Permintaan

244 8 0
                                    

Terima kasih banyak yang sudah bersedia memberikan vote dan komen pada part sebelumnya.











Kita lanjut bacanya. Oke:)










Happy reading

•••

"Kenapa kamu dobrak pintunya!" marah Satria saat tiba-tiba pintu kamar mandinya di dobrak oleh Septia dan pintunya hampir mengenai dirinya.

"Orangnya kamu gak keluar-keluar," balas Septia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal karena sudah membuat Satria marah.

Satria tidak membalas lagi ucapan Septia. Ia melanjutkan acara memakai baju yang susah itu.

Septia yang melihat sahabatnya kesulitan dalam memakai baju, mendekati Satria dan membantunya memakaikan.

"Sini. Aku aja," tawar Septia membuka kembali baju yang sudah terpasang setengah di tubuh Satria.

"Kamu pakainya salah, Satria!" geram Septia saat melihat baju yang sudah terpasang di tubuh sang sahabat terbalik. Pantas saja sahabatnya itu mengadu kesulitan dalam memakai baju.

Satria hanya menjawabnya dengan cengengesan saja. Karena ia baru sadar kalau baju yang ia pakai itu terbalik.

Setelah selesai memakai baju Satria, Septia menarik tangan Satria untuk keluar kamar mandi. Lalu Septia mendudukkan Satria di kasur dengan ia mengambil sisir.

"Nah, 'kan ganteng," ucap Septia saat sudah selesai menyisir rambut Satria dan terbukti. Setelah ia berjuang sekuat tenaga untuk merapikan tatanan rambut Satria, sahabatnya itu semakin terlihat imut di mata siapapun itu. Tapi ia tidak akan ngomong kalau sahabatnya itu imut. Kenapa? Karena Satria bakalan marah kalau Septia bilang dirinya imut. Hanya yang memiliki hubungan darah dengannya saja yang bilang Satria imut. Tidak untuk sahabatnya, Septia.

"Ayo Septia. Kita jalan-jalan," ajak Satria yang sudah tidak sabar untu jalan-jalan sama sahabatnya itu.

Septia menganggukkan kepalanya dan menggandeng tangan Satria untu ke depan. Saat tiba di ruang keluarga, mereka melihat seluruh keluarga besar Satria sedang kumpul di sana.

Mereka pikir seluruh anggota keluarga Brahmananda masih pada tidur. Eh, ini malah udah pada kumpul. Secepat itu kah mereka? Atau Satria aja yang kelamaan dalam membersihkan dirinya?

"Kalian mau ke mana?" tanya Marcel saat melihat sang anak sudah rapi dengan pakaiannya sedang bersama sahabat Satria.

Satria tidak menjawab pertanyaan dari Marcel. Melainkan mendudukkan dirinya di pangkuan sang daddy. Sedangkan Septia, dirinya duduk di bawah, di samping Septio.

"Kalian mau ke mana?" tanya Septio Firdaus Brahmananda  salah satu sepupu Satria anak dari Michael dan Shabina. Dia duduk di dekat kaki papinya sedang memainkan handphone miliknya.

Septio bekerja di salah satu bandara sebagai pilot.

"Mau jalan-jalan." bukan Septia yang menjawab melainkan Satria.

Seluruh anggota keluarganya langsung mengalihkan pandangannya ke berlian mereka setelah mendengar jawaban dari mulut mungil Satria.

"Gak!" bantah Marcel. Dirinya tidak memberikan izin sang anak pergi untuk hari ini.

"Kenapa gak boleh?" tanya Satria dengan mata yang tiba-tiba berkaca-kaca.

"Baby semalam udah pergi. Jadi untuk hari ini, kami gak izinkan kamu pergi," jelas Alvianto.

Satria memajukan bibirnya beberapa inchi setelah mendengar penjelasan dari sang abang.

Namun secara tiba-tiba, wajah Satria berubah seketika yang membuat Septia mengerutkan dahinya. Satria susah mempersiapkan permintaan ini jikalau semua anggota keluarganya tidak mengijinkannya pergi bersama sahabatnya Septia.

Si Bungsu Punya Istri (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang