Warning!!
~ 🔞🔞
~ boypussy**
Bukankah itu perkara mudah?
Seokjin terheran-heran menatapnya. Jika Namjoon tak ingin disentuh hari ini, maka Seokjin tak perlu menyentuhnya. Bukankah yang biasanya meraung seperti serigala kelaparan itu justru pria didepannya sekarang?
"Baiklah, sepakat." kata Seokjin menyetujui dengan mudah. Tidak ada ruginya. Ia bisa menghemat pengeluaran taksi hingga seminggu kedepan dengan membiarkan Namjoon menjadi supirnya. Itu tawaran yang cukup bagus.
"Kembalilah tidur kalau begitu." ujar Namjoon memejamkan mata.
Waktu menunjukkan pukul 04.30 pagi ketika Seokjin kembali menarik selimut disamping Namjoon yang sudah terpejam. Ia menoleh kebelakang sebentar untuk memastikan apakah Namjoon tidur atau tidak, kemudian merapatkan selimutnya lagi.
Seingat Seokjin air conditioner sudah berada di suhu paling dingin, sekitar 16 derajat. Mengapa justru tubuhnya terasa panas tiba-tiba?
Panas itu menjalar dari kaki menuju selangkangan, hingga punggung menuju pipi. Dalam waktu singkat Seokjin merasa tubuhnya sama sekali tak nyaman dan membolak-balikkan tubuh berkali-kali. Semakin banyak bergerak dan mencium aroma parfum Namjoon yang samar-samar mengyeruak dari leher, semakin Seokjin merasa tak nyaman.
Oh, bagaimana bisa tubuhnya menjadi sesensitif sekarang? Seokjin merasa bagian intimnya dibawah sana butuh disentuh oleh apapun. Kemudian tanpa menunggu lebih lama Seokjin terpaksa mengulurkan tangan didalam selimut untuk memainkan klitorisnya sendiri guna meredakan gairah.
Ia mengerang gelisah. Tapi buru-buru menutup mulutnya sendiri karena khawatir Namjoon terbangun.
"Ini tidak cukup!" gumam Seokjin mulai panik. Jemarinya sudah basah oleh cairannya sendiri dan ia sekarang malah mengulurkan tangan ke belakang analnya. Seokjin mencoba untuk memuaskan diri dengan memasukkan kedua tangannya didepan dan belakang sekaligus. Menggerakkannya masuk dan keluar hingga terdengar sedikit bebunyian yang membuat Namjoon membuka mata.
"Cukup menyenangkan memuaskan diri sendiri, Jin?" tanyanya kemudian. Seokjin terkesiap dan menyingkap selimut sampai bawah dada.
"Minuman apa yang kamu berikan untukku?"
"Afrosidiak," jawabnya santai, memutar arah tubuh pada Seokjin dan menopang kepala dengan tangan, "itu hukumanmu karena kamu membawa seseorang sampai depan rumah."
Jemari Seokjin terhenti dan seketika ia mengeluarkan seluruh jemari dari dalam tubuhnya. Pria itu mengernyit keheranan.
"Kenapa? Kamu bingung kenapa aku bisa tahu segalanya?"
"Namjoon, aku bisa jelaskan."
"Tentu, aku akan mendengarkan."
Jelas Namjoon bersedia menikmati tontonan hari ini sebab terlalu sayang jika dilewatkan. Ia berpikir harus memberi Seokjin pelajaran agar pria itu jera.
"Aku.. ufhh.. aku pikir kalau membiarkan Jae Hwan mengantarku sampai depan rumah maka.. dia tidak akan mengusikku la..gi kedepannya."
"Logika yang cacat," komentar Namjoon kemudian, "apa kamu tahu kalau kamu baru saja membuka jalan agar dia lebih leluasa mendekatimu kedepannya? Itukah yang kamu inginkan?"
Seokjin buru-buru menggelengkan kepalanya dengan cepat, "tidak! Aku tidak bermaksud seperti itu. Percayalah!"
"Lagipula kamu akan mengulanginya lagi kalau aku tidak ada," Namjoon menyingkap beberapa helai rambut Seokjin yang berantakan didahinya, "dia bilang kalau dia bersedia mengantar-jemputmu kalau dibutuhkan, benar kan? Dia bahkan mengajakmu makan siang bersama lain kali."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jinx (Cursed) | Namjin Version
Fiksi PenggemarKisah mengenai Kim Seokjin yang menggadaikan kebebasannya demi melepas kutukan seorang keturunan selir dimasa lampau. Warning: ~ 🔞🔞 ~ Boypussy