Satu

28 1 0
                                    

Hay, kembali dengan cerita baru @annsfra04 lagi.

Ketemu cerita ini dari mana?

....

Warning 21++ tolong hindari untuk anak dibawah umur!!

....

"Prilaku itu muncul dengan sendirinya sehingga tanpa disadari memperlakukan ia layaknya seperti anak kecil, tapi kata orang, jika orang itu tepat untuk kita dan kita mencintainya maka kita akan memperlakukan ia layaknya anak kecil. Bukan begitu?"

....


Cres! Cres! Cres!

"Maju lo maju! Mati lo matii!" Tangannya dengan lincah bergerak diatas layar yang menampilkan sebuah permainan yang terkenal di khalayak anak muda.

"Mas! Mas!"

"Apa, yang? Bentar belum selesai ini." Matanya fokus pada permainan dengan kedua ibu jari yang semakin lincah bergerak diatas layar ponselnya.

"Aku ambil hapenya terus hapus permainannya, ya?! Mau gitu? Main sampai lupa makan! Aku tinggalin kamu suruh makan tapi ini kenapa makannya gak kamu sentuh?! Yah! Tidur diluar yaa?!" Nada mengancam sudah keluar. Bukan semata mata ancaman. Daluka Raisa menatap berang pada suaminya yang sedang bermain game itu. Suaminya itu kalau sudah main lupa apa apa. Lupa juga pada rasa laparnya. Padahal tadi minta makan.

"Jangan gitu dong yanggg.. iya, aku udah mainnya." Bumi, Arsen Bumi Bagas Permana. Menyudahi permainannya. Tentunya dengan berat hati. Ia hampir memang, permainannya sebentar lagi rampung. Tapi mau bagaimana? Kanjeng ratu sudah hampir mengeluarkan tanduknya.

Bumi berjalan pada meja makan. Menyengir disana saat tatapan istrinya masih meradang.  "Sorry babe..." Bumi memeluk Luka lembut. Mengusap punggung istrinya lembut. "Beli apa di warungnya sayang?" Tanyanya. Duduk di meja makan dan menyantap makanan yang sudah istrinya siapkan tadi. Sudah tidak panas. Salah ia sendiri sih.

"Terigu. Aku mau buat kue."

"Kue apa?"

"Nastar."

"Sekalian bolu boleh? Aku kepengen sayang. Bolu buatan kamukan enak."

"Hmm." Luka berdehem. Baiklah, dirinya akan membuat nastar juga bolu untuk suaminya.

Luka menyimpan bahan bahan. "Mau diganti gak nasinya sama yang panas?"

"Gak usah sayang, ini juga enak kok. Tapi... pengen di suapin!" Bumi menyengir dan mengeluarkan peppy eyes nya. Luka menghembuskan napasnya. Duduk di samping Bumi dan mengambil alih piring makanannya. Bumi menggeser kursinya lebih dekat dengan sang istri. Dengan telaten Luka menyuapi Bumi. Bumi dengan senang hati membuka lebar mulutnya. Semyumnya terus mengembang. Bumi mendekat memeluk Luka.

"Masakan kamu selalu enak sayang, terimakasih." Bumi mencium kedua pipi Luka. Tanda terimakasih Bumi yaitu sebuah kecupan atau ciuman. Dan Luka senang mendapatkannya.

"Kembali kasih, mas."

....

"Aahhh......"

"Ssttttt... ahh sayang.. lebih cepat plis.... ah!" Bumi menggelinjang dengan mata merem melek. Mulutnya terbuka sedikit dan ringisan nikmat terus keluar, bertubi tubi. Tangannya mencengkram erat pinggang Luka. Membantu istrinya untuk bergerak di atasnya.

Mulut Luka terbuka. Bola matanya putih mendongak keatas. Keringat sudah membasahi seluruh tubuhnya. Malam yang dingin itu berubah menjadi malam yang panas penuh gairah. "Mas aku... ahhh...."

BUMIDALUKA [Kebahagiaan Dalam Mimpi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang