07. Sebuah DM

25 4 0
                                    

Bismillah....

Hai! Pakabar yang masih betah membaca cerita ini?

Jangan lupa semangat puasanya ya!

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

(Allahumma Sholli 'Ala Sayyidina Muhammad Wa 'Ala Ali Sayyidina Muhammad)

(Allahumma Sholli 'Ala Sayyidina Muhammad Wa 'Ala Ali Sayyidina Muhammad)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••
••

"Bang..." Adhiba duduk disamping Naresh, mengambil bantal sofa dan memangkunya.

"Hm, apa?" sahut laki-laki itu tanpa mengalihkan tatapannya dari laptop yang kini ia pangku sekarang.

Adhiba terlihat menimang-nimang pertanyaannya yang ingin diajukan kepada abangnya, ia sedikit ragu untuk menanyakan sesuatu kepada abangnya sendiri.

Naresh yang kebetulan merasa aneh dengan sikap Adhiba, lantas ia menoleh kesamping menatap adiknya.

"Kenapa?"

Adhiba membenarkan cara duduknya,"bang, kak Geandra beneran kerja di Resto abang?" tanya Adhiba menatap serius wajah Naresh dari samping.

Naresh menyerngit atas pertanyaan Adhiba yang tiba-tiba,"iya, ngapain nanya gitu?" tanyanya balik.

Gadis itu menggeleng.

"Udah berapa lama?"

"Udah setengah tahun keknya dek," jawab Naresh.

Jawaban Naresh membuat Adhiba cengo,"k-kok Dhiba nggak pernah liat saat lagi kesana ya?" tanyanya heran.

Naresh menutup kembali laptopnya saat pekerjaannya telah selesai, ia menyandarkan punggungnya dengan tangan dibelakang kepala.

"Gimana kamu bisa liat, kalau kamu aja dua kali sebulan ke resto Abang!" cibir Naresh,"apa lagi Geandra kerja disana gak sampai duapuluh empat jam dek," lanjutnya seraya melirik Adhiba yang menyengir.

"Tapi kok, kak Geandra kerja sih?" tanya Adhiba penasaran.

Naresh menatap gemas adiknya seraya mengacak kepala Adhiba yang tertutup oleh kain jilbab,"mana Abang tau....Abang bukan stalker yang ngintipin orang setiap hari, Setiap orang punya privasi masing-masing dan ceritanya sendiri. kita nggak bisa terlalu kepo terhadap kehidupan seseorang!" jelas Naresh saraya tersenyum.

Adhiba mengagguk-anggukkan kepalanya sembari menggaruk kepalanya yang terhalang jilbab.

"Kok Abang curiga... Kamu suka sama kariyawan abang?" mata Naresh memicing menatap curiga Adhiba.

Sontak Adhiba membulatkan matanya,"jangan sok tau deh bang! Dhiba Kenal aja gak ya!"

"Udah makan belum dek?" tanya Naresh mengalihkan percakapan.

Gadis Donat [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang