Bab 26

9 2 0
                                    

Hening sejenak menyelimuti kami. Aku dan Aerol kini berdiam diri di dalam toilet wanita. Makhluk ini nampak tidak ragu.

"Hei, aku tahu kau ini sekarang sedang menjadi wanita. Tapi kau ini kan dewa! Laki-laki! Kau tak boleh ada disini," ucapku kemudian saat Aerol tengah merapikan penampilannya.

"Hmm? Tapi saat ini aku wanita. Dan ini toilet wanita. Jadi suka-suka aku, dong!" ucapnya sambil berkaca.

Aku yang tak bisa berkata-kata memilih untuk keluar daripada aku harus membersihkan diri dihadapan dewa sekalipun.

"E-eh?! Kau mau kemana? Bersihkanlah tubuhmu itu," ujar Aerol sesaat aku hendak meninggalkan toilet.

"Aku mau pulang saja. Daripada aku harus membersihkan tubuhku disini bersamamu. Kau itu laki-laki"

Aero pun menyerah," Baiklah Baiklah aku akan keluar. Sebaiknya kau bersihkan tubuhmu dengan bersih"

Aerol pun pergi meninggalkan aku. Walaupun dia berwujud wanita Aku tidak percaya dengan dia sama sekali.  Maksudku, dia kan Dewa dia bisa merubah wujud menjadi siapa saja.

Setelah aku membersihkan tubuhku, aku pergi keluar toilet. Aerol menunggu di depan dengan wujud aslinya yaitu laki-laki berparas tampan memakai baju serba hitam dan juga kacamata bacanya.

Aku terkejut bagaimana jika ada seseorang yang melihatnya pasti mereka akan menanyai aerol bermacam-macam.

"Aerol, apa yang kau lakukan di sini? Bagaimana kalau ada yang melihat?"

"Apa? Kenapa? Aku hanya duduk di sini dan tidak ada seorangpun yang melihatku. Lagi pun Jika ada yang melihatku, mereka akan melihatku seperti sosok siswi, Jadi mereka akan melihatku biasa saja."

Aku menaikkan sebelah alisku, menolak percaya. Lalu aku melihat seorang siswa berjalan ke arah kami.

"Hei, maaf mengganggumu. Apa kau melihat pria disebelah sini?" tanyaku pada siswa tersebut dengan tanganku yang mengarah pada Aerol.

Siswa itu terdiam sejenak, "Apa maksudmu? Dia wanita."

"Kau yakin?" tanyaku lagi. Siswa itu mengangguk. Ia pun lalu pergi setelah aku tak percaya apa yang dia katakan.

Aerol terkekeh, "Benar, kan? Mereka pasti melihatku sebagai seorang wanita. Walau kau melihat wujudku sebenarnya, mereka akan tetap melihatku sama."

Aku terdiam dengan sedikit takjub.

"Sudahlah, aku mau pulang," ujarku.

"Sudah mau pulang? Kau tidak ingin membalaskan apa yang teman-temanmu tadi lakukan?"

Seketika, aku yang hendak pergi pun terhenti lalu menoleh ke belakang.

Aerol berdiri dan menyimpan kedua tangannya di saku celana.

"Aku tahu kau ingin membalasnya, kan?  Bahkan bukan cuma itu saja, tapi seluruh perlakuan mereka terhadapmu. Itu ambisimu mendiami tubuh itu, kan?"

Ucapan Aerol sama sekali tidak meleset. Sekilas, tawaran Aerol cukup menggiurkan. Apalagi dia bisa merubah wujudnya menjadi siapapun. Tapi, aku harus tetap merundingkannya dengan Mark. Karena ini termasuk rencananya juga.

"Kita akan bahas lagi saat Mark ada disini," ucapku yang langsung menepis tawarannya tersebut.

"Avael? Avael tak akan bisa kembali untuk sementara. Dia ada urusan penting dengan Ayah. Avael bilang padaku untuk menggantikan posisinya mengingat waktumu tak panjang."

Kali ini aku sungguh tak akan percaya, Mark hanya bilang ia akan pergi tapi ia tak bilang untuk berapa lama. Dan dia tak bilang padaku jika Aerol akan menggantikan dirinya.

Suddenly I've Become My MasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang