Chapter 13

3.7K 487 496
                                    

The No. 89
Rule Of A Lady

Just because someone invites you to drama, doesn't mean you have to RSVP

Erica memandangi jari manisnya yang tidak dilingkari cincin pernikahan. Dirinya baru sadar tidak mengenakannya saat sudah di mobil. Sebab ketika hendak membuka laci perhiasan, gerakannya tertahan celotehan Kai yang ngambek papanya sudah tidak ada lagi sejak pagi. Padahal kemarin sudah pulang terlalu larut malam. Seperti anaknya, Erica juga heran kemana suaminya pergi, bahkan entah sejak kapan bangun dari ranjang anak mereka setelah tahu-tahu pulang dan bergabung bersama mereka sudah memakai piyama. Erica memberinya tatapan tajam, tapi Ren langsung memejamkan mata. Tidak ada konfrontasi, tidak ada penjelasan.

Hanya ucapan. "Bonne nuit, de beaux rêves."

Ok.

Erica knows her husband is acting weird if he's starting to use French. But, what's gotten on him?

"Maaf, saya terus-terusan mengganggu hari libur Anda," Penuturan Jerryan Hardikusuma yang Erica temui di kantor yayasannya Sabtu pagi menarik kesadarannya. Erica mengangkat pandangan.

Hari ini mengenakan blouse chiffon berkerah olive lengan pendek dengan obi belt dari bajunya dengan warna yang sama di ujung pinggang, palazo pants warna cream membungkus kakinya yang beralas ankle strap heels putih. Erica membiarkan rambutnya tergerai dengan styling sederhana. Tersenyum sopan. "Tidak masalah. Saya diberitahu, Anda sedang menyesuaikan jadwal karena peralihan fokus bisnis di Jakarta setelah lama di Shanghai."

"Ya..." Senyum pria itu ramah."Para direksi ingin saya mengambil alih pekerjaan di Jakarta untuk project ini." balasnya. Mereka duduk di meja rapat kantor Erica dengan Erica di kepala meja, Jerryan di sisi kanannya, Ayana yang turut serta di sisi kirinya.

"Dan sepertinya akan memakan cukup waktu." Jerryan tersenyum runut. "Oleh karenanya, setelah melihat-lihat Jakarta setelah sekian lama di Shanghai. Lalu menemukan yayasan Anda, saya tertarik untuk ikut serta di dalamnya." Jerryan menatap Erica dalam. "Jika diperkenankan. Saya ingin mengisi waktu di Jakarta dengan kegiatan positif untuk sebuah komunitas. Di samping terus-terusan menggeluti pekerjaan tidak ada habisnya."

Erica mendengarkan seksama.

Lantas saat dirasa Jerryan telah selesai bicara, Erica membalas."Oma saya mengenal baik Darris Hardikusuma. Senin malam kemarin beliau turut hadir pada acara makan malam yang oma saya rutin selenggarakan."

"One of my uncles."

Mereka bertukar senyum.

"Baik. Biar saya jelaskan sedikit sebelum kami ajak Anda berkeliling melihat-lihat." Erica meminta izin setelahnya. Mac di hadapannya menampilkan materi. Print out diberikan pada Jerryan, tersedia juga untuk Erica dan Ayana. Erica tidak menjelaskan dengan proyektor sebab mereka hanya berdua, ketambahan asprinya yang mencatat hal penting.

"Sebelumnya, yayasan ini bukan public charity," Erica memberi tatapan pada kliennya. "Heavenshine merupakan private family foundation yang saya dirikan dan masih berikatan dengan foundation keluarga besar saya, Natadisastra Foundation. Oleh karena itu, board member yayasan ini juga berasal dari keluarga saya." Jerryan mengangguk tipis sambil membaca materi pada print out.

Nouveau DépartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang