= Yongsan International School. Seoul =Hari ini tepat hari kamis, di mana siswa kelas 2D mendapat jadwal kegiatan outdoor. Semua siswa mengikuti arahan Guru Pria untuk keselamatan mereka akan melakukan outbond ringan di kebun belakang sekolah.
Seseorang yang belum pernah menginjakkan kakinya di sekolah dengan langkah yang sedikit ragu datang ke sekolah, ia ditemani managernya. Managernya ingin mengikuti dari belakang namun Namgil melarang, "Tidak bisa, Hyung harus tetap di sini. Jika aku kedalam dikawal seorang manager maka banyak perhatian kearahku."
Namgil memakai kemeja hitam lengan pendek dan celana hitam panjang dengan sepatu converse, sedikit menyamarkan keartisannya dengan bantuan kacamata. Ia datang untuk menemui Gyu Han atas permintaan Ibu Song.
Wali kelas dari Gyu Han sudah menunggu kehadiran pria ini di ruang kelas 2D, karena ibu song sudah berpesan sebelumnya akan ada pria yang datang, ia adalah teman dekat Gyu Han, dan ia adalah Kim Nam Gil.
Namgil mencari kelas 2D yang berada dilantai 1 gedung Biru, ia tersenyum kepada beberapa siswa yang lalu lalang di lorong sekolah seprtinya ini jam istirahat. Dan akhirnya sampailah kelas tersebut. Kelas ini sudah dikosongkan dari teman-teman lainnya yang mereka melakukan aktivitas di luar kelas.
Namgil mengetuk pintu ruang kelas, di sisi kiri lorong dan di sana sudah ada Guru dari Gyu Han menunggu, "Selamat siang", sapa dari guru
"Siang,.." Namgil menundukkan badannya
Sang guru tahu bahwa pria yang datang adalah Kim Namgil karena ibu Song menjelaskan kemarin, tapi ia tidak menyangka bahwa pria ini akan berada di depannya langsung dengan setelah simple tapi sangat mempesona.
Ia terkesima dengan karisma pria ini se per sekian detik, menurut sang Guru, wajah Namgil sangat gentle khas pria. Memiliki badan tegap tinggi, dan yang terpenting ukuran mukanya sangat kecil seperti sudah identik syarat Pria untuk menjadi artis, adalah harus memiliki tipe ukuran wajah yang kecil.
"Apakah anda adalah guru dari Gyu Han..? perkenalkan saya Namgil, salah satu perwakilan dari Gyu Han yang guru hubungi beberapa hari yang lalu.."
Kalimat Namgil membuat lamunan guru buyar, dan sedikit malu, "Maaf saat itu aku tidak tahu jika yang saya telepon adalah Anda. Bahasaku sedikit keras saat itu."
"Tidakpapa.." Namgil melepas sepatunya dan diarahkan masuk ke dalam ruangan kelas yang ternyata sudah ada Gyu Han di sana.
Namgil mendekati Gyu Han yang masih mewarnai sendiri di sudut kelas, pada jam ini semua teman-temannya sedang mengikuti jam kelas outbond. Namun karena anak ini akan kedatangan tamu, maka Ia tidak ikut kegiatan seperti teman lainnya
"Hallo Gyu Han ..." sengaja seperti surprise
Jujur saat itu Guru tidak tahu apa yang terjadi dibelakang ini semua, Ia tahu jika Gyu Han adalah anak adopsi dari Hye Kyo karena memang dasar Sekolah ini banyak diisi oleh siswa dari kalangan anak pejabat negara hingga pembisnis kaya, dan beberapa artis yang memiliki financial kuat.
Tapi lagi-lagi Ia juga harus menjaga privasi siswanya, dan saat ini Guru mencoba mengidentifikasi perihal masalah anak ini. Tapi hal itu tidak boleh nampak jelas, ia menelaah secara tersirat.
Gyu Han menoleh ke arah Namgil yang berada di belakangnya, tampak terkejut dan membesarkan matanya. Namun ia menahan reaksinya hanya diam lalu melanjutkan gambarnya, seperti sengaja tidak peduli.
Namgil tahu ini adalah reaksi marah dari anak seusianya, "Gyu Han, bagaimana kabarmu?" mencoba duduk disalah satu kursi dan mendekati dari samping
Ia tetap diam dan tidak menoleh kepada Namgil lagi, sangat kecewa dari anak berusia 7 tahun terhadap orang dewasa. Sementara sang guru tetap memantau 3 meter dibelakangnya, sang guru juga mencoba memahami apa yang terjadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
You Are my Destiny (Hye Kyo dan Nam Gil)
Любовные романы"Setelah aku memutuskan menjadi seorang single lagi, maka aku tidak memiliki keinginan untuk membuka hatiku mencintai sosok pria manapun.. Aku bisa mengembangkan sayapku sendiri saat ini, dengan segala kemampuanku. Aku bukanlah perempuan yang akan...