17 : Rumah sakit

201 24 0
                                    

Setelah sampai di rumah sakit terdekat, Neve dan Vanya langsung segera ditangani oleh petugas kesehatan yang ada disana. Tamara meminta mereka untuk lebih cepat, dan meminta juga untuk memberikan pelayanan VIP. Alasannya tentu saja karena mereka berdua ini banyak uangnya, memang apa lagi?

Tamara mengarahkan pandangan matanya kebeberapa arah, bertujuan mencari tempat duduk yang kosong, lalu perempuan iu berjalan menuju tempat duduk disana dan menduduki dirinya juga disana.

“Haduhh! Lupa banget gue!” selesai duduk, Tamara menggerutu pada dirinya sendiri, ia lupa untuk melepas jas nya terlebih dahulu saat melompat dari jembatan tadi, yang mengakibatkan ponselnya juga ikut tercebur masuk kedalam sungai

Akhirnya Tamara bangkit lagi daru duduknya, ia menuju Meja Receptionist agar dirinya bisa meminjam telpone disana. Menekan angka yang Tamara ingat, adalah nomor kantornya. Lalu perempuan itu melirik jam yang tergantung disana, masih jam kerja dan ia berharap Heru akan mengangkatnya.

“Ah! Akhirnya! Heru! Ya ampun akhirnya lo angkat juga! Lo bisa tolongin gue ga? Lo tinggal aja kerjaan lo, terus langsung kesini—“ setelah beberapa kali gagal terus menerus, Tamara bisa bernafas lega. Ia memberitahukan rekannya itu untuk datang ke lokasi jembatan dan mengambil mobilnya yang masih tertinggal disana, Heru dapat mengemudikannya karena Tamara masih meninggalkan kuncinya disana

Heru yang dikenal Tamara adalah laki laki yang patuh, maka tanpa basa basi Heru langsung melaksanakan perintah dari Tamara.

Sesampainya Heru disana, laki laki itu dikejutkan dengan sapaan seorang laki laki padanya. Laki laki itu mengaku pada Heru bahwa ia juga mengenal Tamara dan Neve. laki laki itu lalu mengenalkan dirinya sebagai Riko, Riko tidak sendirian, dia membawa laki laki lain dengan kondisi wajahnya sudah sangat buruk.

Tak pikir panjang, lantas Heru langsung setuju saat Riko bilang ia akan mengikuti Heru dari belakang, karena Riko juga ingin mengetahui kondisi Neve dan Vanya.

Mereka semua telah berkumpul di rumah sakit saat ini, di sebelah kanan terdapat Tamara dan Heru yang sedang menahan serta mengawasi Chandra. Ternyata identitas laki laki yang wajahnya sudah bonyok itu adalah Chandra. Ya, Riko berhasil menangkap Chandra dan memukulinya sedikit.

“Permisi, mas itu lukanya mau diobatin dulu?” salah satu suster yang melewati mereka berhenti di depan mereka, menawarkan untuk mengobati luka memar yang ada di wajah Chandra

Ketika Heru ingin berbicara untuk menerima tawaran dari suster itu, Tamara langsung menyela “Oh ga usah makasih. Nanti biar saya aja yang ngobatin sus” jawab Tamara dengan senyuman yang menyeringai

‘Yakali mau diobatin. Biarin aja dia nahan sakit sampe mampus’ sedangkan didalam hatinya Tamara berujar demikian

Lalu di sebelah kiri, terdapat Riko yang sibuk menghubungi Bu Lia, tentu memberitahu nya bahwa anaknya sedang dirawat di rumah sakit.

“Iyah bu. Tapi ibu ga usah khawatir. Disini kan udah ada Riko...” sahut Riko pada Bu Lia

“Iya Riko, makasih ya. Ini ibu langsung kesana” Bu Lia terdengar buru buru

“Tapi ibu hati hati ya kesininya. Bilangin ke Pak Agus buat pelan pelan nyetirnya” Riko sekali lagi mengingatkan, alisnya yang menyatu karena khawatir itu jelas terlihat, ia tidak mau ada yang terluka lagi

“Oh iya, Riko”

“Iya bu, kenapa?”

“Kamu udah kasih tau Neve kan? kalo Vanya lagi di rumah sakit?” pertanyaan dari Bu Lia itu membuat Riko terdiam, bagaimana laki laki itu menjelaskan bahwa Neve juga ikut berbaring di rumah sakit

𝗗𝗼𝗻'𝘁 𝗯𝗲 𝗘𝘅𝗽𝗲𝗰𝘁𝗲𝗱: Intrik Romansa (Season 2) GxGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang