Pria Dari Masa Lalu (2)

568 49 1
                                    

"JUNGWON CEPAT NANTI KAU TERLAMBAT"

"EOMMA DASIKU HILANG"

"ADA DI LACI LEMARIMU, CEPAT KELUAR KAMAR ATAU EOMMA TINGGAL"

"IYA IYAAAA"

Ya, satu lagi hari penuh keributan di rumah minimalis Park Sunghoon. Sebenarnya hal seperti ini tidak sering terjadi kalau saja Jungwon dan Sunghoon sama-sama tidak bangun kesiangan.

"Ini roti isinya, makan di bis saja" seru Sunghoon sembari menyerahlan dua potong roti isi kepada Jungwon.

Ibu satu anak itu sibuk lari kesana kemari lalu menarik tangan anaknya untuk segera berangkat. Dan benar, jika saja mereka terlambat satu menit saja Jungwon sudah bisa di pastikan tidak bisa masuk gerbang sekolahnya.

"Maaf pak, hari ini kami bangun terlambat jadi Jungwon tidak bisa berangkat lebih awal" ujar Sunghoon kepada satpam yang berjaga.

"Oh tidak masalah nyonya, Jungwon belum sampai terlambat" balas si satpam.

"Kalau begitu saya permisi pak. Selamat pagi" serunya lagi srtelah memastilana anak semata wayangnya sudah tidak terlihat dari pandangannya.

Aah.. jika sedang melihat Jungwon masuk ke dalam sekolahnya Sunghoon selalu merasa tak percaya bahwa anaknya itu sekarang sudah besar.   Dulu saat dia seusia Jungwon....

Tidak ! Jangan mengingatnya Park Sunghoon. Jangan pernah mengingatnya lagi

"Hah, mari kembali bekerja Park Sunghoon, demi anakmu yang paling tampan" seru Sunghoon sembari mengepalkan kedua tangannya tanda semangat.

...

"Ya Park Jungwon, ku lihat ibumu semakin hari jadi semakin cantik saja"

"Apa dia melakukan banyak perwatan"

"Apa dia sudah punya pacar ? Kau kan tidak punya ayah yaa"

"Bagaimana kalau aku mencobanya ? Ku rasa dia..."

BRAK

"O waw, ada yang marah rupanya" ujar salah satu senior Jungwon.

Jungwon yang sedari tadi mencoba menikmati makan siangnya akhirnya emosinya terpancing. Sudah bukan hal baru baginya, senior-seniornya itu memang selalu membicarakan ibunya. Katakanlah banyak dari mereka yang memang tertarik dengan kecantikan ibunya yang Jungwon akui memang sangat sangat cantik.

Tapi hei, mereka bahkan masih anak SMP.

"Jaga mulut kalian sunbae" ujar Jungwon dengan penuh penekanan.

"Kenapa ? Tidak terima dengan apa yang kami katakan ? Bukankah benar kalau ibumu itu tidaka memiliki pasangan ? Jadi apa salahnya kalau kami...."

"Ku bilang TUTUP MULUT KALIAN"

Bugh

"Berani kau berteriak padaku Park Jungwon ? Dasar anak jalang, manusia rendahan seperti kalian tidak seharusnya ada di sini"

Bugh

"Aku yakin ibumu pasti sudah sering di pakai dengan pria-pria kaya di luar sana untuk mendapatkan uang"

Bugh

Kali ini Jungwon melawan, setelah sebelumnya ia mendapat dua bogeman mentah di kedua pipinya.

"Jangan menghina ibuku, sialan" maki Jungwon. Dia tidak terima jika ibunya di hina seperti itu.

BRUK

Jungwon di dorong kasar hingga anak itu jatuh ke lantai .

"Siapa yang menghina ? Itu sudah pasti fakta, kalau dia tidak seperti itu pasti sekarang kau akan memiliki ayah. Tapi nyatanya apa ? Kau bahkan tidak punya seseorang yang bisa kau sebut sebagai ayah. Kau anak hasil dari ibumu menjajakan tubuhnya Park Jungwon"

La BeautéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang