Jangan lupa supportnya! Vote dan komentar. Kasih saran serta kritik juga boleh.
Maaf kalau ada typo-nya 🙇♀️
Happy Reading~
••••
Pintu utama terbuka lebar setelah Mada memencet bel yang ada di samping pintu. Seorang wanita menyapa kedatangan mereka dengan senyuman.
“Welcome my home!” sorak Mada penuh semangat.
Saguna dan Andreas tersenyum saja melihat tingkah Mada.
“Silakan masuk, Pak, Gun!” Kasih sedikit bergeser untuk memberikan jalan bagi ayah dan anak itu.
“Terima kasih, Bu.” Andreas mengangguk disertai senyuman.
Mada membiarkan semua orang untuk masuk terlebih dahulu dan dirinya menyusul sembari menutup pintu.
Andreas memerhatikan sekeliling rumah. Maklum ini kali pertama pria pengusaha ikan itu mengunjungi rumah Mada. Rumah itu sejuk dengan cat berwarna putih dan sedikit kombinasi hijau. Ada beberapa tanaman imitasi yang berhasil membuat suasana setiap ruang makin adem dipandang.
“Jangan sungkan-sungkan! Anggap saja rumah sendiri ya, Pak, Gun!”
“Iya, Tante. Masih udah izinin Guna sama Ayah tinggal sementara di sini,” ujar Saguna.
“Tante malah seneng. Rumah ini jadi lebih ramai dan Mada juga ada temennya,” balas Kasih yang diangguki juga sama anaknya.
“Bener, kata Mama. Lo sama Om Andreas nggak perlu terima kasih terus,” tambah Mada.
“Tetep harus. Gue nggak enak sama lo dan Tante Kasih yang udah kasih tumpangan. Kalau nggak pasti kami menginap di hotel.”
“Sudah-sudah!” Kasih memberhentikan perdebatan kecil kedua remaja laki-laki itu. Ia menunjuk sebuah kamar yang tidak jauh dari ruangan itu, “itu kamar Guna sama Pak Andre. Kalian bisa istirahat dulu. Saya mau meneruskan memasak untuk makan siang.” Wanita itu tersenyum pada ayah dan anak itu bergantian.
“Biar Mada anter Om, Gun!” tawar Mada dengan semangat.
Kasih mengusap punggung anaknya, “Iya, sana kamu tunjukkan ke Guna dan ayahnya.”
“Ayo, Om, Gu!” Mada mengibaskan tangan, lalu melangkah lebih dulu dengan diikuti Saguna dan Andreas di belakangnya.
Kasih kembali masuk ke dapur. Dua jam berlalu dan masakan buatan Kasih telah terhidang di atas meja. Ibu dengan anak tunggal itu berjalan ke dekat pintu ke arah taman belakang. Saguna dan Mada sedang duduk santai di gazebo.
“Mada, Gun! Ayo makan dulu, Nak!” panggil Kasih dengan suara super lembutnya.
Kedua cowok itu segera bangkit dan berlari masuk ke dalam rumah. Saguna lantas duduk di depan meja makan. Namun, Mada yang teringat sesuatu segera melangkah pergi.
“Mada panggilin Om Andreas dulu, Ma.”
“Iya, Nak. Ajak Om Andre buat makan sama-sama.”
Akhirnya semua berkumpul. Mereka makan dengan nikmat. Sesekali terdengar juga pujian dari ketiga laki-laki itu tentang masakan Kasih. Hal ini membuat Kasih tersipu malu.
“Maaf, Bu. Kalau boleh tau Bu Kasih ini kerja apa?” tanya Andreas membuka percakapan di tengah suasana makan siang.
“Dari Papanya Mada masih hidup saya sudah ada usaha toko kue, Pak. Semenjak Papanya Mada sudah tiada toko itu lebih saya seriusin untuk melanjutkan hidup kami,” jelas Kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senyum dari Saguna
Novela Juvenil"Kalau keinginan terbesar lo apa?" "Gue cuma mau membuat semua orang yang gue sayang selalu tersenyum. Jadi alasan untuk mereka bahagia. Gue rasa itu hal paling membahagiakan di dunia." ... Hanya kisah seorang pemuda yang berusaha meninggalkan kena...