Byun Baekhyun itu sangat manja.
Menjadi putra bungsu salah satu pebisnis ternama di negaranya membuat anak itu terlahir dengan menggenggam sendok emas di tangannya, kehidupan bergelimang harta dan kasih sayang bukan lagi sebuah pertanyaan. Segala keinginannya dapat terpenuhi tanpa usaha yang besar, semudah jentikan jemari lentiknya; telepon Butler Choi, ucapkan keinginanmu, lalu esoknya, boom! Benda itu sudah pasti akan tertata rapi di kamarnya. Ajaib bukan?
Seluruh anggota keluarga menyayanginya, semua orang memanjakannya, selalu menuruti semua keinginannya karena mereka semua terlalu lemah jika dihadapkan dengan puppy eyes andalannya.
Namun, semua keuntungan dan privilege yang ia terima tentu akan datang dengan kekurangannya sendiri. Tidak ada yang sempurna di dunia ini, Baekhyun tahu, dan merasakan. Sejujurnya, ia sudah muak.
"Papa! Sudah cukup, hentikan semua ini, aku lelah!"
Papanya melirik sekilas, lantas memilih untuk mengabaikan Baekhyun yang kini tengah menghentakkan kedua kakinya kesal.
"Papa!!!"
"Baekhyun, Papa sedang bekerja."
Baekhyun memilih untuk mendudukkan dirinya di sofa yang berada di tengah ruangan. Bibirnya mengerucut lucu, "Makanya, tidak usah saja ya? Papa tidak lupa kan, kalau bodyguard yang terakhir hampir saja melecehkanku?"
Papanya menghela nafas panjang, "Yang ini berbeda."
"Apanya berbeda? Semuanya sama saja," balasnya jengkel. "Lagipula aku ini sudah besar, untuk apa pakai bodyguard segala?"
"Kau pikir Papa tidak tahu apa saja yang kau lakukan di luar sana?" Ucapnya sembari memijat dahinya. "Your behavior is bound to get you into trouble, Baekhyun. Berterimakasihlah karena Papa hanya memberimu bodyguard, bukan menyita semua kartumu."
"Papa selalu saja begitu, aku ini masih muda, apa salahnya menikmati hidup sedikit saja?" Wajah sedih yang dibuat-buat itu ia tunjukkan.
Helaan nafas yang kesekian kembali terdengar dari CEO Byun. Ingin marah dan memaki, namun tak tega. Pria itu memang sangat menyayangi anak bungsunya, sayangnya, buah dari kasih dan cinta berlebihan yang ia tunjukkan pada Baekhyun kini berbalik menggigitnya dalam bentuk seorang pemuda 21 tahun yang susah diatur dan luar biasa manja.
"Dia akan datang sebentar lagi," ia memilih untuk mengabaikan Baekhyun. "Selain bodyguard, dia juga akan mengajarimu proper etiquette. Kau sebentar lagi akan lulus kuliah, lalu mengikuti kakakmu menjalankan bisnis keluarga kita, kau akan membutuhkan pengetahuan itu."
Baekhyun memalingkan wajahnya, terlampau geram dan lelah hanya untuk memprotes apalah-itu yang papanya katakan. Ia tak mendengarkan, juga tidak sedikit pun peduli.
"─Namanya Park Chanyeol. Baekhyun, apa kau mendengar Papa?" Byun Kyungho mendesis, mulai kesal pada tingkah laku Baekhyun yang tampak acuh pada perkataannya.
Saat anak itu menoleh dengan bibir yang semakin dimajukan, ia kembali melanjutkan, "Dia bertemu dengan Papa di club kolektor sepeda motor, kami berteman baik. Sebenarnya dia sudah akan pensiun, hanya saja Papa bersikeras membujuknya hingga ia bersedia. Hormati dia dan jangan menimbulkan masalah, mengerti?"
Pensiun? Imajinasinya membawa Baekhyun kepada sosok pria tua beruban yang mungkin sudah cukup umur untuk menjadi kakeknya.
"Papa tidak salah? Orang seperti itu yang ada akan encok duluan sebelum melindungiku," tawanya mencemooh. "Nanti kalau dia lupa pada wajahku bagaimana? Dia mungkin juga akan salah mengenaliku di keramaian, Papa yakin penglihatannya baik-baik saja?"
Byun Kyungho menaikkan sebelah alisnya heran, "Apa maksudmu, Baekhyun?"
"Dia terlalu tua, Papa."
"Semakin dewasanya seseorang justru mengartikan bahwa keterampilan dan pengalamannya sudah tidak dapat diragukan, Baekhyun. Lagipula, Chanyeol masih─"
Ketukan dari arah pintu merebut atensi keduanya. Kyungho beranjak dari kursinya, lantas menghampiri arah suara itu dengan senyuman lebar yang terpatri di wajahnya yang sudah sedikit keriput.
"Chanyeol!"
[ 01. ]
KAMU SEDANG MEMBACA
MAYHEM ─ pcy x bbh
FanfictionByun Baekhyun menyukai kebebasan. Namun, apa yang harus ia lakukan jika tembok penghalang terbesarnya adalah seorang Park Chanyeol?