19| Usikan Masa Lepas

365 42 22
                                    

How long I've been missing? T_T

I missed you guys a lot, I really do

***

Bangkok, Maret 2009

JENDELA terbuka lebar dan angin sehangat musim panas di daratan Eropa menyambar kulit wajahnya yang berseri selayaknya buah ceri. Gun menopang dagu dan mengunci segala fokus dari retinanya untuk memandangi sosok bertubuh jangkung di bawah sana yang sedang bermain basket dengan teman-temannya. Kulit seputih salju milik pria itu tampak semakin berkilauan seperti berlian di bawah terik matahari yang seolah berapi-api, sama seperti Gun yang sedang jatuh hati.

"Kau gila?"

Gun melunturkan senyumnya seketika dan menoleh ke sumber suara yang mengacaukan semua skenario yang ia buat di kepala. "Apa, sih?!"

Teman sebangkunya yang berwajah lucu seperti beruang kutub itu ikut melongokkan kepala ke luar jendela, memeriksa apa yang tengah diperhatikan oleh Gun Atthaphan hingga pria berbadan sekecil anak SMP itu senyum-senyum sendiri seperti orang bodoh.

"Lagi-lagi dia." New selaku teman satu-satunya yang Gun miliki berdecih begitu melihat sosok yang tak asing di penglihatannya karena Gun selalu saja menyeretnya untuk melihat sosok itu secara diam-diam.

Senyum Gun kembali mekar. "Lihatlah dia, Milky Bear. Bagaimana bisa dia sesempurna itu?"

New menjauh dari mulut jendela lalu duduk di tempatnya. Ia kemudian mengambil kamus Bahasa Inggris dengan ketebalan beratus-ratus halaman untuk memukul kepala sahabatnya agar tersadar. "Sempurna apanya? Dia tidak lebih dari sekadar sampah!"

"Kau tidak boleh berkata begitu!"

New membuat ekspresi jijik. "Dia adalah seorang perundung yang kejam. Aku tahu otakmu itu kecil, tapi setidaknya pakailah sedikit otakmu itu untuk tidak jatuh cinta pada orang-orang yang rela menjadi pelacur kekuasaan seperti dia," sungut New tajam.

Gun menggebrak meja. Ia tak senang mendengar komentar jahat New tentang pujaan hatinya. "Kau tahu dari mana? Apa kau melihat secara langsung dia merundung seseorang? Dan lagi, apa kau tidak malu menggunakan kata lacur tanpa rasa segan sedikitpun?!"

New terjengit ketika Gun tiba-tiba berdiri dan memukul meja seraya meluncurkan renteten protes karena ia mengatai pujaan hati remaja itu. "Cih, kau membentakku hanya untuk membela pria yang bahkan tidak tahu kau tercipta di dunia ini? Tidak bisa dipercaya!"

Seketika Gun merubah mimik wajahnya dan kembali duduk. "Maafkan aku. Aku tidak bermaksud begitu, tapi kata-katamu terlalu kasar."

"Kalau mulutku tidak kasar kita berdua sudah lama jadi target perundungan."

Gun terdiam. New benar. Sekolah mereka penuh dengan jejalan anak-anak yang terlahir dengan sendok emas di mulut mereka dan anak-anak itu berlomba-lomba ingin saling mendominasi satu sama lain. Siapa yang lemah, maka dialah yang akan dijadikan budak keangkuhan. Gun beruntung karena memiliki New di sisinya. Meski wajahnya sangat menggemaskan, tapi temannya itu sangat galak hingga tidak ada yang berani macam-macam.

"Tapi, tetap saja kita tidak boleh menjelekkan orang lain tanpa bukti. Itu nanti akan menjadi fitnah," cicit Gun.

New memutar bola matanya bosan karena Gun tetap teguh membela sang pujaan hati. "Apa menurutmu aku ini tipe orang yang bermulut besar? Aku berani mengatakan pujaan hatimu itu sampah karena aku melihat kelakuan bejadnya dengan biji mataku sendiri." New melirik Gun yang masih curi-curi pandang ke arah jendela. "Jika kau tidak percaya buktikan saja sendiri," tantangnya.

"Huh? Caranya?"

"Cobalah berinteraksi secara langsung dengannya. Jangan hanya melihatnya dari jauh di belakang punggungku seperti anak ayam yang bersembunyi di bawah sayap induknya."

Harap Tak BersisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang