H A P P Y
R E A D I N G"Cinta yang indah itu adalah cinta yang didalamnya tidak ada pertemuan, namun saling mendoakan."
-Rana Aqila Humaira°✧˖🎀 ✧˖°
Aqila mulai menjalani hari-hari nya seperti biasa seperti kemarin, namun hari ini berbeda. Semenjak Aqila menolak Athar dipantai kemarin membuat mereka berdua asing.
Bahkan ketika mereka bertemu mereka hanya saling melirik tak ada sapaan seperti biasa. Apa yang terjadi dengan Athar? mengapa dia berubah? bukankah Athar berjanji akan selalu menjadi teman baik?
"Beda banget ya sekarang kak Athar sama kita" ucap Rachel sambil mengunyah makanannya.
Aqila menatap meja kantin yang biasa sering Athar duduki dengan tatapan kosong. Dia merasa kalau dirinya bersalah.
"Gue salah ya nolak kakel gue?" tanya Aqila.
"Lo gak salah Aqila, tapi satu yang harus lo tau, Athar udah lama suka sama lo. Dia tipe orang yang susah buat jatuh cinta, sekalinya jatuh cinta malah dapet jatuh nya doang tapi cinta nya engga" ucap Raniya panjang lebar.
"Nah bener tuh apa kata nia."
"Terus gue harus gimana?terima perasaannya?sedangkan gue suka nya sama Alzam."
"Bjrrlah sulit" ucap Rachel mulai frustasi dengan hubungan segitiga mereka.
"Jaga attitude hel, kita masih disekolah belum pulang" bisik Raniya.
"Tau tuh Rachel giliran masuk ruang bk aja mampus lo."
"Iya iya maaf gak sengaja, keceplosan."
Mereka pun melamun dengan pikiran masing-masing, dengan menatap meja guru yang kosong.
"Guys kalian tau tidak?" teriak seorang perempuan dengan mulut cemprengnya, dia adalah Abel, Abel dikenal dikelas karna dia sering sekali memberikan infomasi-informasi tentang apapun itu, juga dia adalah murid cukup heboh namun ada yang lebih heboh lagi, yaitu Rachel.
"Ada apa Bel?" Rachel mulai mendekat ke samping Abel agar ia tidak ketinggalan informasi.
"Lo tau kak Athar kan?kakak kelas kita" katanya.
Aqila yang mendengar nama Athar langsung menatap cerita Abel dengan serius.
"Kak Athar kenapa woy?" tanya Rachel.
"Dia jadian sama kak Aca, potek hatiku mas."
"Lebay" teriak seisi kelas.
"Serius yang barusan dibilang Abel?dia semudah itukah lupain aku?" ucap Aqila didalam hati, dia masih tak menyangka dengan apa yang diucapkan Abel barusan.
"Wajar sih, orang kak Aca cantik, pinter, baik, paket komplit deh pokoknya" ucap salah satu temen sekelas Aqila.
"Bener banget lagi" Aqila hanya bisa tertawa dengan hubungan mereka kemarin.
°✧˖🎀 ✧˖°
Aqila mulai berbaring dikasur tempat tidurnya, ia menatap atap dengan tatapan yang kosong, hari ini cukup melelahkan.
"Kabar Alzam sekarang gimana ya?" ntah mengapa bayangan Alzam selalu ada disaat dirinya sedang terpuruk.
"Aku harap kamu disana baik-baik saja Zam, kamu memang bukan cinta pertamaku, tapi kamu adalah orang pertama yang kuperkenalkan kepada keluargaku."
Hampir saja Aqila terlelap dalam tidur, tiba-tiba bundanya teriak untuk segera bersiap-siap karna akan melaksanakan shalat isya berjamaah.
"Eh iya bun, ini aku ngambil wudhu dulu" ucapnya dan segera bangun dari tempat tidur untuk mengambil wudhu terlebih dahulu.
Sesampainya Aqila di Masjid Pondok Pesantren Al-Tahfiz, dirinya tidak langsung memasuki Masjid melainkan mencari sendal seseorang.
"Nyariin apa Aqila?" tanya neneknya.
"Eh nyai, hehe anu..."
"Sendal kamu hilang?"
"Bukan nyai, tapi..." tiba-tiba ucapannya terpotong karna salah satu Santriwati memanggilnya.
"Punten nyai, neng, saya mau kasih tau itu tamu nya sudah dateng" ucapnya sambil menunduk.
"Oh iya ceu, sana Aqila masuk nyai mau temuin tamu nya dulu bentar" ucapnya kemudian pergi.
"Ayok masuk" kata Aqila.
"Monggo neng, mihela wae" jawab Santriwati itu.
"Yasudah saya duluan ya."
Santriwati itu hanya menunduk sopan, karna yang sedang berhadapan dengannya adalah cucu kesayangannya kiyai.
"Alzam kok gak ada disini?dia kemana ya?" ucapnya sembari mencari tempat yang masih kosong.
"Ini malam pertama ramadhan Zam, kamu gak ada disini?"
Ternyata ucapannya barusan di dengar oleh Santriwati dibelakang Aqila dan dia juga bertanya "Neng lagi cari Ustadz Alzam?"
"Eh- enggaa kok" ucap Aqila gugup.
"Ustadz Alzam lagi gak disini neng."
"Kamu tau?"
"Kebetulan saya sepupunya Zaid, jadi tadi Zaid bilang sama saya neng, katanya Alzam lagi ada kesibukan dipondok satunya lagi."
"Kok dia gak bilang sama saya ya?"
"Mungkin kelupaan neng" ujarnya sopan.
"Eh iya lupa, kan aku bukan siapa-siapanya" ucap Aqila dalam hati.
Aqila hanya menangguk dan tersenyum tipis, kemudian shalat taraweh pertama dimulai dan Aqila tidak ingin memikirkan Alzam dia hanya ingin fokus pada shalatnya.
°✧˖🎀 ✧˖°
Suara imam teraweh malam ini membuat hati Aqila merasa tenang. Lantunan ayat suci Al-Qur'an yang dibacakan oleh imam tersebut sangat merdu hingga sampai-sampai ia ingin tertidur dalam shalatnya.
Usai shalat taraweh sudah selesai Aqila menyatakan sesuatu pada neneknya "Nyai tadi siapa yang imam?" tanyanya.
"Gus Azka."
"Siapa gus Azka?"
Ucapan Aqila tak didengar oleh neneknya, karna banyak santriwati yang berdatangan untuk salim dan mendapatkan barokah.
"Ah udah lah kabur aja" ucapnya kemudian pergi keluar menuju ndalem.
Namun tiba-tiba, Aqila tidak sengaja menabrak seorang pemuda "Kalo jalan liat-liat dong."
"Lah bukannya kamu ya yang gak liat?"
"Apasi, orang aku jalan liat nya pake mata" ucap Aqila dengan sinis.
Kemudian pemuda itu pun pergi dari hadapan Aqila "Siapa si cowo itu?so cuek banget, dia gatau aku siapa?"
"Tapi kok aku pas liat dia aku jadi kangen Alzam sih? aneh banget."
°✧˖🎀 ✧˖°
Haloo... aku kembali lagi nii
Btw janlup ya vote ya, makaciww><Follow IG:@Syaaacaaa0_
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Abadi
Teen Fiction--- Apakah kita bisa bersama selama nya? Bagaimana jika kita ditakdirkan untuk tidak bersama selama nya melainkan bersama untuk sementara? Alzam adalah laki-laki yang sulit untuk jatuh cinta kepada seorang perempuan dan Aqila adalah perempuan perta...