Mimi dan Leo bergegas ke kantor polisi dan melihat Tuan Garcia di balik jeruji besi. Seorang detektif berjalan ke arah mereka dan berbicara.
"Apakah Anda Nona Garcia?"
"Ya, bisakah kamu memberitahuku apa yang terjadi di sini? Kenapa ayahku dipenjara?" Mimi berbicara dalam satu tarikan napas dengan Leo berdiri di sisinya.
"Tuan Garcia ditangkap karena penculikan, penipuan, penggelapan dana pemerintah dan penggunaan obat-obatan terlarang untuk membantu penelitian ilmiah." Kata detektif itu membuat Mimi terhuyung ke belakang dan Leo segera memeluknya.
"Bagaimana mungkin? Siapa yang dia culik? Itu bukan Jennie Kim, kan?" Kata Mimi. Detektif itu menatapnya dengan heran.
"Apakah anda mengenal Nona Kim? Dia diculik dan disandera oleh tuan Garcia. Tuan Garcia ditangkap satu jam yang lalu dan seluruh kota riuh. Bagaimana anda sampai sekarang tidak tahu bahwa dia adalah ayah mu?" Detektif itu bertanya sambil menatap Mimi dan Leo.
Rasa bersalah langsung memenuhi Mimi Garcia. Saat itu dia dan Leo sedang berhubungan seks. Dia mengepalkan tangannya begitu erat.
"Saya belum memperkenalkan diri. Saya Leo Manoban pemilik Hotel Manoban." Leo memperkenalkan dirinya kepada detektif tersebut. Kilatan pengenalan muncul di mata si detektif saat wajahnya berubah menjadi lebih hormat.
"Oh, Tuan Manoban. Saya tidak mengenali Anda sebelumnya. Saya minta maaf atas hal itu."
"Tidak apa-apa. Tapi, apakah mungkin gubernur bisa dibebaskan sampai penyelidikan selesai? Saya bisa menjaminnya." kata Leo.
Detektif itu menggaruk kepalanya sedikit karena kesulitan. Beberapa menit yang lalu, komandan nya telah memberitahu nya untuk tidak mengizinkan gubernur meninggalkan sel sampai dia diserahkan ke kantor kejaksaan besok dan sekarang Leo Manoban ada di sini memintanya untuk dibebaskan sesuai tuntutan.
"Saya minta maaf Tuan Manoban, tetapi para petinggi tidak mengizinkan pembebasan berdasarkan RUU. Kejahatan dan tuduhan, ditambah dengan bukti-bukti yang ada tidak memungkinkan gubernur dibebaskan berdasarkan RUU. Saya benar-benar minta maaf tapi tidak ada yang bisa saya lakukan untuk anda. kenapa anda tidak pulang ke rumah dan menunggu surat dari kantor kejaksaan?" Kata detektif itu.
Ini adalah kasus yang menghebohkan dan orang yang terlibat bukanlah warga sipil biasa, melainkan seorang gubernur kota. Antusiasme masyarakat terhadap kasus ini karena melibatkan pejabat pemerintah dan kejahatan yang dilakukan tidak biasa.
Dari penculikan hingga penipuan dan bahkan pemalsuan dokumen pemerintah untuk membantu penelitian ilmiah, semuanya merupakan kejahatan besar yang dibenci oleh konstitusi kota.
Mimi menggelengkan kepalanya karena tidak setuju dan menoleh ke arah Leo dengan putus asa sambil berkata, "Leo, tolong aku. Kamu harus melakukan sesuatu. Ayahku, aku tidak bisa membiarkan dia berada di sini. Hanya dia yang kumiliki."
"Mimi, tenanglah, sekarang ayo pulang bersamaku. Aku berjanji akan mencari jalan keluar apapun yang terjadi. Aku tidak akan membiarkan apapun terjadi pada ayahmu." Leo berkata dengan serius.
"Kamu harus membantuku, Leo." kata Mimi dengan penuh kasih sayang.
"Aku berjanji. Ayo pulang sekarang." ajak Leo sambil menggandeng Mimi saat mereka berjalan keluar.
Saat mereka hendak keluar, Mimi menoleh dan menatap ayahnya yang berada di dalam penjara dengan tatapan seram. Hal itu membuat pria itu ketakutan hingga dia menjerit sambil berjalan ke belakang karena takut menatap matanya.
Mimi menunduk dan tersenyum licik ketika tidak ada yang menyadarinya. Tindakan nya bertentangan dengan perilakunya tadi.
Ketika mereka pergi, detektif itu menatap ke arah gubernur dan menggelengkan kepalanya. Anak satu-satunya datang dan menginginkan dia dibebaskan tetapi anak nya tidak pernah berbicara dengannya. Detektif menganggap situasi ini aneh. Dia memandangi sosok keduanya dan merasakan firasat buruk di dalam dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTER EGO - JENLISA [GxG]
FanficIni adalah kisah romantis tentang dua wanita. Satu dikhianati oleh cinta dan satu lagi tidak dapat mengingat masa lalunya dan memiliki DID yang juga dikenal sebagai Split Personality Disorder. "Kamu milikku, Lisa Manoban. Kamu tidak boleh bersama wa...