Prolog

9 1 0
                                    

BUNUH DIA!

























PENGHIANAT ITU PANTAS MATI!




























Suara riuh warga sangat keras dan mewarnai eksekusi yang sedang berjalan. Sang terdakwa, Frederick William Alexander hanya bisa diam saat kepalanya akan dipenggal. Dia dihukum untuk menanggung kejahatan yang bahkan tidak ia lakukan. Dia dituduh atas pembunuhan terhadap raja. Untungnya sang raja terselamatkan.

Sang raja memerintahkan untuk menjatuhkan hukum mati terhadap putranya sendiri, Frederick. Lantaran Beliau sangat kecewa dan marah pada Frederick yang seharusnya meneruskan tahtanya. Posisi putra mahkota digantikan oleh adiknya, Adelio Louis Alexander.

Padahal Frederick adalah korban fitnah, tapi bukti yang ada malah ditujukan padanya. Dia tau ada seseorang yang berusaha menjatuhkannya hingga ajal menjemput.

Dalang dibalik semua ini adalah Ancel Neil Ellworth. Frederick menatap tajam ke arah Ancel yang tersenyum penuh kemenangan.

Disamping Ancel ada seseorang gadis yang ditaksirnya, Ranianta Dione Brianna. Wajah Ranianta terlihat datar tapi matanya menunjukkan rasa kasihan. Menurutnya, Frederick tidak pantas mendapat hukuman ini.

Sayangnya dia tak bisa berbuat apa-apa selain menyaksikan kematian temannya yang semakin dekat.

"Apa ada kata-kata terakhir?" Tanya algojo bersiap memenggal kepala Frederick menggunakan pisau yang terpasang di guillotine*.

"Kuharap pelaku sebenarnya kena karma."
Jawab Frederick sambil menatap Ancel dengan kebencian.




~





Pisau dijatuhkan dan memenggal kepala Frederick. Setelah terputus dari badan kepalanya masuk kedalam keranjang. Warga yang menyaksikan itu langsung bersorak-sorai dan Ancel tersenyum puas sedangkan Ranianta meratapi kematian Frederick.

Algojo mengambil kepala tersebut tanpa ragu-ragu. Lalu dia menunjukkan kepala itu kepada sang raja.

"Hancurkan kepala itu beserta tubuhnya. Pastikan tidak ada yang tersisa."
Titah raja

"Baik, Yang mulia."
Jawab algojo dengan patuh

Algojo tadi pergi dari hadapan sang raja.

"Adelio."
Panggil raja kepada putra keduanya

"Ya, ayah."

"Jangan berakhir seperti penghianat itu."

"Baik, saya akan selalu ingat itu, ayah."
Jawab Adelio sambil mengangguk. Dia bertekad agar tidak menjadi 'penghianat' seperti kakaknya.



~


"Ayo kita ke tempat lain, Rani."
Ancel menatap Ranianta dengan ceria. Dia senang akhirnya saingannya mati.

"Ah, tentu."
Ranianta tersadar dari lamunannya dan menjawab dengan sedikit ragu.







~~~

TAMAT






Terima sudah membaca-





















Ranianta : TUNGGU! Masa baru prolog udah tamat thor!?

Author : Lupa:'D

*Guillotine: alat yang digunakan untuk memenggal kepala orang yang sudah melakukan kejahatan yang serius. Gambarannya ada diatas

BERSAMBUNG....

Let's Change the Story!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang