja. Aku sudah sangat mempasrahkan diriku pada takdir yang akan datang.

Secara perlahan aku berjalan menuju ruang makan dan di dampingi oleh beberapa pelayan, manik biruku pun menatap kearah jendela besar yang memperlihatkan dunia luar yang penuh akan salju

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Secara perlahan aku berjalan menuju ruang makan dan di dampingi oleh beberapa pelayan, manik biruku pun menatap kearah jendela besar yang memperlihatkan dunia luar yang penuh akan salju.

The Desperate Duchess (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang