Hanya Figuran yang Mengagumimu Dalam Diam

Chap 16: 'Jeongin' yang Mengagumi Dalam Diam

Semua hal yang kamu lakukan akan membawa konsekuensi, apalagi kamu mengulang waktu yang berlaku lurus. Kamu bengkokkan sebuah garis lurus tentu membawa pengaruh pada banyak hal. Termasuk dalam ingatan tiap orang yang terlibat—ingatan Jeongin, ingatan Hyunjin terutama yang paling berdampak dari apa yang Seungmin lakukan.

Malam itu, Seungmin yang sudah menuntaskan pendidikan sihirnya tak sanggup hati melihat Jeongin menangis. Tangisannya terasa sangat menyayat, pedih, dan mengiris hati Seungmin yang menyayanginya sepenuh hati. Malam itu, Jeongin menangisi dirinya yang mencintai Hyunjin sedalam samudra. Ia menyesali pilihan hati yang meletakkan perasaan suci itu kepada Hyunjin. Laki-laki yang seumur-umur tidak akan pernah melihat Jeongin. Walaupun Jeongin adalah mantan tunangan yang dicintainya—Hyunjin sangat sakit hati atas tindakan keluarga Duke Nares yang sembrono dengan memutus hubungan Jeongin dan Hyunjin.

Malam itu, Seungmin melakukan hal gila dengan memantrai semua kehidupan agar bisa mengulang waktu. Jeongin dibawanya sebagai media beserta buku harian penuh kesakitannya. Buku berisi betapa mencintanya Jeongin pada sang pangeran Corti. Bersama mantra dari Seungmin yang beterbangan rendah, malam itu Seungmin lihat senyum manis Jeongin dan air mata terakhir sahabatnya sebelum waktu terulang, sebelum waktu menjadi rancu. Sebelum dunia mereka bertabrakan dengan dunia manhwa yang tengah digarap orang dunia lain yang mana dunia itu juga menabrak dunia nyata dimana Jeongin adalah seorang mahasiswa seni music semester 1.

Katakanlah Jeongin merusak dunia manhwa yang tengah author-nim garap, walau nyatanya tidak. Diapun juga terjebak akibat patahan waktu dan ruang yang menariknya kedalam dunia baru ini. Kisah terselubung author-nim menjadi nyata. Jeongin di dunia nyatapun ikut tertarik karena sedang membaca cerita sang author-nim.

Tindakan Seungmin menciptakan kerusakan bagi dunia mereka. Dunia ini menjadi black hole yang menarik semua Jeongin yang ada dalam semesta. Memadankan khayalan sang author pada sosok Jeongin yang tidak pernah muncul dalam cerita dan Jeongin mahasiswa seni music menjadikannya satu dalam 'Yang Jeongin' di dunia ini.

Menjadikan tiga Jeongin menjadi satu badan.

<><><>

Flashback, apa saja yang dilakukan Hyunjin hingga Jeongin menangis malam itu.

Jeongin memang sakit-sakitan saat masih kecil, dia sangat dimanja dan disayang oleh keluarganya karena kondisinya yang mengkhawatirkan. Walaupun begitu, Jeongin Yang adalah sosok yang ceria dengan muka pucat. Namun seiring berjalannya waktu Jeongin menunjukkan perbaikan. Saat itu sedang gencar-gencarnya perjodohan untuk menguatkan kedudukan keluarga, Duke Nares mendapatkan mandat dari sang Raja untuk menjodohkan putra keduanya dengan sang pangeran dari kerajaan Corti. Dari sanalah Hyunjin yang baru berusia 6 tahun bertemu Jeongin yang akan berusia 5 tahun bertemu.

Keduanya sering bermain bersama layaknya sahabat ditambah Seungmin sebagai teman main mereka. Sayangnya kebahagian itu hanya sementara karena kondisi Jeongin yang kembali drop entah apa sebabnya. Puncaknya adalah saat laki-laki itu berusia 5 tahun akhir, dia didiagnosis paru-paru basah yang membuat Jeongin harus diam di kamar tanpa boleh ditemui siapapun. Bahkan Hyunjin dan Seungmin tidak bisa bertemu sesuka hati dengan teman mereka itu.

Suatu hari yang cerah dimana seharusnya Hyunjin bermain bersama Seungmin, ia mendapatkan kabar bahwa pihak Nares membatalkan perjodohan yang telah disetujui kedua belah pihak dengan alasan sakit Jeongin. Hyunjin langsung bergegas menuju Nares untuk mengunjungi Jeongin. Walaupun sekali lagi dia ditolak untuk bertemu dengan Jeongin dia tetap bersikeras. Hingga akhirnya dia menemukan sebuah jalan pintas bertemu dengan Jeongin di ranjang sakitnya. Sayangnya bukan senyuman yang didapatnya dari Jeongin, laki-laki berusia 7 tahun itu malah mendapat bentakan dari si kecil Jeongin. Jeongin berteriak bahwa Hyunjin harus menjauh darinya, teriakan itu melukai hati seorang anak berusia 7 tahun. Hyunjin pun kembali dengan perasaan sedih dan bertekad akan selalu menjauh dari Jeongin. Hyunjin yang pergi tidak pernah melihat betapa sedih dan sakitnya Jeongin yang harus mengusir Hyunjin.