RAHIMKU (2)

1.3K 62 0
                                    

Subuh-subuh sekali Jasmine sudah rapi dengan abaya dan jilbab panjangnya, "Istri Mas kok sudah rapi begini, mau kemana Sayang?" tanya Gus Agam yang baru selesai mengambil wudhu dan berniat untuk melaksanakan salat malam. "Mas, abis salat tahajud kita ke Masjid ya" Jasmine mendongakkan kepalanya sambil memohon kepada Gus Agam. "Ngapain Sayang?, mau salat di Masjid? Iya?" dahi Gus Agam saling bertaut. "Iya Mas, Jasmine ngidam mau salat subuh berjamaah di Masjid, boleh ya Mas ini demi calon anak kita, mungkin saja dia mau jadi Imam Masjid di masa depan" ucap Jasmine mengarang cerita padahal dia bahkan belum tahu jenis kelamin janin yang sedang di kandung.

Gus Agam yang selalu menuruti kemauan Jasmine jika itu demi calon anaknya hanya bisa mengangguk sembari melemparkan senyum tipisnya, "Iya Sayang boleh, tapi sekarang kita salat tahajud dulu ya" ucap Gus Agam sembari mengajak Jasmine untuk melaksanakan salat tahajud. "Oke Mas" Jasmine menjawab dengan semangat, dan bergerak lincah meraih mukena lalu mengenakannya. Sehabis mengenakan mukena Jasmine berdiri diatas sajadah tepat dibelakang Gus Agam yang menjadi Imam salat tahajudnya.

"Ayo Mas" ajak Jasmine dengan semangat setelah menyelesaikan salat tahajud, "Iya Sayang, sebentar ya" Gus Agam membuka lemarin pakaian sembari mengambil sepasang sajadah. "Ini di bawa ya Sayang" Gus Agam menyodorkan sajadah putih pada Jasmine dan langsung diterima dengan senyuman yang merekah.

"Sayang mau salah subuh di Masjid mana?" tanya Gus Agam sebelum keluar dari rumah. "Yang ramai Mas, tapi yang dekat biar kita bisa jalan kaki aja kesana sekalian menikmati udara subuh" pinta Jasmine yang sudah berdiri siap untuk berjalan keluar. "Ya sudah iya kalau begitu ayo kita berangkat Sayang keburu azan" ajak Gus Agam sambil menggandeng tangan Jasmine yang dilapisi mukena.

Gus Agam dan Jasmine berjalan beriringan menelusuri jalan yang diterangi lampu jalan, di sekitar jalan tampak beberapa warga yang memakai mukena dan baju kokoh juga berjalan menuju Masjid, sebagian dari mereka berjalan melewati Gus Agam sambil menyapa dengan hormat. "Mas, banyak juga yang nyapa Mas" Jasmine melirik setiap ada seseorang yang menyapa Gus Agam, karena setiap ada yang berjalan melewati ataupun yang berpapasan pasti selalu menyapa Gus Agam. "Iya Sayang, dulu sebelum menikah saat pulang dari Al-Azhar sekitar beberapa bulan Mas rutin menjadi Imam di Masjid ini" jawab Gus Agam sambil memandang Jasmine yang mendongak menanti jawaban.

Sepasang Suami istri itu kembali melanjutkan langkanya menuju Masjid. Setelah berjalan sekitar 15 menit akhirnya Gus Agam dan Jasmine berdiri di depan sebuah bangunan Allah, "Nah sudah sampai Sayang" ucap Gus Agam saat tiba di depan Masjid yang lumayan megah dengan beberapa orang yang lalu lalang. "Masjid yang ramai tapi dekat ini dia" Gus Agam melempar senyum pada Jasmine. "Iya Mas" Jasmine mengembangkan senyum manisnya sembari melangka masuk dengan antusias, Gus Agam yang melihat respon Jasmine yang bahagia berjalan mengikuti langka Jasmine sambil tersenyum.

"Sayang nanti pulangnya tunggu Mas ya" pesan Gus Agam sebelum Jasmine memasuki bangunan itu di area perempuan, "Iya, iya Mas, sana Mas masuk juga" ucap Jasmine sambil melambaikan tangan pada Gus Agam, sedangkan Gus Agam masih berdiri sampai benar-benar memastikan Jasmine memasuki bangunan.

"Mbak ayu, tadi itu Suami Mbak ya?" tanya seorang Ibu paruh bayah saat Jasmine duduk diantaranya, "Eh iya Bu Suami saya" jawab Jasmine gugup. "Kasep pisan eh, dulunya dia yang selalu jadi Imam disini tapi enggak tahu kenapa tiba-tiba enggak pernah muncul lagi, rupanya ada yang diimamin juga dirumah toh" ucap Ibu lainnya sambil mencoel bahu Jasmine, Jasmine yang mendapat perlakuan itu tidak menjawab apa-apa dan hanya melempar senyum manis.

Akhirnya salah subuh dimulai dengan Imam Gus Agam, semua makmum dengan khusuk melaksanakan salat, lantunan Ar-Rahman yang panjang menjadi candu, tidak bisa dipungkiri selain memiliki wajah yang meneduhkan jiwa, suara Gus Agam juga sanggup menenangkan siapapun yang mendengarkan karena merdu. Meski salat subuh Gus Agam membacakan surah yang panjang itu tidak menjadi masalah bagi para jamaah karena lantunannya malah membuat para makmum betah berlama-lama dalam salat.

Setelah salat subuh berakhir semua saling bersalam-salaman beberapa Ibu-Ibu dengan tidak segannya masih bertamya soal Gus Agam, "Mbak ayu teh Istrinya Gus Agam ya?" tanya seorang Ibu dan diikuti oleh pandangan penasaran Ibu-Ibu yang lain, "Iya Bu, saya Istri Gus Agam" jawab Jasmine singkat sambil menarik tangannya dari genggaman Ibu yang tadinya bermodus ingin bersalaman malah menanyakan tentang Gus Agam.

Dengan senyum titip Jasmine bangkit dan mengambil sajadahnya, langkanya pelan menuju pintu keluar, mata indahnya yang berwarna coklat menjelajah mencari sosok Gus Agam di antara orang-orang yang berkerumunan keluar dari Masjid, Jasmine celingak celinguk tampak kebingungan menoleh ke kiri dan ke kanan terus mencari Suaminya, namun tidak lama sebuah suara yang tidak asing bagi Jasmine terdengar dari pengeras suara Masjid.

"Untuk Humairaku, tunggu Habibi di dekat pintu keluar ya, jangan kemana-mana sebelum Habibi tiba di sana" ucap Gus Agam menggunakan pengeras suara Masjid, sontak seluruh pengunjung Masjid menoleh ke arah seorang wanita yang tadinya terihat celingak celinguk mencari seseorang, beberapa bahkan melempar senyum pada Jasmine seolah-olah berkata bahwa Jasmine memiliki sosok Suami yang sangat romantis dan berani. Jasmine yang menyadari pandangan orang-orang kini hanya bisa berdiri kaku di samping pintu keluar sembari menenggelamkan wajahnya yang merah merona.

"Aduh Mbak Suaminya kok romantis banget, bisa-bisanya pakai mic Masjid buat nyuruh Istrinya biar enggak kemana-mana" seorang Ibu-Ibu yang tadi duduk di samping Jasmine mencoel bahu Jasmine yang berdiri kaku. Jasmine segera mengangkat wajahnya yang merah merona untuk memandang Ibu-Ibu itu. "Jangan malu atuh Mbak, harusnya Mbak senang punya pasangan kayak Gus Agam, dipanggil pakai pengeras suara romantis banget" Ibu itu tersenyum sendiri seperti ikut salah tingkah akan perlakuan Gus Agam pada Jasmine barusan.

Sekitar 5 menit setelah mendengar suara dari pengeras suara Masjid itu sosok Gus Agam akhirnya datang menghampiri Jasmine dengan senyum yang merekah, "Maaf ya kalau sudah nunggu lama Humaira" bisik Gus Agam dari belakang Jasmine. Jasmine segera membalikkan tubuhnya dan memandang sosok Gus Agam, wajah Jasmine masih merah merona saat bertatap wajah dengan Gus Agam. "Istri Mas lagi malu ya" ucap Gus Agam sedikit menjahili Jasmine, "Ah Mas ih malu tahu" sebuah cubitan kecil mendarat di pinggang Gus Agam. "Auh sakit Sayang" keluh Gus Agam sambil mengusap pelan bekas cubitan Jasmine, "Biarin" jawab Jasmine singkat sembari berjalan mendahului Gus Agam untuk meninggalkan Masjid.

"Tunggu Habibi, ya Humaira" panggil Gus Agam yang membuat langka Jasmine semakin cepat karena malu, dia bisa merasakan mata-mata sedang terfokus pada mereka berdua.

"Habibi mencintaimu ya Humaira

Habibi bahkan ingin seluruh Dunia tahu

Bahwa Habibi ini mencintai Humairanya"

-Gus Agam Syarif Husein-

AR-RAHMAN BUKAN UNTUK JASMINE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang