DOA MENEMBUS LANGIT (1)

1.1K 60 0
                                    

Sejak pulang dari Pesantren entah kenapa Jasmine sering mual dan pusing, Gus Agam yang khawatir melihat keadaan Istrinya memilih tinggal dirumah dan merawatnya.

"Sayang kita ke rumah sakit saja ya, ini sudah hari ke tiga loh Jasmine sakit" Gus Agam membujuk Jasmine yang terbaring lemas.

"Enggak mau Mas, Jasmine cuma demam biasa kok ini" Jasmine menggelengkan kepala bersikeras tidak mau ke rumah sakit. Permintaan kerumah sakit sudah berkali-kali Gus Agam lontarkan, bahkan di perjalan pulang dari Pesantren saat Jasmine mengeluh sakit kepala Gus Agam sudah berinisiatif untuk mengantarnya ke rumah sakit, namun Jasmine sangat bersikeras tidak mau mengikuti permintaan Gus Agam.

Gus Agam mengusap lembut dahi Jasmine yang masih hangat dengan sebuah handuk basah, "Tapi Sayang kalau besok masih demam juga, mau enggak mau Mas tetap bakal bawak Jasmine ke rumah sakit ya".

Jasmine yang sudah lemas tanpa membuka mata hanya mengangguk lembut mendengar permintaan Gus Agam.

"Oh iya hari ini mau makan apa Sayang?, biar Mas buatin" tanya Gus Agam yang bukannya dijawab oleh Jasmine malah menerima mutahan.

"Astaghfirullah al-azim, Sayang" Gus Agam berusaha membantu tubuh lemas Jasmine yang berusaha duduk tegak mengeluarkan cairan dari mulutnya, dengan lembut tangan Gus Agam memijat leher Jasmine agar merasa lebih enakan.

"Gimana Sayang?, sudah?" tanya Gus Agam khawatir saat Jasmine menarik tubuhnya untuk berbaring kembali.

"Heem" Jasmine menjawab dan mengangguk pelan.

Tanpa rasa jijik sedikitpun Gus Agam membersihkan bekas-bekas muntahan Jasmine dipakaian Jasmine, "Sayang Mas tinggal sebentar ya, Mas mau ganti handuknya sekalian Mas juga mau ganti baju" pamit Gus Agam pada Jasmine.

"Heem" tanpa membuka mata Jasmine mengangguk pelan.

Gus Agam bergegas bangkit dan buru-buru menuju kamar mandi membersihkan dirinya serta mengganti pakaiannya yang penuh dengan muntahan Jasmine.

Sekitar satu jam meninggalkan Jasmine yang terbaring lemas, kini Gus Agam kembali dengan pakaian baru dan semangkok bubur hangat ditangannya. "Sayang makan dulu yuk" ajak Gus Agam yang duduk pelan di samping tempat tidur.

"Iya Mas" jawab Jasmine berusaha duduk bersandar, "Eh Sayang pelan-pelan aja, sini Mas bantu" Gus Agam berusaha ingin membantu Jasmine.

"Enggak apa-apa Mas, Jasmine sudah bisa sendiri" Jasmine ngotot tidak menerima bantuan Gus Agam dan berusaha sendiri.

"Jasmine sudah enakan kok Mas" ucap Jasmine sambil melahap bubur buatan Gus Agam, "Loh kok bisa Sayang, Mas tinggal cuma satu jam loh" Gus Agam memperhatikan Jasmine sambil tetap menyuap Jasmine dengan bubur.

"Bener Mas, setelah muntah itu, perut Jasmine langsung enakan dan tidak pusing lagi" Jasmine menjelaskan, "Ya sudah, Alhamdulillah kalau begitu Sayang, Mas senang" Gus Agam melempar senyum pada Jasmine yang masih terlihat lemas.

"Mas maaf ya tadi Jasmine muntahin Mas, bajunya Mas simpan aja di keranjang baju kotor, besok kalau enggak lemes lagi biar Jasmine yang nyucinya" Jasmine menunjukkan wajah menyesal pada Gus Agam.

Gus Agam yang mendengar ucapan Jasmine hanya tersenyum, "Jangan dipikirin Sayang, tadi Mas sudah langsung cuci pas ganti baju, apaan sudah mikir mau nyuci baju masih lemes gini juga".

"Pokoknya Jasmine sekarang jangan mikirin kerjaan, pokoknya Mas disini sampai Jasmine bener-bener sudah sehat ya" Gus Agam menyakinkan Jasmine. "Tapi Mas, Mas harus ngajar loh, Mas juga sudah tiga hari enggak masuk gara-gara ngurusin Jasmine" Jasmine tertunduk sedih.

"Enggak apa-apa Sayang, kan kalau Jasmine sudah sehat Mas bakalan ngajar lagi" ucap Gus Agam yang hanya bisa dibalas senyuman oleh Jasmine.

***

Tepat pukul tiga malam seperti biasa Gus Agam terbangun untuk mendirikan salat tahajud, namun siapa sangka Jasmine yang biasanya harus dibangunkan dulu oleh Gus Agam kini sudah duduk manis di atas sajadah menunggu Gus Agam. "Sayang sudah sehat?" tanya Gus Agam yang segera mendekati Jasmine, "Sudah sehat Mas, sana Mas ambil wudhu kita salat tahajud bareng" Jasmine melempas senyum manisnya pada Gus Agam. Subuh itu seperti subuh-subuh biasanya Gus Agam dan Jasmine melaksanakan salat malam, salat subuh dan murojaah bersama.

Jasmine yang kemarin subuh masih terbaring lemas setelah selesai beribadah dengan Gus Agam dengan cekatan segera ke dapur, dia memasak nasi goreng yang sebelumnya sudah diajarkan langsung oleh Gus Agam, setidaknya menu nasi goreng yang sempat dia buat dengan rasa menyedihkan kini menjadi menu andalan Jasmine setiap pagi untuk Gus Agam, karena memang baru satu menu itu yang dia kuasai.

Gus Agam juga segera bersiap-siap mengikuti perintah Jasmine yang menyuruhnya untuk pergi mengajar hari ini ke Pondok, setelah mandi Gus Agam segera mengenakan jubah yang sudah disetrika rapi oleh Jasmine dan peci putih yang sudah disedikan oleh Jasmine.

"Wah, Sayang bikin sarapan buat Mas ya" Gus Agam mengembangkan senyumnya saat mendapati Jasmine yang sibuk di dapur menyiapkan sepiring nasi goreng, "Hehe iya Mas, Jasmine masakin Mas nasi goreng buat sarapan" balas Jasmine sambil meletakan sepiring nasi goreng yang sudah terlihat lezat dengan telur mata sapi di atas nasi goreng.

"Mas cicip ya Sayang" ucap Gus Agam sambil menyuap sesendok nasi goreng buatan Jasmine, Jasmine yang duduk tepat di depan Gus Agam memandang ekspresi Suaminya dengan penuh rasa penasaran. "Gimana Mas?" tanya Jasmine dengan mata berbinar, "Lolos" jawab Gus Agam sambil mengacungkan jempol dan melempar senyum pada Jasmine.

Dengan lahap Gus Agam terus menyuap nasi goreng buatan Jasmine, Jasmine tersenyum manis sambil memandang Suami yang memakan masakannya.

"Alhamdulillah" ucap Gus Agam saat piring nasi goreng sudah bersih tanpa menyisahkan sebulir nasi pun, "Yeey" Jasmine bertepuk riang saat melihat piring Gus Agam bersih.

"Sayang, yakin nih Mas berangkat ke Pondok hari ini?" tanya Gus Agam kembali menyakinkan pada Jasmine, "Yakin Mas, Jasmine sudah sehat loh, ini buktinya Jasmine sudah bisa masak sarapan buat Mas" Jasmine kembali melempar senyum seraya berjalan mendekati Gus Agam.

"Jasmine bantu rapikan ya Mas" dengan lembut Jasmine merapikan baju yang dikenakan Gus Agam, "Makasih ya Cantik" Gus Agam mendaratkan kecupan hangat di ubun-ubun Jasmine. "Kalau gitu Mas berangkat ya" ucap Gus Agam, "Iya Mas hati-hati ya" Jasmine segera meraih tangan kanan Gus Agam dan mencium punggung tangannya.

"Mas berangkat Sayang, kalau ada apa-apa langsung telepon Mas ya" pesan Gus Agam sambil berjalan menuju pintu keluar. "Iya Mas pasti itu" jawab Jasmine yang berjalan dibelakang Gus Agam.

"Assalamualaikum Cantik" Gus Agam melempar senyum pada Jasmine yang berdiri di ambang pintu, "Waalaikumussalam Mas" jawab Jasmine sambil mengantar langka Gus Agam dengan senyum manis, mata Jasmine tetap mengikuti sosok Gus Agam dari masuk mobil hingga benar-benar melajukan mobil sedannya meninggalkan rumah mereka.

Dengan senyum yang masih merekah Jasmine segera menutup pagar dan pintu rumahnya, lalu masuk ke dalam rumah untuk melakukan tugasnya lagi sebagai Istri yaitu membersihkan rumah yang sudah cukup berantakan karena tiga hari ini dia hanya terbaring sakit sedangkan Gus Agam hanya fokus merawatnya saja.

***

AR-RAHMAN BUKAN UNTUK JASMINE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang