03

29 5 0
                                    

    " apa kamu tidak mau memeluk paman mu ini? " ucap orang berambut hitam itu bertanya seolah-olah marah

    Dome yang mendengar itu langsung memeluk orang di depannya

     " kenapa paman... "

     " kalau kamu mengizinkan paman untuk masuk, paman akan memberitahu mu " ucap orang itu menyela ucap dome, dan dome menyingkirkan membiarkan nya masuk

     Mereka berjalan ke arah meja makan dengan orang berambut hitam itu bertanya beberapa hal , dan dome masih berusaha pulih dari rasa terkejut nya

      Win yang melihat siapa orang itu juga sama seperti putranya merasa terkejut, namun ia langsung berlari memeluk orang berambut hitam itu

    " apa yang kamu lakukan di sini? " tanya win berseru melepaskan pelukannya

     "Tadinya aku berfikir untuk bermalam di hotel dan akan datang besok, tapi untung nya saya berubah fikiran, jadi apa kah aku masih punya waktu untuk merasakan lasagna win yang lezat ? " tanyanya melirik ke arah lasagna yang ada di atas meja

    "Tentu saja " ucap win bersemangat ke arah nani " ayo cuci tangan mu dulu, biar aku siapa kan untuk mu "

     Peria itu tersenyum puas dan langsung melangkah ke arah wastafel untuk mencuci tangan nya

      Kembali ke meja dia tidak bisa menahan tawanya,meskipun win dan dome kini tersenyum ke arahnya namun mereka tetap terlihat masih terkejut

      "Emmm... " gumamnya setelah memasukkan lasagna kedalam mulutnya "ya Tuhan memang , memang sangat lezat masakan mu " puji pria itu

      Ayah dan anak itu tertawa melihat cara menuji makanannya... Dan bukan rahasia lagi nani dan dome memikirkan hal yang sama tentang makanan yang dibuat oleh win , tidak di ragukan lagi rasanya memang sangat lezat dan menggiurkan

     " paman... Paman kamu belum memberi tahu kami " ucap dome menatap ke arah nani "kenapa paman ada disini?, kenapa paman tidak memberitahu nya dulu biar kita bisa menjemput paman di bandara ? "

      " aku ingin memberi kalian kejutan... Namun justru aku yang meresa terkejut " ucap nani tersenyum dan menuji makannya lagi

     "Ngomong ngomong berapa tinggi mu...?, ya tuhan sepertinya baju yang ku bawa kan untuk mu tidak akan muat di badan mu " ucap nani menatap ke arah dome

     Dome tertawa mendengar itu , hatinya di penuhi rasa bahagia, setiap kali pamannya datang

    Mereka bukan keluarga sedarah, tapi hal itu tidak pernah menjadi penghalang bagi mereka untuk memperlakukan satu sama lain seperti itu. Nani telah melewati masa- masa tersulit bagi Win dan putranya, yang ia anggap sebagai anaknya juga. Tidak dapat dipungkiri bahwa Dome tidak akan merasakan cinta yang meluap- luap karena kehadirannya, karena itulah yang dia terima darinya sejak dia masih kecil, tetapi yang terpenting, karena hal itu membuat ayahnya tersenyum, dan karena bebannya tampak lebih ringan ketika dia berada di dekatnya.

"Ketika paman pergi, aku  beru berumur tiga belas tahun, paman sekarang umurku sudah enam belas tahun," katanya, seolah itu sudah jelas

" kamu benar, sekarang kamu sudah menjadi laki-laki dewasa, dan sekarang kamu lah yang harus menjaga ayah mu " ucap nani menatap ke arah dome

Dome tersenyum menegaskan apa yang dia katakan, win berdeham merasa kesal di abaikan oleh mereka berdua
     
" Hai..., kalian melupakan aku " ucap win cemberut dengan bibir di majikan dan tangan yang di si langkanya ke dada

"Apakah seseorang berbicara?, apakah kamu mendengar sesuatu? " ucap nani bercanda bersama keponakannya itu

"Tidak " ucap dome yang ikut permainan sang paman dan pura pura kebingungan

Papa¿, Apa Itu Brightwin?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang