Pawel POV
"Selamat pagi Jeremy (-0-)" Ucapku mengantuk "Kau kenapa?" Tanyanya "Oh? Tidak, kemarin aku begadang:'("
"Begadang? Kau begadang ngapain?"
"Kemarin Jashira merekomendasikan anime, animenya bagus jadi aku mau marathon 1 season dan gak bisa:')"
"Dasar...kalau kau nggak terbiasa begadang, jangan begadang>:( cari penyakit aja-_-"
"Hehe, maaf:D"
"Sudahlah, cepat letakkan tas mu di loker" Perintah Jeremy padaku "Iya-iya:p" sahutku, aku bergegas pergi menuju loker. Jeremy mengikuti dari belakangku, menyapa balik beberapa orang yang ia lewati "Syukurlah tadi kau belum terlambat" ucapnya di sampingku "Memang kenapa?" Tanyaku pada ucapannya "Kalau kau terlambat, kau akan kuberikan kartu peringatan>:)" Ucapnya terkekeh kecil "Huh? Oh iya kau anggota OSIS:')" jawabku tersenyum tipis.Tiba-tiba Jeremy menabrak seorang siswa...kelas 12 mungkin...dia manusia, ia tersungkur ke lantai. Tatapannya menatap tajam ke arah Jeremy, seperti hendak memarahinya "K-kakak tak apa?" Tanya Jeremy gugup seraya mengulurkan tangan "Tidak!" Ucapnya jengkel seraya bangun tanpa meraih tangan Jeremy "S-saya minta maaf atas keteledoran saya...saya-" Ucapannya terpotong oleh sang kakak kelas
"Heh?! Kau harusnya lebih hati-hati lagi?! Perhatikan jalanmu br*ngs*k?!" Bentaknya pada Jeremy "S-saya..." Tak pernah aku melihat Jeremy menjadi sangat gugup "Huh! Pawel! Beritahu temanmu ini untuk lebih hati-hati!" Ucapnya padaku "Dia mengenalku? Aku bahkan tak kenal dia" pikirku "I-iya, maaf" ucapku canggung "Beritahu aku dia siapa Pawel! Bagaimana bisa aku gak mengenali bocah ini?" Ucapnya keheranan, padahal jelas-jelas ia tadi melototi Jeremy, kenapa bisa ia sampai tidak kenal? "D-dia Jeremy, Jeremy Gellbrecht, teman sekelas saya..." Jawabku takut, mungkin Jeremy akan dilaporkan kepada kakaknya dengan hal yang bukan ia lakukan? Kakaknya semua kelas 12?! "T-tunggu, apa?" Tanyanya sedikit pucat "G-Gellbrecht katamu?" Lanjutnya dengan nada bicara yang ketakutan "T-tunggu Jeremy! Kakak minta maaf telah memarahi mu ya! Jangan adukan aku pada ayahmu ya!" Ucapnya meminta pada Jeremy dengan wajah pucat pasi "N-nein, s-saya yang harusnya meminta maaf..."
"T-tidak! Itu salahku karena tadi tidak memperhatikan jalan. A-aku duluan ya" ucapnya seraya berlari meninggalkan kami "Kau gak apa?" Tanyaku pada Jeremy "J-ja..." Ucapnya dengan wajah tidak enak "Siapa dia?" Tanyaku sambil menarik tangan Jeremy ke arah lokerku "Namanya Andrew Terrence Willson, ia lebih sering dipanggil Kak Terry, dan-"
"Sudah-sudah! Aku cuma ingin tahu namanya! Bukan riwayat hidupnya! Lebih baik kita ke kantin dan beli minuman untukmu:D" ucapku menyarankan (Setelah memotongnya bicara-_-) Kami berjalan ke arah kantin dan melihat beberapa siswa sedang berkumpul, mengobrol, atau mungkin hanya menyendiri saja sambil mendengarkan lagu kesukaannya.Kami mengambil sebuah meja di dekat jendela dan aku membelikannya minuman "Tadi kenapa dia terlihat ketakutan?" Tanyaku seraya menatap Jeremy "Aku belum memberitahumu ya...tapi jangan kaget ya!" Ucapnya mengingatkan "Baiklah:)" singkat ku
"Uuuh...bagaimana ya memberitahumu?...soalnya..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Everpeace Academy [Old]
FantasyCountryHuman, dipercaya sebagai "Guardian Angel" dari suatu negara, yang sekarang di incar FBI untuk menjadi senjata berjalan Amerika Serikat. Apakah mereka masih ada? Ya, mereka berpusat di Everpeace Academy, London, dan hendak mencari cara untuk...