Empat

9 1 0
                                    

"Akan aku usahakan semuanya untukmu, termasuk restu penuh keluargaku atas mu. Aku berjanji."
Arsen Bumi Bagas Permana

......

Layla Kanaya. Perempuan yang lulusan sarjana fasion and Desainer. Sahabat dari Luka. Saat ini Layla mempunyai butik yang cukup besar dan terkenal. Dari ketiganya Layla yang paling fasionable. Layla juga terkadang merangkak menjadi model.

Zahra adakah seorang pegawai dari perusahaan terkemuka, Permana Company, perusahaan dibawah naungan keluarga Bumi. Sebagai sekretaris direktur yang tak lain direkturnya adalah saudara dari Bumi adik dari ayah Bumi. Zahra lulusan sarjana Ekonomi dan Bisnis.

Zahra tidak memiliki usaha sendiri. Ia hanya menjual jasanya pada perusahaan tempatnya bekerja. Zahra sudah dua tahun bekerja di perusahaan itu. Dan di sana ia bisa mencapai karirnya, mengasah kemampuannya dan menggunakan dengan baik keahliannya.

Layla melamun dengan gambar yang belum ia selesaikan. Matanya memandang keluar pada halaman butiknya. Pikirannya menerawang jauh. Kejadian semalam terlintas kembali. Layla mengusap telapak tangannya yang semalam bersalaman dengan Bumi. Lelaki yang disuakainya.

Sudah tiga tahun lebih Layla menaruh rasa pada Bumi. Bumi adalah kakak tingkatkan saat berkuliah. Sebelum Luka, Laylalah yang terlebih dahulu mengenal Bumi. Mengingat itu membuat Layla mengepalkan tangannya.

"Kalau aja gue gak kenal anak kabupaten itu semuanya gak bakal kaya gini!" Layla menyesali perbuatannya.

....

"Hallo, sayang, sore kamu siap siap ya."

"Ada acara, mas?"

"Gak ada. Omah jatuh sakit, mas dapet kabar barusan dari mamah. Pulang mas kerja kita berangkat kerumah Oma. Kamu gak ada acarakan sore ini? Kita pulang malem."

"Ada sih mas acara, tapi gapapa biar aku batalkan aja. Jenguk Oma kamu lebih penting."

"Yaudah sayang, makasih ya udah mentingin Oma aku. Aku sayang sama kamu."

"Oma aku juga kan mas sekarang?"

"Ahahaha, iya sayang, Oma kamu juga. Oma kita. Buyut anak kita nanti."

"Sekitaran jam berapa mas kamu jemput? Biar aku bisa siap siap jadi gak terlambat."

"Jam tiga aku otw dari kantor. Paling. Berangkat kerumah Oma jam 4 sayang."

"Okeeee siap!"

"Aku tutup ya, sayang? Jangan terlalu kelelahan aktivitasnya. Jaga kesehatan kamu."

"Kamu juga mas,"

"Aku tutup sayang. Love you."

"Love you too, mas."

Tut!

Luka menyimpan ponselnya di atas meja. Mengetuk kelima jarinya dimeja kerjanya itu. Matanya melihat jam pada tangannya. 12.52, sebentar lagi jam 1 siang. Luka buru buru menelepon tangan kanannya di Galeri Daluka.

"Hallo Bu... ada yang bisa saya bantu?" Sqpa luna sopan diseberangan sana.

"Luna, kamu sedang dimana?"

"Saya sedang mengawasi dinding yang mau di renovasi, Bu. Saya sedang mengarahkan tukang-nya seperti yang ibu pengen."

"Luna saya boleh minta tolong? Tolong batalkan janji temu saya dengan perusahaan barang antik yang mau bekerja sama dengan kita. Saya ada urusan mendadak. Residu ulang jadwalnya." Ucap luka to the point.

BUMIDALUKA [Kebahagiaan Dalam Mimpi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang