Bab 5 - Samar

24 7 1
                                        

Hai semuanya.. :)
Sebelum baca cerita karya Mymin alangkah baiknya kalau follow Mymin dulu yuk..

Selamat membaca semuanya.. :)

:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:

BRUUKK!!!

Hyunjin dan Nami pun terkejut seketika. Jantung mereka hampir merosot karena ternyata tangkai ayunan yang mereka duduki patah akibat sudah usang. Alhasil mereka pun terduduk di lantai. Sesaat mereka masih terdiam saking kagetnya. Raut ketegangan masih tersirat pada wajah mereka bahkan tangan Hyunjin pun masih pada tengkuk Nami.

Beberapa saat mereka saling pandang tanpa ekspresi, Hyunjin mulai terkekeh dan kemudian disusul dengan gelak tawa Nami. Mereka pun menertawakan kekonyolan yang terjadi saat ini. Momen romantis yang sebentar lagi terwujud harus berganti dengan komedi yang tidak terduga. Saat Nami tertawa sembari menundukkan kepalanya karena malu, ia justru melihat sesuatu yang membuatnya semakin malu.

“Ahh!! Hyunjin maaf tetapi celanamu sobek,” seru Nami sembari membuang netranya ke arah yang berlawanan.

“A-aku ti-tidak melihat apapun sungguh,” imbuhnya.

Hyunjin segera menundukkan kepalanya untuk memastikan. Dan benar saja celana dengan bahan kain tersebut sudah sobek lumayan lebar di bagian tengah sampai paha. Hyunjin merapatkan kedua kakinya guna menutupin sobek tersebut namun tetap saja setiap dia bergerak akan semakin terlihat.

“Ma-maafkan aku, Nami,” ucapnya menahan malu.

“Tidak apa-apa. Aku coba carikan celanaku yang berukuran besar dahulu.”

Nami bergegas bangkit dari duduknya dan menelusup masuk ke dalam kamarnya. Di depan lemari baju ia pun merosot ke lantai, jantungnya berdegup kencang. Nami tertegun sejenak mengingat peristiwa yang hampir saja terjadi dan menjadi pengalaman pertamanya. Namun sekejap kemudian ia menggeleng-gelengkan kepalanya dan memukul sendiri kedua pipinya.

“Sadar, Nami. Apa yang kau pikirkan?” Monolognya.

Kemudian ia bangkit berdiri dan mulai mencari celana untuk Hyunjin pakai. Sedangkan di luar Hyunjin sedang mengutuki dirinya sendiri saking malunya. Sudah dibuat malu oleh ayunan karena tidak jadi ciuman sekarang karena jatuh dari ayunan pula dia malu sebab celananya sobek. Hyunjin menatap tajam ayunan yang membawa tragedi tersebut.

“Aku membencimu,” ucapnya kepada ayunan yang rusak tersebut.

Tidak lama kemudian Nami keluar dengan celana training berwarna abu-abu gelap.

“Ini pakailah. Semoga cukup untukmu,” ucap Nami sembari memberikan celananya kepada Hyunjin.

“Masuklah untuk ganti celanamu,” imbuhnya.

Hyunjin mengangguk dan menuruti Nami untuk masuk ke dalam kamar Nami untuk ganti celana. Nami duduk di kursi di sebelah ayunan dengan sekaleng minuman soda di tangannya.

“Gara-gara kau ... Aku tidak jadi mendapatkan ciuman pertamaku,” gerutu Nami sembari menatap ayunan yang sudah patah tersebut.

Mungkin saja jika ayunan itu memiliki perasaan ia akan menangis karena sudah disalahkan oleh dua sejoli ini karena sudah menggagalkan momen romantis keduanya. Tidak lama kemudian Hyunjin keluar dengan celana yang ia dapat dari Nami. Nami pun menoleh setelah mendengar pintu kamarnya tertutup. Namun begitu melihat Hyunjin memakai celananya ia pun terkekeh pasalnya celana tersebut menjadi pendek dan hanya sampai setengah betis Hyunjin saja.

“Ah, maaf aku tertawa. Tetapi itu sangat panjang ketika aku pakai,” ucap Nami masih terkekeh.

“Jangan membuatku malu lagi. Sudah dua kali aku malu malam ini,” jawab Hyunjin yang kini sudah duduk di sebelah Nami.

SILENT LOVE ( HIATUS )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang